Alice, Jungkook, Nara

4 0 0
                                    

Malam itu berlalu, hari berjalan seperti biasa hingga suatu hari usai BTS menyelesaikan syuting musik video terbaru, mereka datang ke Gedung Bighit untuk sebuah pertemuan. Hari ini adalah tepat empat hari sebelum BTS berangkat ke suatu negara untuk liburan sekaligus syuting program acara mereka. Dan kebetulan, tim Ray dan yang lainnya sedang sibuk mempersiapkan persiapan konser BTS. Haru dan Alice juga berniat akan menyelesaikan tugas mereka hari ini karena itulah usai mereka rapat mereka tetap diam di ruangan itu untuk melanjutkan tugas mereka.

Sore menjelang malam, Alice dan Haru masih ada di ruangan itu. "Apa ini bagus?" sahut Haru. "Coba hapus bagian ini," sahut Alice. Keduanya asyik sendiri hingga tanpa ia sadari seseorang datang masuk ke ruangan mereka. "Oh!" Haru melihat orang itu dengan cukup terkejut. Alice menoleh dan melihat musuhnya datang, "oh?" sahut batinnya. Keduanya sempat heran karena bagaimana bisa Nara datang ke gedung Bighit. "Apa Jungkook mengajaknya kesini?" bisik Haru pada Alice. "Entahlah," Alice benar-benar tidak peduli. Dia terlihat acuh dengan kehadiran Nara.

"Alice...aku akan coba cari di ruangan Nick. Aku rasa kertas itu tertinggal disana." Haru pergi untuk mencari kertas yang mereka butuhkan.

"Oke."

Kini yang tertinggal hanya Alice dan Nara, "hey!" Nara membuka suaranya. "Bagaimana harimu?" tanya Nara pada Alice. Sayangnya Alice mengacuhkan pertanyaan Nara karena dia masih fokus dengan apa yang sedang dia kerjakan. Nara keluar dari ruangan itu dan kembali dengan membawa sebuah minuman kopi kesukaannya. Ponsel Alice berdering, Ray memanggil Alice untuk urusan konser. Kini Nara hanya seorang diri karena Haru masih belum kembali. Kemudian, Nara berjalan mendekati meja yang Alice dan Haru tempati. Dia penasaran apa yang sedang Alice kerjakan. "Aku pikir ini tugas yang mereka bicarakan sejak tadi. Apa ini penting untuk mereka?" sahut batin Nara.

Entah apa yang Nara pikirkan dan rencanakan. Dia secara sengaja menumpahkan minuman kopi miliknya ke kertas yang Alice dan Haru kerjakan. Kertas itu basah dan warna hitam menutupi gambar yang sudah Alice dan Nara buat. Belum puas, Nara menumpahkannya sekali lagi dan secara bersamaan Alice datang membuka pintu. Dia terkejut melihat Nara menumpahkan minumannya pada tugas miliknya dan Haru.

"HEY!" Alice tak segan-segan meneriaki Nara.

Alice berlari ke mejanya dan langsung mengambil kertas itu, sayangnya kertas itu sudah basah dan beberapa bagian sudah tidak bisa terlihat. Alice benar-benar kesal dan marah pada Nara.

"Hey! Apa kamu sengaja?!" sahut Alice pada Nara. Haru kemudian datang. Dia terkejut melihat kertas yang Alice pegang. Nara terkejut karena Haru datang begitu cepat.

"Nara...! Kamu...sengaja, kan?" sahut Alice memojokkan Nara.

"Alice?!" Haru terkejut, dia pun mendekati Alice. Dia melihat gambarnya hilang karena kopi.

"Woah!" seru Alice.

"Gila!"

"Aku tidak percaya ini," dia menggelengkan kepalanya.

Kini di dalam dirinya hanya ada amarah yang ingin sekali ia keluarkan. "Gini caramu bermain licik! Begini caramu hidup?" ungkapnya.

"Kamu belum puas melempar telur-telur itu padaku, hah? Katakan! Bicaralah!" Alice benar-benar tak bisa menahan emosinya. Sementara Haru terkejut mendengar ucapan Alice. Nara masih berdiam diri, belum membela diri karena dia bingung tiba-tiba Haru datang. Tak lama kemudian, Nick datang bersama beberapa teman Haru.

"Bicaralah!" Alice masih memojokkan Nara.

"Hanya karena cinta, kamu bisa selicik ini? Apa kamu buta karena cinta? Hah?!" Alice benar-benar ingin mempermalukan Nara.

Love, Hope, Smile #3Where stories live. Discover now