01

6.5K 306 8
                                    

Sudah hampir 7 tahun kehadiran Jeon Daniel putra tunggal Jeon Jungkook, meninggalnya sang ibunda, dan perginya sumber kebahagiaan Jungkook, selama 7 tahun itu pula Jungkook mengabaikan kehadiran Daniel di dunia ini, tak pernah sekali pun Jungkook menyentuh putra tunggalnya, memberinya kasih sayang yang layak, menatapnya penuh kerinduan, tidak! Jungkook tak pernah memberikan rasa kasih sayang yang tepat, padahal anak-anak di usianya begitu membutuhkan perlindungan dan ajaran kasih sayang yang begitu lembut.

Daniel dirawat oleh neneknya, ibu Jungkook dan juga mertua Jungkook yang mengasuhnya.

Lalu bagaimana dengan Jungkook sendiri?

Cih jangan tanya!

Jika pria itu mengatakan bahwa Daniel adalah monster, tapi bagi keluarga dan orang-orang terdekat Jungkook, Jungkook sendiri adalah sosok iblis yang begitu kejam. Mengabaikan Daniel yang terkadang begitu merindukan Jungkook untuk berada disisinya, namun nihil Jungkook enggan menanggapi tangisan Daniel yang ketika saat itu meminta untuk ia peluk, bahkan Jungkook membentak dan mencaci putra nya.

Lihat pria gila itu?

Sungguh hilang hati nuraninya sebagai seorang ayah.

Pikiran Daniel bahkan di paksa menjadi pikiran yang sudah cukup terbilang dewasa.

Seolah mengerti kehadirannya yang tak di harapkan, dan tatapan penuh kebencian selalu Daniel terima. Setiap kali Jungkook pulang dan Daniel akan berlari memasuki kekamarnya itu semua karena pria kecil itu takut akan kemarahan Jungkook yang lain.

Bahkan ibu mertua dan Ibu Jungkook lelah untuk membuat Jungkook memiliki kehangatan untuk cucu mereka, dan terkadang masing-masing hati ibu itu menangis melihat Daniel yang suka diam-diam memperhatikan Jungkook ketika akan berangkat kerja.

Oh... Ayolah Jeon Jungkook!
Putra mu begitu membutuhkan kasih sayang mu itu.

Seperti sekarang, ibu Jungkook kembali melihat isak pelan dan tangisan rindu dari Daniel setelah ia berlari ketika mobil Jungkook baru saja memasuki halaman rumah mereka. Jeon Nami mendatangi putranya menyambut kehadiran Jungkook dengan tatapan sedih, Jungkook tau persoalan apa lagi yang akan sang ibu bahas.

"Si kecil itu begitu malang Jung." ibu Jungkook mengambil tas kerja Jungkook dan masih dengan mata berkaca-kaca.

Jungkook tak menjawab dan melanjutkan langkahnya menuju dapur rumah mewah itu.

"Sama sekali tidak pernah merasakan kehadiran sentuhan dari sang ibu kandung. Sementara kau cukup lama menikmati kehadiran Min Seolmi, Ibu dari putra mu, Jeon Jungkook."

Jungkook menghentikan langkahnya, menatap ibu nya begitu kosong, bahkan tatapan tak suka Jungkook pancarkan.

"Jika kepulangan ku hanya untuk membahas iblis kecil itu, sebaiknya aku tak pernah pulang sekalipun, ibu."

Tak mengerti dengan hati dari sang putra, Jung Nami menahan tangisnya. Dan Jungkook tak menyukai jika ibu nya kembali menangis.

"Dewasalah nak, ia putra mu. Bahkan ia merindukan mu saat setelah ia lahir."

Tak ingin berdebat, Jeon Nami pergi meninggalkan Jungkook sendiri, menyuruhnya untuk kembali berpikir.

Jungkook mengusap wajahnya gusar, raut terpukul kembali ia cetak di wajah tampannya yang masih awet.






"Maafkan aku sayang, aku tidak bisa menerima kehadirannya, bukan hadiah seperti ini yang ku mau, Jeon Seolmi."




~Flashback On~

'Jung, berjanjilah untuk menyayangi putra kita,'

'Seolmi, aku tidak membutuhkan keturunan jika nyawa mu sebagai imbalannya, ku mohon dengarkan aku, aku menginginkan mu, bukan yang lain.'

Seolmi menangis dan Jungkook sama, Seolmi menghapus air mata Jungkook, ia juga tak ingin seperti ini, namun ini adalah resiko yang harus Seolmi ambil.

'Jung, aku bangga dengan menjadi istri mu, dan aku juga bangga telah berhasil menjadi ibu, tidak ada kebahagiaan yang hebat setelah aku menjadi ibu, Jung.'

'Kau egois, lalu bagaimana dengan kebahagiaan ku, cinta ku, bagaimana? Bagaimana aku akan hidup tanpa mu? Sementara bahagia ini ku miliki karena adanya kau disisi ku, Seolmi.'

'Jung, anak kita adalah bukti dari buah cinta kita, aku berjuang untuk mu Jung, dengan tidak atau adanya aku memiliki anak, aku akan tetap pergi juga Jung, dan untuk itu aku memberikan mu hadiah dari ku.'

Jungkook masih menangisi kondisi Seolmi yang semakin lemah, yah pasca melahirkan putra pertama mereka kondisi Seolmi memburuk, karena seolmi memiliki riwayat penyakit jantung bawaan.

Awalnya penyakit jantung bawaan ini tidak memiliki risiko pada kehamilan Seolmi, hanya saja jantung Seolmi tidak dapat bekerja dengan baik, karena ketika ia sedang hamil ia harus menghentikan obat-obatan yang memicu kehidupannya, dan disana Jungkook menentang keras keinginan program hamil Seolmi.

Melihat Jungkook yang diam dan masih dalam keterpurukkannya, yang sudah tau tentang kondisi buruk Seolmi, Seolmi menyentuh Jungkook menarik wajah Jungkook untuk ia sentuh bibirnya suami nya itu. Jungkook pun membalas ciuman istri dengan derai air mata perpisahan.

Nafas Seolmi putus-putus dan dengan sulit untuk ia berucap, Seolmi memaksakan dirinya untuk menyampaikan pesan akhir hidup untuk suami dan putra nya yang masih tertidur lelap dalam inkubator rumah sakit.

'Aku— sangat mencintai mu, dan juga putra kita, ku mohon cintai putra kita seperti kau yang mencintai ku, Jung. Ku mohon jangan menyalahkan kehadirannya.'

Jungkook memejamkan matanya dan Seolmi tau Jungkook masih belum siap menerima hal terburuk yang akan terjadi padanya.

Seolmi mengecup lembut kening Jungkook.

Dan Jungkook semakin menjadi tangisannya, mendengar bunyi alat pendetak jantung yang menyaring panjang,

Seolmi telah pergi, Seolmi nya telah tiada, Seolminya meninggalkannya, hancur! Jungkook hancur.

Menangis sejadi-jadinya membuat perawat juga ibu Seolmi dan ibu Jungkook memasuki kamar rawat Seolmi dan seluruh keluarga juga berduka hebat dengan kepergian Seolmi.

Bahkan sang putra yang nyenyak dalam tidurnya menangis histeris, seolah ia juga tau jika sang ibu telah pergi untuk meninggalkannya.

Dalam tiadanya Seolmi, Jungkook melihat wajah damai Seolmi seperti sedang tidur, namun Jungkook tak tahan dengan kepergian Seolmi, ia menepuk dada nya kuat, sakit. Di bagian titik itu sakit sekali.

'Kau egois Min Seolmi.'

~Flashback OFF~

Jungkook melangkah menaiki tangga hingga sampai pada lantai kamarnya, ia melihat pintu kamar putra tunggalnya dalam.

Ada tatapan kerinduan juga mengasihi disana, namun rasa benci masih menguasai relung hati Jungkook. Hingga merasa enggan untuk membuka rasa cintanya pada putranya.






"Maafkan aku Seolmi, aku tidak bisa menuruti kata di akhir hidup mu."





🍑🍑🍑🍑

Appa!! Aku merindukan, mu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang