See You Again

206 3 4
                                    

Seseorang pernah berkata, jika kau menjalani hari-harimu dengan senang hati maka kau akan merasa waktu berlalu dengan cepat. Begitu pula sebaliknya.

Kevin dan angkatannya baru saja menyelesaikan pekan Ujian Akhir Semester Genap. Dan ia ingat bahwa besok adalah hari di mana Devira dan Greff harus kembali ke Australia, setelah menjalani program pertukaran pelajar mereka selama ini.

Sejak berkencan dengan Devira, ia telah berusaha mengepakkan sayapnya untuk mengajak Devira terbang lebih tinggi. Namun pada akhirnya, Devira sendiri yang tidak ingin terbang terlalu tinggi. Hingga tanpa sadar ia membawa mereka kembali berpijak di tanah.

"Apa benar kau putus dengan gadis pertukaran pelajar itu?"

Dan kini, ia dihadapkan oleh segerombolan orang yang mengelilinginya dengan tatapan penasaran. "Hah? Sejak kapan kalian tahu mereka pacaran?" celetuk Andreas sinis, membuat gerombolan itu menatapnya kesal—menyuruh Andreas tidak menginterupsi sesi tanya-jawab mereka.

Karena, ya, benar. Kevin tidak pernah memberitahu orang lain kecuali tiga temannya itu bahwa ia berkencan dengan Devira. Setidaknya sampai saat ini.

Dengan tenang, Kevin menjawab, "kalaupun iya, jangan membencinya. Ini bukan salahnya." Langsung saja mereka menatap heran Kevin, dan seseorang menyahut, "kita tidak akan membencinya. Dia cukup membuat kelas kita menjadi lebih berwarna."

Mendengar jawaban tersebut, Kevin menatap temannya tersebut, lalu tersenyum sambil manggut-manggut. "Ya, kalian benar," ucap Kevin kemudian beranjak dari duduknya, berjalan keluar kelas karena kelas sudah berakhir beberapa menit yang lalu.

"Kevin!"

Ketika ia dan Andreas sedang berjalan menuju gerbang sekolah, tiba-tiba suara familiar memanggilnya. Langkahnya terhenti, kepalanya tertoleh pada gadis berambut sepunggung yang tak lain adalah Devira. Di sampingnya, ada Violet yang menemaninya.

Devira berhenti di hadapan Kevin, lalu keduanya terdiam sejenak. Andreas yang merasa mereka berdua butuh privasi, memberi sinyal melalui tatapan pada Violet. Namun Violet hanya menggelengkan kepalanya sambil menyilangkan kedua lengannya di depan membentuk huruf X.

"Ada apa?" tanya Kevin mencoba tersenyum ramah pada Devira, meskipun ia sedang tidak dalam situasi hati yang bagus untuk tersenyum.

"Apa ini terakhir kalinya kita bertemu?" tanya Devira membuat Kevin hanya terdiam. Andreas dan Violet yang mendengarnya juga terdiam canggung.

Kevin POV

Tidak. Aku tidak ingin menjadikan momen ini terakhir kalinya aku bertemu denganmu. Aku ingin kau tetap di sisiku sampai esok, melihat matahari pagi bersamamu. Tetapi, semakin lama aku menahanmu pergi, semakin redup cahaya yang menerangi jalan untuk kita berdua.

"Indonesia indah karena banyak hal, termasuk karena kalian. Rasanya berat mengucapkan selamat tinggal."

Ucapan gadis di hadapanku ini membuat perasaanku campur aduk. Kau pikir tidak berat bagiku untuk melepasmu pergi, Devira? Tetapi aku bersyukur mendengarmu yang tidak terdengar kesepian lagi.

Aku menatap sepasang manik berkilau milik Devira, lalu berkata dengan lembut, "kalau begitu, jangan mengucapkannya."

Ia mengangkat wajahnya dan menatapku sendu. Tatapannya itu membuatku egois untuk sesaat, tetapi kemudian aku melihat sosok berambut pirang keemasan dari jauh menatap kami.

Seandainya Devira tahu bahwa ialah cahaya yang menerangi hati Greff, ia pasti tidak akan bersamaku sampai saat ini. Seandainya ia tahu bahwa Greff sudah sejak lama jatuh cinta dengannya, semua kenangan manisku bersama Devira hanya akan jadi sisa percikan api di udara.

Am I Alone?? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang