Sweet Scars |Rindu-Jingga|

[28] Curiga

Lo masih bisa senyum, padahal Lo lagi hancur.

-Rindu-

Intinya Jorok itu indah.

-Junaris-

🍭🍭🍭

Aku hampir kesiangan jika bukan alarm ponsel yang membangunkan ku.

Aku terpelonjat. "Gila!"

Aku melihat jam di ponsel, waktu menunjukkan pukul 06.05

dengan segera aku menyambar handuk putihku dan langsung masuk ke bilik mandi.

Sekarang aku berada di halte bus, sudah sepuluh menit tak ada satupun angkutan umum yang lewat. "Sial banget sih gue, hufft!" Ucapku mengehela nafas kasar.

Aku melirik arloji yang berada di tangan kiri ku. Tak lama ada sebuah motor mengklakson membuatku sedikit terkejut.

"Rin, bareng gue aja."

"Gak usah, gue nunggu bus aja."

"Cih, jaman nunggu." Ucapannya membuatku memutar mata malas.

Rafhel terus mendesak ku dan yah akhirnya aku berangkat bareng cowok itu. Tak lama motor Rafhel memasuki area parkir sekolah.

Aku mengernyit bingung. "Biasanya Lo bareng Jingga, bocah kentang itu kemana?" Ucapku sembari melepas helm begitu pun Rafhel.

Aku menangkap gerak-gerik Rafhel yang mencurigakan. "Gue ke kelas dulu ya, Bye Rindu!" Ucapnya berlalu pergi.

Aku mencak-mencak sebal di tempat. "Ada apa sih sama hari ini!" Ucapku setengah berteriak.

Aku berjalan lemah menuju ke dalam kelas. Kepalaku tertunduk lemah, aku mulai menaruh curiga pada Jingga.

"ih, jun jorok banget sih!"

Junaris dengan santainya memancing dalam hidungnya di bangku ku.

"mwehehe, Jorok itu Indah!" Ucapnya menjejalkan Upilnya kepadaku.

"Shit! awas Lo jun!" Aku memberikan tatapan maut ke Junaris dan pada saat yang bersamaan guru sosiologi masuk.

"Hey!"

Semua murid menatap Pak adi dan menyanyikan Lagu tayo!

Crazy tayo right?

HARI ITU KAMU KEMANA JINGGA, AKU MULAI CURIGA PADAMU.

KAMU PASTI MENYEMBUNYIKAN SESUATU.

DAN AKU MENYESALINYA, TAK MENCARI TAHU MENGENAI MU.

🍭🍭🍭