No 'Tired'

747 23 0
                                    

Aku menghempaskan diriku di kasur hotel karena lelah. Saat pertemuan tadi, aku dan Greff tidak banyak bicara. Setelah ditanya bagaimana aku dan Greff di sekolah oleh Sang Wakil Kepala Sekolah, Mrs. Haley dan Mr. Ronald-lah yang diajak bicara sampai pertemuan selesai.

Ini masih jam dua siang. Aku dan Greff sudah makan siang ditraktir wakil kepala sekolah, Mr. Thomas. Greff memutuskan untuk keliling hotel sambil mencari udara segar. Sedangkan aku memutuskan untuk beristirahat.

Sesuai yang Mrs. Haley katakan, kami harus kembali ke Jakarta sore hari, tepatnya pada pukul lima sore. Dan untungnya, jarak hotel ini dengan bandara tidak jauh. Mungkin sekitar dua puluh menit perjalanannya.

Ponselku berdering. Tanpa melihat siapa yang menelepon, aku langsung mengambilnya dan menjawabnya.

"Devira, menurutmu kenapa Mr. Ronald menyewa kamar hotel? Padahal sebentar lagi kita akan pulang," tanya Greff dari seberang sana.

"Hm ... , entahlah. Mungkin mereka ingin kita beristirahat sejenak?" jawabku tak yakin. Aku terlalu malas untuk berpikir sekarang.

"Tidak masuk akal, Dev. Mereka pasti-"

"Greff, bisakah kau tidak membuatku berpikir keras kali ini? Kepalaku pusing sekarang. Aku ingin kita cepat pulang," kataku memotong ucapan Greff. Sebenarnya, aku memotongnya karena lebih mencurigai perkataannya itu.

Aku tak mendengar suara dalam beberapa detik. Aaah, aku pasti salah dalam berkata-kata lagi! Aku jadi kesal sendiri.

"Jangan bilang ini karena Kevin."

"Apa maksudmu? Kau tahu, aku hanya sebal menghadapi kenyataan bahwa hari ini kita hanya duduk, tidak ke manapun kecuali tadi, dan sekarang menginap di hotel bahkan tidak sampai enam jam. Kukira ini akan menjadi liburan yang menyenangkan," omelku pada Greff.

Ia terbahak di seberang sana. Aku semakin kesal.

"Aku tutup."

"Eh!? Jangan! Tunggu dulu! Mrs. Haley menyuruh kita ke lobi hotel jam tiga lebih lima belas menit. Kita akan ke bandara pada jam tiga lebih tujuh belas menit," kata Greff yang awalnya panik lalu menstabilkan nada bicaranya.

"Oke. Bye."

Aku meletakkan ponselku di kasur.

***

Kami sedang menuju bandara sekarang. Setibanya di sana, sudah jam empat lebih tiga puluh lima menit. Kami langsung check-in dan menuju pesawat.

Satu jam dua puluh lima menit berlalu ...

Kami sudah tiba di Jakarta. Aku merengek pada Mrs. Haley agar segera pulang. Selain sudah jam enam, aku ingin segera beristirahat karen besoknya aku ada janji dengan Kevin; ke tempat yang belum ia beritahukan padaku.

Mrs. Haley mengangguk ragu dan akhirnya kami langsung pulang ke apartemen.

Aku menuju dapur dan segera memasak mi instan karena sudah terlalu malas untuk memakan yang lainnya.

Kali ini aku memakan makananku di ruang makan sambil meletakkan ponselku di sebelah mangkuk mi.

Hanya dalam beberapa menit, aku berhasil menghabiskan makananku, menyuci piringnya, kemudian menuju ruang keluarga dan menyalakan televisi.

Aku sebenarnya tidak terlalu ingin menonton televisi. Namun, karena suasananya sepi, kunyalakan televisinya dengan volume agak besar. Yah, kebanyakan dari kalian yang tinggal di sebuah ruangan atau rumah besar sendiri, pasti mengerti kenapa aku melakukan hal konyol seperti ini.

Am I Alone?? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang