The Beginning

1K 124 3
                                    

Jimin takut. Itulah yang dirasakannya. Tubuhnya bergetar hebat dan mengeluarkan keringat disekujur tubuhnya. Disudut ruangan kamar sana, dia sudah bisa melihat kekasihnya sedang duduk tertunduk. Bodohnya dia telah menyakiti laki-laki sebaik dan semenggemaskan Jungkook hanya demi cinta pertama yang tidak seberapa. Tapi bagaimanapun Hopie memanglah alasan dia menerima Jungkook. Walau sifat keduanya berbeda tapi ada sisi dimana keduanya sama, perhatian dan tindakan keduanya.

Sekali lagi, Jimin menoleh kebelakang, dimana Yoongi berdiri disana bersama seorang pemuda dengan ceruk dalam di kedua pipinya. Jimin baru mengenalnya tadi saat hendak pulang ke Seoul. Sosok yang ia tahu mencintai Yoongi dengan sepenuh hatinya. Bohong jika Jimin tidak melihat ketulusan itu walau pemuda itu sedikit ragu. Memang ada keraguan dalam suaranya tapi bukan keraguan mengenai perasaannya, tapi ragu bahwa dia akan memerangi keluarganya sendiri. Pemuda itu sudah siap untuk mempertahankan sang kakak yang disayangi Jimin.

"masuklah, jelaskan semuanya. Aku akan ke kamarku dengan Namjoon. Semangat!" ujar Yoongi lalu menggandeng Namjoon menuju kamarnya dilantai empat meninggalkan Jimin yang masih memandang kamarnya

"semangat Jimin-ah, kau pasti bisa. Aku akan mendukungmu" tambah Namjoon dengan suara lirihnya sambil mengikuti Yoongi

Perlahan, Jimin masuk kedalam kamarnya. Tampak berantakan. Seperti biasa setiap kali Jimin tidak ada didekatnya. Jungkook seperti tidak bisa hidup tanpa Jimin. Jungkook adalah pemberantakkan barang sedangkan Jimin adalah pembersih. Jika Jungkook sering melupakan sesuatu yang baru saja dipakainya, maka Jimin adalah pengingat, bahkan dia masih mengingat cinta pertamanya, pertemuan mereka hingga sekarang. Jika Jungkook adalah pemuda penuh ambisius dengan kesukaannya, maka Jimin adalah pemuda bimbang yang tidak tahu harus melakukan apa. Mereka membutuhkan satu sama lain.

"Kookie"panggil Jimin lirih sambil menundukkan wajahnya, takut bertatapan dengan kekasihnya, Jeon Jungkook

Jungkook yang sedang melamun menoleh dan secepat kilat berdiri menghampiri sosok itu. sudah dua minggu dia tidak bertemu Jimin, rasanya dia merindukan sosok itu. ditambah lagi, dua minggu mampu membuat pipi tembem Jimin menjadi setirus ini. oh tidak, Jungkook benci ketika Jimin berada dalam masalah dan melupakan makan makanan manusia yang mampu membuatnya terlihat seperti kue mochi. Jungkook jauh menyukai Jimin yang ceria dengan pipi tembemnya. Jungkook rindu pipi itu untuk ia ciumi.

"hyung...kau sudah pulang? Apakah ada yang luka? Apakah ada yang sakit? Katakan padaku dimana yang sakit hyung. apa kau baik-baik saja? Kenapa kau kurus sekali seperti ini, lihat, tidak ada mochimu lagi" ujar Jungkook terlihat sangat antusias, bahkan dia membolak-balikkan tubuh Jimin mencari luka yang mungkin tidak dilihat matanya

"Kookie...mianhae" lirih Jimin lalu berhambur memeluk kekasihnya, "maafkan aku yang tidak pernah membalas cintamu selama ini. maafkan aku karena aku egois dengan perasaanmu. Maafkan aku karena aku sudah menyakiti perasaanmu. Maafkan aku karena mempermainkan ketulusanmu. Maafkan aku....maafkan aku karena tidak bisa mencintaimu seperti yang kamu harapkan" tambahnya lagi sambil menangis, sungguh dia menyesal telah menyia-nyiakan perasaan yang Jungkook miliki untuknya

"hyung...."

"Kookie, jangan tinggalkan aku. Aku minta maaf karena tidak bisa membalas cintamu tapi biarkan aku belajar mencintaimu. Aku minta maaf karena aku masih menyimpannya selama ini, bahkan saat berhubungan denganmu. Dia cinta pertamaku, aku menemukannya bahkan sebelum bertemu denganmu. Aku....aku menyukai bagaimana dia menari dengan indah bersama panah dan juga pedang itu. aku...."

"hyung, hey....apakah aku mengatakan sesuatu?" Tanya Jungkook yang melepaskan pelukan Jimin dan menangkup wajah kekasihnya itu untuk menghadapnya. Hatinya berdesir sakit kala melihat bagaimana wajah Jimin yang pucat dan penuh dengan air mata. Selama hidupnya, dia tidak pernah ingin melihat Jiminnya menangis. Apalagi itu karenanya.

ALPHA MATE (KNJ.MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang