Alice dan Jungkook akhirnya pergi membeli minuman yang ingin Alice beli. Keduanya menjadi diam karena kini keadaan mereka sudah berbeda. Jungkook mulai terpengaruh dengan ucapan Jimin sementara Alice penasaran dengan perkataan Haru. Keduanya membantah kenyataan itu karena mereka merasa ucapan-ucapan itu tidak sejalan dengan kenyataan yang ada. Alice tidak bisa percaya jika salah dari anggota BTS menyimpan rasa untuknya, "aku rasa itu hanya omong kosong."
"Hey, Jungkook!" Alice kembali menjadi dirinya.
"Ya?" sahut Jungkook.
"Aku punya satu pertanyaan untukmu," sahut Alice.
"Hmm...apa itu?" tanya Jungkook.
"Apa kamu percaya dengan ramalan?" Alice bingung menjelaskan. "Maksudku...," Jungkook sepertinya mengerti ucapan Alice.
"...ramalan itu seperti fakta dan omong kosong. Beberapa dari mereka terkadang benar-benar mengatakan apa yang dia ingin katakan tapi terkadang mereka hanya bicara omong kosong. Apa kamu percaya?" Jungkook balik bertanya.
"Entahlah karena aku juga bingung...bagiku ini seperti nyata dan mimpi. Aku seperti pernah mengalami ini," sahut Alice.
Jungkook juga berpikir keras, keduanya melewati sebuah pohon yang pernah menjadi tempat pertemuan mereka. Ingatan masa lalu Jungkook belum kembali, apa yang terjadi padanya. Dia masih menerka ingatan apa yang sering muncul dalam pikirannya. Akhirnya mereka tiba di tempat minuman yang Alice maksud. Jungkook menunggu di depan café itu sementara Alice memesan minumannya.
Alice duduk dan tak lama kemudian, dia menerima sebuah pesan dari seseorang. "Lihat seberapa peduli kamu dengannya," dia bingung siapa yang dimaksud pesan itu. Alice keluar dari café itu dan Jungkook datang menghampirinya. Kata-kata pesan itu terus terngiang dalam pikiran Alice. Dari arah belakang Alice dan Jungkook, ada sebuah sepeda motor yang terlihat mengebut, "lihat seberapa peduli kamu dengannya." Alice mengerti.
"Nara?" sahut batinnya.
Mata Alice mulai beralih pada Jungkook, dia terdiam, bingung apa yang harus dia lakukan. Jarak motor itu semakin dekat, Alice tidak punya pilihan selain menarik lengan Jungkook dan menyelamatkannya. Jungkook masih fokus dengan ponselnya. Alice menghela napasnya, "hampir saja." Jungkook belum menyadari bahwa Alice baru saja menyelamatinya dari orang yang akan melukainya.
Keduanya kembali pulang, di pertengahan jalan, kaki Alice mulai terasa lelah. Dia menghentikan langkahnya. "Kenapa?" tanya Jungkook. Alice menggelengkan kepalanya, "jalan saja. Aku sedang mengingat sesuatu," dia berbohong. "Apa kamu melupakan sesuatu?" tanya Jungkook. "Sepertinya," kata Alice. Jungkook dan Alice berdiam diri cukup lama di tempat itu hingga Jungkook menyadari sesuatu.
"Naiklah ke punggungku," pinta Jungkook.
"Apa maksudmu?" sahut Alice.
"Cepat naik saja," Jungkook memaksa.
Jungkook menggendong Alice di punggungnya karena dia tahu kaki Alice mulai terasa sakit lagi. "Apa kamu tahu sesuatu?" tanya Alice. "Kakimu sakit lagi, kan?" kata Jungkook. "Kakiku baik-baik saja," kata Alice. "Tidak usah berbohong padaku," kata Jungkook. Keduanya pun kembali terdiam dan hanyut dalam keheningan suasana yang semakin gelap.
Alice kembali menemui Haru, "kenapa lama?" tanya Haru. "Tempatnya jauh. Minuman ini enak! Cobalah," kata Alice. Haru pun mencobanya, seketika Alice melihat Haru tersenyum, "enak, kan?" tanyanya. Haru memberikan jempol pada Alice. Haru teringat sesuatu. Dia pun langsung mengajak Alice pergi ke suatu ruangan. Di depan ruangan itu, Haru berbisik pada Alice, "aku melihatnya datang barusan. Aku akan mengajakmu menemuinya." Alice bingung.
YOU ARE READING
Love, Hope, Smile #3
FanfictionThe 3rd series of December is Coming. When the December is coming talked almost about dreamland with dreamy act, and the Do you believe in magic talked about dreamland with reality act. Then, the last series will talk about their reality story. More...