Sugesti

588 9 0
                                    

Pic : Violet, bayangkan saja warna matanya ungu.

Setelah berkata begitu, laki-laki itu pergi bersama anjingnya. Kevin memutuskan kembali, mengingat ketiga temannya masih berada di rumah sakit.

Dan begitu sampai di sana, Violet langsung menatapnya sebal. Andreas hanya menatapnya datar, sedangkan Eston terkejut akan kedatangan Kevin.

"Kau--"

"Sudahlah. Aku ingin pulang. Kalian juga pulanglah," potong Kevin sambil melirik mereka sekilas, kemudian berjalan menuju pintu keluar.

"Kevin! Lo nggak berantem sama cowok itu, 'kan?" tanya Andreas sedikit berteriak karena jaraknya dengan Kevin cukup jauh. Yang ditanya hanya menggeleng tanpa balik badan, kemudian berjalan keluar dari rumah sakit.

Violet mengernyit heran lalu bertanya, "kalau ia berniat pulang, kenapa tidak langsung pulang saja dan malah mampir ke sini?" Eston hanya mengendikkan bahu, kemudian ikut pergi. Mereka memutuskan untuk pulang, karena penantian mereka menjadi sia-sia dengan Kevin yang bahkan tak meluangkan satu menitnya dengan mereka.

Kevin menutup pintu mobilnya begitu ia duduk di jok, kemudian menghela nafas mengingat ucapan majikan anjing bernama Ruckey itu. Faktanya, ia tidak hanya menjauhi Greff. Tapi ia nyaris mencelakakan Greff dan semuanya. Mengingatnya membuat Kevin semakin membenci lelaki itu, dan bahkan kini ia membenci dirinya sendiri. Merasa puas melampiaskan kemarahannya meski di dalam hati, Kevin langsung melajukan mobilnya untuk pulang.

Hari yang kelam dan penuh drama itu berakhir dengan ditangkapnya stalker yang mencelakai Devira. Ketika Greff dan Violet memaksa Kevin agar mau angkat bicara, akhirnya Kevin mengatakan kalau sebenarnya orang itu adalah kakak kelas mereka, dulunya. Pagi hari sebelum insiden, kakak kelas itu dinyatakan pindah sekolah. Lebih tepatnya, diminat keluar dari sekolah mereka. Dan ditemukan polisi fajar tadi.

Kini, Devira, Greff, Kevin, Andreas, Eston, dan Vioket sedang duduk di kafe dekat apartemen Devira dan Greff. Berhubung seminggu ke depan mulai hari ini kakak kelas akan melaksanakan tryout, dua angkatan di bawahnya akan masuk pukul sebelas siang. Sementara kelas sepuluh dan kelas sebelas harus bersiap menghadapi ujian akhir semester minggu depan.

Kembali ke apa yang terjadi sekarang, sudah lima belas menit enam remaja itu hanya duduk diam sambil sesekali mengaduk minuman mereka di kafe sejak pukul delapan pagi tadi. Kadang mereka hanya menatap layar ponsel mereka, membaca buku pelajaran elektronik mereka, belajar untuk ujian akhr semester.

"Setidaknya dia keluar sekolah dulu sebelum melakukan tindak kriminal ke Devira. Jadi dia nggak akan membawa nama sekolah kita, betul nggak?"

Ucapan Andreas hanya dibalas tatapan tajam oleh Eston, seolah menyuruhnya diam karena terdengar membela pelaku itu. "Gue nggak bela dia, kok," sahut Andreas menjawab tatapan Eston tersebut. "Perkataanmu itu bisa membuat orang salah paham," cibir Eston tak terima Andreas menuduhnya karena sudah salah paham.

Sisanya, hanya diam sambil menatap arah lain asalkan tatapan mereka tidak bertabrakan. Terutama Kevin dan Greff. Devira yang duduk di hadapan Greff dan di sebelah Violet, mencondongkan tubuhnya ke meja sambil memperlihatkan layar ponselnya ke Greff. "Greff, ajarkan aku bagian yang ini," kata Devira membuat Greff menatap Devira, dan empat yang lainnya menatap mereka berdua bergantian.

Tidak sampai lima detik, Greff langsung berdiri dan berjalan menjauh, membuat Devira dan yang lainnya menatap heran Greff, terkecuali Kevin yang sudah tahu alasannya mengapa. "... Em ..., biar kuajarkan, Dev--" Namun ucapan Violet terhenti ketika melihat Devira berdiri dari duduknya, dan hendak mengejar Greff ketika Kevin yang duduk di pinggir langsung menahan pergelangan tangannya. Violet menatapnya tajam seolah berkata, 'apa yang kau lakukan?! Lepaskan tangannya!'

Am I Alone?? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang