"Saem, apa aku melakukan kesalahan?" Tanya Daniel yang menghampiri Cheonsa saat jam istirahat.
Cheonsa kembali menatap Daniel, menyipitkan matanya dan membuat Daniel kembali diam untuk menahan sesuatu.
"Ayolah saem, wajah marah mu kepada ku jelas berbeda ketika saem sedang marah betulan dengan appa."
Owh Daniel ternyata sedang meledeknya.
"Yak!! Aku sedang marah pada mu wahai anak Jeon Jungkook."
Daniel tertawa lebar melihat tingkah guru kesayangannya itu. "Kenapa kau tertawa? Aku sedang marah Jeon Daniel."
"Kenapa saem marah pada ku?" Tanya Daniel begitu polos
"Ck. Itu karena kau melupakan ku."
Cemburu? Cheonsa cemburu? Owh siapa yang sekarang seperti bocah 5 tahun? dan bagi Daniel ini sebuah pemandangan yang begitu berharga.
Kasih sayang yang Cheonsa beri itu nyata
Kasih sayang yang Cheonsa tunjukan itu tulus
Daniel pun tersenyum tulus dan langsung memeluk Cheonsa penuh kasih sayang. Cheonsa sedikit dibuat gelagapan karena melihat Daniel yang tiba tiba memeluk nya.
"Hey ada apa?" Cheonsa bertanya dengan suara lembut.
"Tidak ada saem, hanya terimakasih sudah hadir dalam hidup ku. Aku yakin eomma yang menitipkan mu untuk ku." pernyataan polos itu mampu membuat Cheonsa terenyuh mendengarnya.
Daniel melepaskan pelukannya, menatap sendu Cheonsa.
"Eum.. Aku hanya membayangkan sosok seorang ibu lagi, maafkan Daniel saem,"
Cheonsa kembali merasa iba, anak seusia Daniel pasti begitu merindukan dan membutuhkan sosok seorang ibu, Cheonsa pernah di posisi Daniel, meskipun kehilangan itu tidak seusia Daniel, Cheonsa mengacak surai legam milik Daniel.
Seandainya saja Daniel tau betapa ia dulu begitu membenci ibunya karena mengambil Jungkook darinya. Hanya saja Cheonsa tidak bisa membenci buah cinta dari Seolmi dan Jungkook.
Cheonsa mengelus pipi tembem Daniel gemas.
"Sudah ku katakan, anggap aku sebagai ibu mu."
Senyum yang Cheonsa berikan menular pada Daniel, dan Daniel pun membalas senyuman hangat itu.
Bahagia?
Tentu saja Daniel bahagia, lalu bagaimana dengan ayahnya? Daniel tidak tau persis memang masalah antara keduanya, namun Daniel sedikit tau tentang keduanya yang saling tidak menyukai. Daniel hanya tidak tau apa yang pernah terjadi antara ayahnya dan guru kesayangannya ini.
______________________
"Bagaimana sekolah mu?" tanya Jungkook setelah menjemput putra nya di sekolah.
"Hm.. Baik appa" Jungkook menanggapi dengan anggukan pelan
Setelah Jungkook mulai membuka hati untuk putra nya, Jungkook setiap hari menyempatkan diri untuk menjemput Daniel di sekolah, seperti sekarang saat Jungkook mengemudi mobilnya, ia akan bertanya apa saja kegiatan Daniel. Meskipun ada sekali yang ingin ia tanyakan pada Daniel.
Daniel mentap Jungkook dan tersenyum nakal.
"Hanya itu yang ingin appa tanyakan?"
Jungkook menoleh, "hm... Apa maksud mu? Apa appa salah bertanya?"
"Tidak, sama sekali tidak salah, aku kira appa akan bertanya tentang Cheonsa saem."
Percayalah Jungkook tersedak ludah sendiri, padahal ia sedang tidak minum. Jungkook memainkan jari nya di stir mobil dan Daniel tersenyum usil.
Jungkook kembali melirik Daniel dengan gugup. Tebakan Daniel itu sejujurnya benar, hanya saja ia terlalu enggan untuk beterus terang. Dan saat ini Jungkook persis seperti remaja labil yang ketahuan sedang ingin mendekati gebetannya.
"Jangan tersenyum seperti itu bocah." Jungkook mengacak pelan rambut Daniel.
"Aku hanya membayangkan bagaimana jika Cheonsa saem menjadi ibu ku."
🍑🍑🍑🍑🍑
