27. Dirimu dan Closure

10 2 0
                                    

Sembari menahan kantuk, aku menimbang-nimbang kalimat apa yang paling tepat untuk membalas dua pesanmu yang masuk ke dalam pesan elektronikku. Canggung sekali dengan ungkapan seperti itu, setelah seharian menunggumu di setiap waktu dalam setiap penghujung pergantian waktu. Kau aneh sekali malah mengomeliku karena perubahan sikapku yang mendadak sementara kau tak banyak menghubungiku berbagi kebahagiaan.

***

Mengenai waktu dan closure, detik demi detik berjalan dengan tumpukan ekspektasi mengikuti di belakangnya. Kuakui, banyak sekali harapan yang telah ku ucapkan pun hanya sedikit sekali realisasi yang kau munculkan.

Closure - sepertinya semua perempuan normal akan tiba pada fase ini ketika ia merasa telah lebih dari cukup untuk memberi. Bukan seperti usaha dengan pamrih, tapi di dalam hubungan tentu semua orang ingin ada closure yang pasti.

Seolah kau menitah hal aneh tapi nyata untuk dilakukan. Perempuan pun meminta untuk diberikan penutup yang setimpal pada akhir harinya. Untukku pribadi, aku tak butuh adu argumen saat ingin menutup mata menyudahi hari. Tapi sial - orang sepertimu selalu berpikir aku tak memahami konsep waktu.

Aku paham konsep waktu, toh bukan barang sebentar aku menemanimu. Aku hanya berharap closure saat menyudahi hari, setidaknya tanpa ucapan yang layak kan kau bisa memberiku ungkapan maaf sekilas untuk pesan singkat itu. Setidaknya berusaha untuk jadi manis di penghujung hari apakah sulit?

Aku menunggumu, selalu menunggu. Menyesap kopi hitam panasku sembari membunuh waktu dengan menonton acara-acara dari siaran streaming idolaku lalu membaca komik onlineku. Aku membunuh waktu dengan melakukan hal lain ketimbang berkirim pesan singkat dengan lawan jenis selain dirimu.

Jadi - apakah aku salah berharap penutupan manis yang tepat ketika ingin menyudahi hari ini, tuan?

Bahkan kau tidak memenuhi janjimu untuk mengirim lagu pengantar tidurku setiap malam selama seminggu ini bukan? Memaksaku menunggu hingga 4 hari hanya untuk dekat denganmu, kau sangat tau aku tak suka menunggu bukan? Tapi, kau bilang sabar dan di sisi lain kau bilang aku tak paham.

Bingung sekali jadi diriku, aku diam tak dianggap tapi ketika aku berbicara malah dibilang terlalu banyak menuntut. Apakah jadi dingin dan beku adalah jawaban dari semua pertanyaan nelangsaku selama ini?

1095 Days, The 18 LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang