33. Bulan di Satu Malam

14 2 0
                                    

September hari kedua, malam ini bulannya sungguh cantik. Entah mungkin kalau langit malam sedang cerah akan terlihat seperti ini. Hari ini pikiranku berlalu-lalang dengan teori dunia parallel. Teori dua dunia, dimana ada aku dan kamu di dunia lain semacam seperti itu. Akankah kita memandang satu bulan yang sama indahnya di dunia itu? atau bulan disana berwarna lilac pudar seolah-olah mimpi yang panjang.

Andaikan kita ada di dunia sana apa jadinya? Apakah kita bersinggungan takdir sama seperti sekarang? Apa mungkin kau dan aku dipertemukan dalam konstelasi yang lebih baik? Kau dengan versi terbaik dan aku dengan versi terbaik dari dunia ini?

Coba bayangkan, 10 tahun lalu kau dan aku yang bertemu duluan -- apa mungkin kita berakhir seperti kau dan dia? Dengan berbagai sirkumtansi saat ini, apa mungkin kita berakhir di jalan takdir yang sama?

Bagaimana bila di tanganku ada kunci untuk membuka gembok dunia itu? Khayalanku malam ini adalah saat di dunia itu, kurasa aku adalah kebalikan di dunia sekarang ini. Bahagia dan dikelilingi orang yang mencintaiku.

Mungkin aku di dunia sana adalah tipe perempuan yang akan kau jauhi begitupun sebaliknya -- Atlet yang sombong dan malas belajar, tipe anak-anak keren dan populer karena terlalu sering mencari perhatian -- kelompok orang yang tentu pasti masuk jadi salah satu list orang yang tak kusukai.

Namun kalau kita seperti itu, mungkin tulisan-tulisanku di dunia itu hanya akan jadi tulisan garing sementara karena saat itu kita hanya sepasang kekasih dengan cerita cheesy layaknya novel pada umumnya. Pada dunia ini, kita menghadapi pasang surut dengan realita dan kenyataan yang ada.

Faktanya, patah hati adalah satu hal yang tak bisa dihindari dalam proses mencintai. Bersamamu, aku belajar banyak hal. Salah satunya yaitu mencintai adalah proses melepaskanmu pergi dan bagaimana belajar berdiri di kakiku sendiri. Tertatih, namun pasti genggaman itu akan kau lepas bukan? Kau tak selamanya akan jadi tokoh utama novelku. Sudah seharusnya dia yang kali ini menulis novel mengenaimu.

Ugh -- sentimenku sangat tinggi kalau sedang membayangkan saat kepergianmu. Aku tak mau melepaskan, namun menahanmu terlalu lama layaknya tawanan juga bukan perkara yang sehat. Aku justru ingin kau yang tak ingin melepaskan, di satu saat nanti kau yang berharap aku tak pergi. Huah, salah satu mimpi yang tak akan jadi kenyataan.

***

I wondering...
Are you my best friend?
Feel's like a river's rushing through my mind,
I wanna ask you-
If this is all just in my head?
My heart is pounding tonight
If you ... are too good to be true,
And would it be alright if I pulled you closer?
(- Kim Taehyung; Sweet Night)

1095 Days, The 18 LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang