End of That Night

342 5 0
                                    

I've been down this road before
Fell in love on Christmas night
But on New Year's Day I woke up and he wasn't by my side
Now I need someone to hold

***

4444. Aku tak akan lupa kepedulian yang mereka tunjukkan padaku lewat kiriman paket dan surat ketika aku merasa bahwa aku sepenuhnya kesepian di kelas. Greff bilang 'sebelum' aku mengenal mereka? Memangnya saat ini aku mengenal mereka? Tak lama kemudian, kudengar Greff kembali berkata, "kau pasti belum tahu siapa mereka sampai sekarang, kan?"

Tepat sekali

"Tapi sekarang, kau hanya perlu menghilangkan rasa penasaranmu itu."

Huh? Yang benar saja?! Ah, iya, aku lupa. Ini GREFF! Orang yang tidak akan pernah bisa kutebak pikirannya, dan tentu saja orang yang gemar menjatuhkan ekspektasiku. "Hei kau tahu, aku cukup senang kau mau berbicara denganku lagi, Greff. Tetapi jika kau hanya memancing rasa penasaranku tanpa berminat memberitahuku, maka lupakan saja," ujarku lebih ke arah mengomel. 

Untuk sesaat aku menyesali apa yang baru saja kuucapkan padanya. Aku cemas akan membuatnya sakit hati dan pergi meninggalkanku lagi, seperti saat di karnaval. Ugh! Kenapa aku sangat takut? Memangnya jika ia pergi, aku akan sendiri?

"Aku saat itu lupa memberimu nomor telepon mereka. Tapi setelah kupikir-pikir, kau kenal merekapun tidak akan mengubah apapun," sahut Greff dengan santai membuatku terdiam sejenak, lalu merasa kesal. Aku pasti terlalu mencemaskannya, mendengarnya bahkan tak terdengar tersinggung oleh ucapanku. Setelah aku sadar bahwa aku menghabiskan lima menitku hanya untuk dibuat kesal olehnya, akhirnya aku berputar menuju tempat tadi aku meninggalkan Kevin dan teman-temannya dengan alasan 'mengambil minuman'. Baru sedetik aku berbalik, tiba-tiba Kevin muncul di hadapanku.

Ya Tuhan, jantungku! Kenapa akhir-akhir ini Greff dan Kevin sering sekali mengejutkanku?!

Oh, dan di belakangnya terdapat Violet, Eston, dan... Andreas. Entahlah, tapi melihat wajahnya saja membuatku sedikit ragu untuk bisa percaya bahwa ia mengurus dengan baik perihal 'Kevin pasti akan mencariku'. Ditambah kini tatapan mereka--minus Andreas--mengarah pada Greff.

"Kau datang bersamanya?" tanya Kevin terlihat biasa. Aku meneguk salivaku. Karena, jika Greff, aku, dan Kevin sudah berdiri membentuk posisi gerhana matahari--dengan aku sebagai bulan, maka di saat inilah aku harus berpikir bagaimana caranya agar gerhana matahari ini berakhir tanpa harus salah satu benda langitnya menyingkir. Walaupun aku tahu itu sebenarnya mustahil.

"Apa kali ini akan menjadi masalah bila aku datang di waktu yang bersamaan dengan salah satu temanmu?" tanya Greff balik, menekankan kata 'teman' membuatku sedikit meringis. Sepertinya Greff sedang berusaha menyudutkan Kevin, dan aku tidak tahu mengapa, ekspresi Greff sangat datar seolah ia sudah terbiasa berbicara seperti ini dengan Kevin sebelumnya. Tapi anehnya, aku dapat memahami apa yang sedang Greff rasakan saat ini. Rasa takut kehilangan.

Kevin melirik Andreas--yang bergeming, lalu kembali menatap Greff seraya berkata, "tidak masalah. Aku bahkan kagum melihat kalian masih memiliki kebiasaan itu hingga sekarang." Dapat kulihat Greff tersenyum menahan tawa, namun bukanlah sebuah senyum yang ramah. Sedangkan Kevin hanya membalasnya dengan senyum singkat. Tidak hanya aku yang kebingungan, tapi Eston dan Violet juga menatap bingung kedua lelaki di sampingku ini.

"Kalau begitu, Devira--"

Secepat kilat aku menoleh ke Kevin dan menepis kebingunanku. "Ini sudah malam. Kau ingin diantar pulang oleh Greff atau aku?" tanya Kevin membuatku mematung. Pilihan ini terdengar sulit karena aku tidak mengerti maksudnya.

Am I Alone?? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang