Cheonsa masih terpana melihat ayah dan anak yang mengunjungi rumahnya di hari minggu pagi yang cerah ini, Cheonsa dengan tampang bangun tidurnya masih mengganggap jika ini hanyalah salah satu mimpinya. Sementara bocah yang di tatap hanya bisa memberi senyuman khas tanpa dosa, dan sang ayah menggaruk alis bingung menjelaskan situasi yang sulit untuk ia artikan.
"Saem.." teriak Daniel memeluk Cheonsa seoalah mereka sudah tidak bertemu bertahun tahun.
"Daniel ada apa? Apa kau mendapatkan masalah dari ayah mu?" ditanya seperti itu Jungkook membulatkan matanya tak percaya.
"Yaa kenapa menuduh ku yang tidak tidak? Jika mendapatkan masalah kenapa ia dari tadi cengir melihat mu?"
Jungkook menghela nafas nya pelan, merasa terusik dengan tuduhan Cheonsa.
"Terus saja menyalahkan ku." keluhnya yang dapat Cheonsa dengar dengan jelas.
Tiba tiba Taehyung datang dengan wajah penasaran karena Cheonsa menerima tamu di pagi hari. Dan mimik wajah Taehyung menatap kaget pada dua manusia ini.
Melirik Jungkook tak lama senyum licik nya keluar membuat Jungkook gelagapan seolah Jungkook tau apa yang akan terjadi setelah ini.
Dan Taehyung menatap Daniel dengan tatapan bebinar binar, dan detik itu juga sumpah serapah Jungkook mulai ia rapalkan.
"Yo!!! Calon keponakan ku, ayo masuk ini masih pagi akan ku buat coklat hangat untuk mu bocah."
Taehyung menggendong Daniel dengan senang, dan Cheonsa masih tak percaya dengan apa yang Taehyung katakan. Sementara Cheonsa melirik Jungkook dengan tatapan tak bersahabat, Jungkook mulai kembali merapalkan doa.
"Kenapa menatap ku seperti itu? Jangan mencari ribut ini masih pagi, dan dingin biarkan aku masuk." Itu kata Jungkook berusaha menghindari tatapan kejam milik gadis itu.
Tanpa menunggu persetujuan Cheonsa Jungkook berlalu masuk, dan Cheonsa masih diam disana mencoba kembali mencerna setiap tingkah laku manusia manusia ini di pagi hari.
🌸🌸🌸
Cheonsa masih menatap Jungkook tajam, sementara yang di tatap terus menyibukkan diri mencari topik pembicaraan dengan Kim Taehyung. Saat ini mereka sedang duduk di ruang santai dan Daniel sibuk bermain dengan anjing pomeriam milik Cheonsa. Rasa nya ingin sekali Taehyung tertawa terbahak - bahak melihat keringat dingin Jungkook yang mulai jatuh.
Dan Jungkook tak suka arti tatapan dari Taehyung yang terang terangan mengejeknya.
Sempat ia menyalahkan Daniel kenapa juga harus mengunjungi rumah gadis pemarah dan pendendam ini, dan ia bahkan mengutuk dirinya sendiri menyetujui permintaan Daniel karena Jungkook pun sebenarnya ingin bertemu mantan kekasihnya itu.
Taehyung melirik Cheonsa dan Jungkook bergantian, seketika ide laknat melintas di pikirannya.
"Daniel, apa kau ingin eskrim?" Tanya Taehyung. Jungkook dan Cheonsa membola kan matanya dan melirik Taehyung untuk tidak bertindak aneh.
Pertanyaan Taehyung disambut sigap oleh Daniel. "Tentu saja paman, apa paman ingin membelikan ku?"
"Ya! Kim Taehyung stok eskrim ku masih penuh. Dan ini musim dingin jangan membuat Daniel demam karena ulah mu." Peringatan dari Cheonsa dan Jungkook menatap putra nya memberi peringatan.
"Ah... Tiba tiba aku ingin membeli yang hangat-hangat." Taehyung abai dengan peringatan sang kakak ia berjalan mendekati Daniel dan langsung menggendong Daniel dengan gesit belari meninggalkan kedua manusia gengsian itu.
Cheonsa beteriak sementara Jungkook memejam kan mata merasa kesal dengan perangai Taehyung.
Cheonsa memberatkan nafasnya dan melirik kembali Jungkook. Jungkook melihat dan kembali menghela nafas.
"Bukan aku yang salah, adik mu yang bertingkah." Jungkook sudah lelah disudutkan oleh mata Cheonsa yang tajam.
"Kenapa kau kemari?" Tanya Cheonsa tidak bersahabat.
"Daniel yang ingin bertemu." Jelas Jungkook malas.
"Kenapa kau mau menurutinya?" Cheonsa penasaran sekali.
"Apa salahnya menurutinya, dia kan putra ku."
Cheonsa mendelik. "Cih. Baru sekarang kau menganggapnya putra mu. Kemaren kemana saja?!"
Jungkook tersenyum hambar. "Kemaren aku belum siap menerimanya."
"Ya.. Ya.. Ya.." Akhir Cheonsa mulai memainkan hp nya.
Mereka diam suasana pun dingin, sesekali Cheonsa melirik Jungkook, meneliti wajah yang sudah bertahun tahun tak ia lihat.
Tak berubah, bahkan semakin tampan. Seolmi beruntung memiliki suami seperti Jungkook.
"Apa kau masih membenci ku?" Tanya Jungkook tiba tiba namun menatap kearah lain.
Cheonsa menatap Jungkook yang berbicara tapi tak menatapnya, melainkan memainkan boneka beruang besar milik Cheonsa.
"Apa kau memiliki masalah dengan boneka ku, Jeon?" Polos sekali pertanyaan mu Cheonsa.
"Apa dia bernafas?" Tanya Jungkook baru menatap Cheonsa.
"Orang buta pun tau boneka pun tak bernyawa. Kecuali boneka santet."
"Ah... Ya kembaran mu bukan?" Jungkook mulai gila dan Cheonsa ingin mengajaknya gelut sekarang juga.
"Yah... Aku memang tidak secantik istri mu, wajar saja kau mengatakan aku seperti boneka santet."
"Hei... Aku tidak berbicara tentang Seolmi." Jungkook mulai merasa bersalah. Sungguh ia tidak bermaksud untuk berlebihan, ia hanya ingin bercanda namun tanggapan Cheonsa lain.
Lagi pula menurut Jungkook dari dulu Cheonsa memang lebih cantik, hanya saja Seolmi memilik sifat yang lembut dan tidak kaku seperti Cheonsa.
Mereka kembali diam Jungkook pun tak berani bersuara takut Cheonsa tersinggung.
"Aku membenci mu, sangat sangat membenci mu. Jadi ku mohon jangan tanya kan hal itu lagi."
Jungkook menatap Cheonsa sendu dan hanya tersenyum lirih.
Seharusnya ia tak perlu bertanya,
Seharusnya ia tak perlu mencoba,
Bahkan sebelum ia memulai, Cheonsa sudah memperingatinya di awal.
Apa yang kau harapkan Jeon.
Kau hanya bayangan masa lalu yang buruk untuk gadis ini.
Sudah menyakiti, berharap mendapat pengampunan dari Cheonsa.
Sungguh luar biasa kau Jeon.
Cheonsa menatap Jungkook yang terdiam sedikit merasa aneh.
"Aku hanya takut kembali terluka dan mengenang masa itu, jadi sebaiknya aku menyimpan rasa benci ku, dan melupakan rasa rindu ku."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.