Devilo memasuki rumah nya dengan langkah enggan. Jika teman teman nya akan senang jika pulang, Devilo malah akan muak jika pulang.
Dia muak melihat wajah laki-laki pembunuh ibu nya itu.
Langkah Devilo berhenti ketika dia melihat Gio berdiri dihadapan nya dengan tatapan tajam. Seperti singa yang sudah siap melahap mangsanya.
"Ada surat panggilan orang tua buat papah?" Tanya nya. Nada suara nya masih terdengar biasa saja.
Jika dilihat-lihat, sebenarnya Gio dan Devilo terlihat seperti kembar. Wajah mereka terlihat sangat mirip, hanya berbeda pada kerutan diwajah Gio saja.
Tanpa berbicara apapun, Devilo membuka tas dan memberikan amplop yang tadi ia ambil di kantor Pak Tejo kepada Gio.
"Papah salah apa sama kamu?"
Devilo berdecak, pake segala nanya ni orang. Dirumah ini kaca banyak, gede gede lagi. Yakali gak bisa ngaca diri sendiri.
"Harus saya sebutin?"
"Kenapa kamu selalu buat ulah? Kenapa semenjak ibumu meninggal kau hidup semakin tidak beraturan?!"
"Karena saya hidup hanya untuk ibu saya. Jadi jika ibu saya tidak ada, untuk apa saya hidup? Maka dari itu saya asal saja menjalani hidup. Jika anda mau membunuh saya pun, saya terima."
"Anak tidak tau terimakasih kamu!"
Devilo menatap ayah nya tajam, "Anda yang tidak tau terimakasih. Sudah di lunasi hutang nya, di biayai kehidupan nya, masih saja menyakiti ibu saya."
"Jaga mulut kamu!"
Plak!
Tamparan keras berhasil mendarat di pipi Devilo.
Devilo mengusap kasar pipi nya yang memerah. Gio mencengkram kerah baju Devilo.
"Kalau bukan karena kamu pewaris harta ibumu, kamu tidak akan saya biarkan hidup bodoh!"
Devilo menyeringai seram, "Serakah!"
Gio tertawa, tawa yang sangat menjengkelkan bagi Devilo. Ia meludah tepat diwajah Devilo dan kemudian melepas cengkraman nya lalu mendorong Devilo kuat hingga Devilo terhuyung ke belakang.
"Kamu bilang apa? Saya serakah? Iya! Saya serakah atas harta ibumu!"
Gio mengambil frame fanny, ibu Devilo. Mengelus gambar wanita yang ada disana, "Andai saja ibu mu tidak pelit padaku dan menyerahkan semua harta nya padaku, dia pasti akan selamat dariku." Ucap nya disertai senyum licik.
Gio terdiam kemudian melempar frame itu tepat di depan Devilo. "Ibu mu yang serakah, bukan aku!"
Devilo berjalan ke arah Gio dan memukuli Gio tanpa ampun.
Gio yang di pukuli tidak terima dan membalas pukulan Devilo. Dan sekarang, dirumah megah itu terjadi pertengkaran antar ayah dan anak yang tidak bisa dihindari.
Devilo mendorong Gio hingga terjatuh. Ia mencoba untuk mengontrol nafas yang sudah tidak beraturan.
Devilo mengusap ujung bibir nya, terpampang nyata darah segar menempel pada jari telunjuk Devilo.
"Muak gue sama kelakuan lo anjing!" Ucap Devilo lalu pergi keluar rumah dengan mengendarai mobil kecepatan penuh.
****
Mau kritik buat cerita ini dong, bolehh kann? Silahkan komen yaa! Authr nya baik baik kok gak akan di gigit.
Terimakasih..
~🐥chimm.

KAMU SEDANG MEMBACA
Death
Mystery / ThrillerTerjalin persahabatan yg terdiri dari lima anak remaja di suatu sekolah. Persahabatan itu sudah sangat melekat dan sampai pada akhir nya mereka akan mati bergantian secara misterius. Ikuti lah cerita ini untuk mencari si pelaku..