Maksud Tertentu

626 13 0
                                    

Pic : Andreas

Mr. Ronald dan Greff terduduk dalam diam di kursi panjang dekat ruang gawat darurat. Pikiran mereka masih tertuju pada kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu.

Dan Greff yang paling marah saat ini, karena, selain waktu istirahatnya di senja yang indah berubah menjadi layaknya film thriller, ia ingin menyalahkan siapapun saat ini. Entah penjaga keamanan apartemen yang lalai, si pelaku itu sendiri atau malah Devira yang menurutnya ceroboh.

"Greff."

Yang dipanggil menoleh ke sumber suara, yaitu orang yang tak lain adalah Kevin, bersama dengan Violet, Andreas, dan Eston.

Entah bagaimana pemahaman Greff terhadap situasi ini, namun yang membuat Mr. Ronald terkejut adalah Greff langsung memukul rahang Kevin membuat Kevin langsung terjatuh.

"Apa-apaan, kau?!" bentak Mr. Ronald sambil menarik mundur Greff yang nafasnya memburu serta mengepalkan tangannya kuat. Matanya menatap Kevin yang agak terkejut akibat perbuatan Greff, dan mematung merasakan kebencian Greff yang seakan-akan mengalir ke dirinya lewat tatapannya.

"Kau, 'kan, yang melukai Devira!? Kau yang menelponku sore tadi!?" bentak Greff hendak menghajar Kevin namun ditahan oleh Mr. Ronald yang agak panik karena masih memahami apa yang sedang terjadi.

Kevin tersulut emosi dan langsung membuka suara, "Kau ini jangan menuduhku terus! Untuk apa aku melukainya?! Aku dan mereka kemari karena ia dibawa ke rumah sakit ini, benar, 'kan?!"

"Lalu bagaimana kau dan mereka bisa tahu Devira di sini kalau bukan kau yang melakukannya sendiri, dan berlagak mendengarnya dari orang lain padahal tidak ada yang memberitahumu!?" sahut Greff menaikkan oktaf suaranya.

Selagi mereka berdebat, Mr. Ronald melirik wajah Kevin yang terdapat bekas luka, kini mendapat luka lagi akibaf tindakan Greff barusan. Ia kemudian menatap tajam Greff.

"Jadi benar, kau berkelahi dengannya di sekolah?!"

Greff tersentak mendengar sentakan Mr. Ronald, menoleh ke gurunya itu dengan tatapan tak percaya. "Tunggu, apa Devira memberitahumu, Sir?" tanya Greff menurunkan oktaf suaranya.

Violet dan Eston membantu Kevin berdiri, begitu pula Andreas. Andreas langsung berdiri dan menoleh ke Greff dan Mr. Ronald. Tatapannya datar, melihat mereka yang beradu mulut untuk beberapa detik.

"Seseorang memberitahuku, tapi bukan Devira. Kenapa kau masih bersikeras menyalahkannya?" tanya Mr. Ronald mengernyit dan terdengar kesal.

"Karena kau tidak menyebutkan siapa yang memberitahumu!" sahut Greff frustasi. Mr. Ronald menghela nafas berat, kemudian manggut-manggut membuat kening Greff berkerut.

Tatapan Mr. Ronald menuju ke arah seorang lelaki yang sedaritadi menatap mereka, membuat Greff ikut menoleh. Andreas berdiri di sana, bersama Violet dan Eston yang baru saja berdiri bersama Kevin.

"Dia memberitahuku soal pertengkaran kalian, namun ia minta agar kalian tidak dimasukkan ke blacklist sekolah."

Baik Greff maupun Kevin, bahkan Violet mengernyit mendengarnya. Berbeda dengan Eston yang nampaknya sudah paham betul apa yang dipikirkan temannya itu.

"Kenapa?"

Itulah pertanyaan yang mereka lontarkan begitu mendengarnya. Akhirnya mereka diajak duduk oleh Mr. Ronald, namun Greff dan Kevin duduk sangat berjauhan, seakan mereka akan terbakar jika mendekat satu inci saja.

"Daripada Devira, sebaiknya lo prihatin ke duo biangkerok itu."

Eston melihat Andreas menelpon seseorang. Ia agak tidak setuju sebenarnya, namun ia juga tidak mau menyangkal bahwa perbuatan Andreas ada baiknya untuk Kevin maupun Greff.

Am I Alone?? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang