Cheonsa hanya berdiam diri dikamarnya berbaring di kasur king sizenya, semenjak mengetahui siapa nama ayah dari Daniel dan ibu Daniel, ada perasaan ragu yang mulai membuatnya merasa takut. Ada perasaan samar yang ingin sekali untuk ia lupakan.
Namun Cheonsa menggelengkan kepalanya pelan, mencoba menepis praduga yang sungguh ia takut untuk menjadi nyata.
"Nama Jeon Jungkook dan Min Seolmi bukan hanya mereka, dan setau ku mereka menetap di Jerman, sebelum aku pindah ke paris,"
"Ck. Sialan! Kenapa aku harus mengingat mereka."
"Ku mohon tidak lagi Tuhan, jangan pertemukan ku dengan mereka, bahkan untuk mengucap nama mereka saja aku tak sanggup."
Cheonsa mengusap wajahnya sedikit kasar, dan tak lama Taehyung memasuki kamar Cheonsa tanpa permisi.
"Kau kenapa noona?" dan Cheonsa tersentak ia bahkan duduk dalam baringnya itu.
"Mengagetkan ku saja kau, Tae-ah. Kenapa cepat sekali pulang dari bisinis mu itu?"
Taehyung hanya tersenyum lembut, dan memberikan segelas susu coklat untuk Cheonsa.
"Kami hanya mengecek lokasi, dan mencoba memprediksi kapan proyek ini akan berjalan agar cepat terselesaikan." Cheonsa mengangguk lagi, dan Taehyung melirik wajah lesu kakaknya itu.
"Apa ada masalah?" tanya Taehyung dan Cheonsa tidak menanggapi pertanyaan Taehyung. Taehyung menghela nafasnya sedikit berat, ia tau apa yang sedang dipikirkan Cheonsa. Dan jangan pikir bahwa Taehyung tidak tau apa-apa tentangnya.
"Aku tau kau tak akan pernah bercerita tentang masalah mu pada ku, noona. Tapi kau harus tau... Aku dapat mencari tau tentang masalah mu."
Cheonsa menatap Taehyung begitu dalam, dan Taehyung menatap manik coklat bening milik Cheonsa dengan serius.
"Tentang Jeon Jungkook, Min Seolmi, dan Jeon Daniel."
Jantung Cheonsa berdegub kencang, ia tidak ingin mendengar apa yang belakangan ini untuk ia tolak kebenarannya.
Karena untuk sebuah kata kebetulan itu, menjadi mustahil untuk sebuah kenyataan.
"Jeon Jungkook dan Min Seolmi, adalah bagian dari masa lalu mu. Itu sebuah kenyataannya. Jeon Daniel putra dari mereka berdua."
Cheonsa sudah bisa menebak ini semua, dan Cheonsa tidak siap untuk kedepannya, Taehyung juga tau Cheonsa saat ini merasa kalut, bertemu kembali dengan cerita buruknya. Tidak! Mereka belum bertemu dan itu bagus bagi Cheonsa.
Tapi bagaimana dengan Daniel? Perasaan apa yang harus ia berikan? Sementara ia sempat menderita karena kehadiran Seolmi di masa lalunya.
"Kau sudah dewasa noona, dan kau menyayangi Daniel tanpa kau ketahui sebelumnya latar belakang si kecil itu, jangan berubah hanya karena ia anak dari orang-orang di masa lalu mu, bahkan Seolmi sudah tidak ada di dunia ini."
Cheonsa meneteskan air matanya, ia ingat bahkan mengingat dengan jelas, di waktu singkat itu, Seolmi datang padanya dan meminta hak kepemilikkan atas Jungkook, hingga Cheonsa menampar Seolmi tepat di mata Jungkook yang sedang berjalan menghampiri Seolmi dan Cheonsa.
"Aku sama sekali tidak tau tentang riwayatnya Tae-ah, sama sekali tidak. Padahal saat itu ia yang menjadikan ku sahabatnya, dan kemudian kami bertemu dengan Jungkook yang berbeda jurusan dengan kami di kantin kampus itu."
"Dan kau tau, karena kedekatan kami, Jungkook menjadikan ku sebagai kekasihnya tanpa tau Seolmi juga menaruh hati pada Jungkook, dan empat bulan kami menjalin hubungan ada yang berbeda dengan sikap Jungkook, mengacuhkan ku, mengabaikan ku, mendiamkan ku, marah tanpa alasan pada ku, tapi berbeda ketika bersama Seolmi, Jungkook melunak, hingga ku bertanya siapa kekasihnya sebenarnya."
"Aku yang saat itu masih dalam masa terpuruk membutuhkan kehadirannya, namun ia memilih bersama Seolmi, aku masih diam dan mencoba mereda rasa cemburu ku karena aku tau Seolmi adalah sahabat ku, tak akan mungkin mereka bermain di belakang ku, tapi kembali aku yang menjadi tidak tau apa-apa tentang keduanya, dimana Seolmi saat itu masuk rumah sakit dan kau tau, Tae-ah... Jungkook saat itu sedang bersama ku, karena malam itu adalah hari dimana kematian appa dan eomma kita, hanya saja aku tidak pernah menceritakan apapun pada Jungkook, tentang ku yang sedang sakit, rapuh, terluka, dan menderita. Aku tidak pernah menceritakan padanya."
"Aku hanya ingin ia ada disisi ku, aku mendapatkan kebahagiaan saat ia menjadikan aku sebagai kekasihnya, namun kembali membuka luka ku dengan kebahagiaan yang ternyata memiliki racun disetiap isinya."
"Aku mulai muak dan mencoba mengabaikan keduanya. Dan kau harus tau Tae-ah. Jungkook sama sekali tak peduli dengan ku, justru ia yang mengacuhkan ku, dan aku jelas mencoba untuk menghindari mereka."
"Hingga di malam harinya saat aku baru pulang kuliah, ku lihat Seolmi yang sedikit pucat, aku tidak bertanya tentang keadaan dan apa yang sedang terjadi sebenarnya."
"Hingga gadis itu berkata bahwa ia ingin memiliki Jungkook seutuhnya dan menyuruh ku meninggalkan Jungkook, karena baginya Jungkook adalah bahagia dan juga hidupnya, lalu bagaimana dengan ku? Aku berpikir seperti itu, karena tidak percaya dengan permintaannya pada ku, aku reflek menamparnya."
"Jungkook yang saat itu memang ingin kerumah ku, melihat adegan dimana aku yang menampar Seolmi, dan mendorong tubuh ku dengan kasar."
"Aku terkejut dengan perlakuannya, tanpa menunggu penjelasan dari keduanya, aku berlari memasuki flat ku, dan untuk seterusnya aku meminta bantuan mu untuk mengurus kepindahan ku ke paris."
"Aku meninggakan mereka dalam kesakitan dan penyesalan, karena mereka aku harus merasakan duka yang lain."
Cheonsa terdiam, dan Taehyung masih menatap dalam Cheonsa, Taehyung tau Cheonsa saat ini begitu terguncang dengan nama yang tadi ia sebutkan.
Dan Taehyung menggenggam tangan Cheonsa lembut.
"Seolmi memiliki penyakit, kelainan jantung bawaan sedari ia bayi, dan Jungkook mengetahui itu, hingga terpaksa Seolmi mengatakan yang sebenarnya pada Jungkook, terlebih lagi memang Seolmi yang menyukai Jungkook. Noona... Ini sudah menjadi masa lalu untuk mu, meskipun sakit itu membekas di hati mu, tapi percayalah... Dari semua hal yang terjadi ada makna yang harus kau ambil."
Cheonsa terkejut mendengarnya, ia tidak tau jika selama ini orang yang pernah menjadi sahabatnya itu memiliki riwayat penyakit yang mematikan, kembali ia menangis entah untuk apa tangisannya.
"Kau meminta ku mengurus kepindahan mu dengan suara menahan tangis, hingga membuat ku mencari tau apa penyebabnya."
"Aku mengetahui semuanya, noona... Dan tentang bagaimana Seolmi mengandung Daniel, hingga ia menghembuskan nafas, dan bagaimana perlakuan Jungkook pada putranya, aku juga tau."
"Karena Min Yoongi adalah senior ku dalam dunia bisnis dan di kampus ku, ia juga kakak dari Min Seolmi."
"Ku harap kau tidak berubah, meskipun Daniel putra mereka, tapi Daniel tidak bersalah."
"Kau yang paling tau, noona...."
Taehyung meninggalkan Cheonsa, menyuruh Cheonsa untuk berpikir dalam tindakannya.
Dan Cheonsa sudah mengambil keputusan.
🍑🍑🍑🍑
Ada yang minat dengan cerita ini?
Aku tunggu vote dan komennya, kalau memang hanya sekedar baca doang aku bakal unpub semua cerita yg aku buat.Please ak hanya butuh dukungan, dan untuk sementara aku unpub dulu semua cerita ak, dan ak fokus di satu cerita. Thx.
Cerita lanjut tergangtung dgn votmennya.
Aku gk minta banyak. 100k vote 50 komen.