28. Tentang Memanusiakan

16 2 0
                                    

Hari ini aku merasa hampa, kau tau saat terlalu sering mengalami hal yang sama -- perasaan terbiasa akan terbentuk hingga kau bahkan tak bisa mengomentari apapun. Dimulai pukul 3 saat aku sedang bingung dan ingin membuat hal-hal aneh. Damn you tiktok -- aku gagal mengikuti caranya. Aku malah makin dibenci, untuk kesalahan yang seharusnya sebuah kewajaran.

Setelah itu, pagi hari saat membaca teks pertama. Kurasa aku sedikit terkejut, iya terkejut karena tanpa sadar aku mengalami hal itu. Lagi dan lagi hingga aku bosan dengan pola ini. Hatiku terlalu hancur dan terlalu sakit bahkan untuk sekedar berargumen pikiran ini tak lagi sanggup berkata-kata.

Kau tau rasanya ketika seluruh hidupmu telah lekat dengan stigma negatif, orang-orang jarang sekali memandang kau yang telah berubah. Sekuat apapun kau menghapus stigma, pada akhirnya ketika mereka kehabisan bahan untuk menyalahkan dan yang akan disalahkan adalah sikapmu. Tindakan pengecut tapi seringkali kualami.

Kau tentu sering berusaha dan tidak dihargai bukan?

Kau merasa telah berubah banyak dan pada akhirnya kau disalahkan akan ketidakmampuan mereka bersikap.

Apa mereka pernah meminta maaf secara tulus untuk semua sikap yang mereka lakukan?

Orang-orang sibuk menghakimi aku dan lupa kalau mereka penghancur utamanya.

***

Ini perihal memanusikan manusia -- hubungan toxic sudah tentu aku tau karena aku menjalaninya dengan seluruh hubungan bersama teman-teman atau manusiaku saat ini. Aku heran, orang-orang sekitarku memperlakukan aku seolah aku penyebab utama. Aku di titik hanya ingin berbicara pada Tuhan perihal mengapa aku dikelilingi orang yang tidak bersyukur dengan kehadiranku? Toh aku tak pernah meminta untuk melintasi garis takdir mereka bukan?

Adik, ayah, ibu, bahkan orang terdekat yang sangat kupercaya mengatakan aku adalah sumber masalah sebanyak apapun aku berubah. Mereka tidak melihat perbuatanku yang baik dan hanya fokus tentang stigma dan persepsi negatif mengenai diriku. Orang-orang hanya memandang ketidaksempurnaan ketimbang berapa banyak kebaikan atau perubahan yang telah diberikan.

Mereka enggan mengaku kalau mereka penyebab aslinya.

Tuhan, kau tau hubunganku dengan orang-orang sekitarku toxic menggerogoti diriku menjadi semakin negatif. Orang-orang membenciku untuk kesalahan yang tak kuperbuat, mereka membuat skenario kejam lalu aku dipaksa mengiyakan. Mereka berkedok teman yang memberikan uluran tangan namun menusuk dari belakang. Membunuhku secara total perlahan-lahan lalu mengapa kau tetap membiarkan orang sepertiku hidup? Orang-orang membenciku dan tak ingin aku ada di sekitar mereka.

Tenyata benar sekali ungkapan mengenai orang-orang yang pantas atau berharap mati justru diberi umur panjang sementara yang berharap hidup lama justru mati. Takdirmu itu selalu misteri bukan?

***

Aku hanya ingin pergi jauh, sembunyi dan tenang. Aku telah mencoba mengulurkan waktu, mencari tangan untuk berpegang dan nyatanya aku tetap hancur.

***

"She was too young, too gentle
and I couldn't save her ... I'm sorry."
-Katniss Everdeen
(The Hunger Games: Catching Fire)

1095 Days, The 18 LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang