Aku duduk di atas kasurku memandang jenuh ponselku. 3 hari setelah kepergianmu aku merasakan sepi.
Kamu tak pergi,
Hanya saja kita berakhir. Tanpa kata, diksi indah.Desah nafas panjang kukeluarkan, sembari berpikir "Mungkinkah kau mengingatku sepanjang malam kau bersamanya?"
"Mungkinkah kau kembali ketika duniamu bukan lagi mengenai aku?"
"Apa mungkin kau kembali menggenggam diriku tanpa banyak tanya namun penuh makna?"
Beribu pertanyaan berkelebat di pikiranku.
"Aku mencintaimu," lirihanku tak lagi bergumam pasti di pikiranmu.
Aku dan kamu, kita ... si kepala batu yang sulit membaur. Mengapa banyak hal yang tak lagi sama?Langit hari ini, cerah tanpa muram dengan matahari penuh. Rasanya melangkahkan kaki dan mengangkat badanku sangat sulit. Bulir-bulir air mata membasahi pipiku. Aku hilang, tenggelam di dalam kenangan manis yang kau dan aku miliki.
Di duniamu sekarang, cinta berwarna terang. Namun di duniaku, cinta berwarna gelap.
Aku memimpikanmu seorang, namun genggam sang dewi mengajakmu melebur dengan kenyataan bahwa aku bukanlah impianmu. Aku terpaku, duniaku tanpamu hanya klise fatamorgana yang berlalu-lalang. Kukira 1.095 hari akan jadi milikku seutuhnya. Tapi, hanya angan semata yang tersisa dari 18 milikku saat ini.Aku, mencintaimu tanpa harap di penghujung jalan.
Ketika kau membalikkan badan lelah dengan duniamu sekarang, atau nanti. Atau untuk 1.095 hari lagi dan kalau-kalau kau rindu, temui aku.Aku menunggumu, selalu menunggumu di lorong sepi dan sunyi yang kau tinggalkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
1095 Days, The 18 Lover
Любовные романыSetelah kau pergi, hari-hariku tak lagi sama. Tangis melengkapi hariku yang kelam. Dewasa di waktu yang sulit, dipaksa tersenyum ketika hati tak mampu. Kau tau, kesulitan terbesar menerima cintamu pergi adalah untuk merelakannya. 1095 hari kita lal...