"Empat puluh satu, empat puluh dua, Squat jump yang bener!"
Belva menyelipkan rambut panjang nya kebelakang telinga. Rambut nya sudah basah dan tidak teratur, nafas nya sudah tak beraturan tapi guru berkumis tebal di hadapan nya terus saja berhitung dan menyuruh mereka berlima squat jump tanpa henti.
Ini sudah jam 9 pagi dan mereka baru datang ke sekolah. Alhasil, mereka berlima dihukum untuk squat jump ditengah lapangan oleh guru BK SMA Victoria Plus.
Devilo mengusap keringat yang mengucur di kening nya. Guru sialan di hadapan Devilo memang kurang ajar. Lihat saja, guru ini tidak akan tenang dalam beberapa jam lagi.
Aqsal mencoba mengatur nafas nya. Dia terus saja mengumpat dalam hati. Tatapan dingin nya benar-benar tidak berpengaruh bagi guru BK ini.
Sedangkan Mira sudah berada di UKS sejak tadi. Saat hitungan ke dua puluh, Mira jatuh pingsan dan langsung di larikan ke UKS oleh Devilo, Davin, dan Aqsal.
Dan Davin.
Dia memang anak yang baik. Davin terus saja squat jump dengan menebar senyum manis nya. Tanpa umpatan dan tanpa keluhan. Seperti hukuman ini sudah biasa bagi Davin."Enam puluh, silahkan berdiri kembali." Perintah Pak Tejo, guru BK berkumis tebal dengan perut yang buncit.
Pak Tejo berjalan maju mundur dihadapan mereka berempat. Satu tangan nya di taruh di pinggang dan satu tangan lagi menyeret penggaris panjang di belakang nya.
Pak Tejo berhenti, dia memperhatikan wajah penuh keringat Belva, Davin, Devilo dan Aqsal dengan tatapan misterius.
"Sudah ke ratusan kali dalam 3 tahun ini kalian telat. Kalian sudah kelas 12 apa gak malu?!"
Aqsal menatap Pak Tejo dingin dan berkata, "Untuk apa saya malu?"
"Kita telat pak, bukan gak pake baju." Lanjut Aqsal, dengan nada dingin dan wajah yang datar.
Belva menatap Aqsal dengan tatapan tak percaya. Aqsal bodoh! Kenapa dia berbicara seperti itu? Bagaimana jika Pak Tejo semakin marah?
Pak Tejo memukul lengan Aqsal dengan penggaris nya membuat Aqsal mengaduh pelan, "Kamu mau squat jump lagi?!"
"Kalau itu yang bapak perintahkan apa saya bisa membantah? Bukan kah guru selalu benar dan tidak suka dibantah?"
"Aqsal kamu har--"
"Seharusnya bapak dengar dulu apa alasan kita telat pagi ini. Jangan asal menyuruh masuk dan menghukum kita seperti ini. Sampai Mira masuk UKS, apa bapak tidak takut jika orang tua Mira menuntut sekolah ini?
"Tugas guru itu mendidik dan mengajar, bukan hanya menghukum seperti yang bapak lakukan saat ini." Ucap Aqsal.
Pak Tejo mulai berceramah. Mulut nya terus mengoceh tanpa dia sadari air ludah nya muncrat ke tangan Aqsal membuat Aqsal berdecak jijik.
Aqsal membalikan badan nya, berjalan meninggalkan lapangan.
"Aqsal lo mau kemana?!" Teriak Belva ketika melihat Aqsal berjalan pergi dengan santai nya.
Aqsal menoleh, "Balik ke kelas lah. Empet gue lama-lama disitu. Tangan gue bisa jamuran kena muncratan ludah tu guru."
Devilo menoleh ke arah Aqsal dan berlari kecil menyusul Aqsal.
Davin berbisik pelan ke Belva, "Lo mau disini?"
Belva menjawab namun dengan tatapan yang masih fokus ke depan, berpura-pura mendengar ceramah Pak Tejo. "Lo gak denger ni guru masih ceramah? Kalo kita pergi gimana nanti reaksi nya?"
"Elah dipikirin amat. Udah ayo." Dan tanpa persetujuan Belva, Davin menarik lengan Belva untuk segera pergi dari lapangan.
Mereka pergi, tanpa memperdulikan Pak Tejo yang berteriak sambil terus mengancam akan memberikan surat D.O untuk mereka berempat.
****
Jangan lupa tap bintang dan comment.
Thank you.Salam,
-🐥Chimm

KAMU SEDANG MEMBACA
Death
Детектив / ТриллерTerjalin persahabatan yg terdiri dari lima anak remaja di suatu sekolah. Persahabatan itu sudah sangat melekat dan sampai pada akhir nya mereka akan mati bergantian secara misterius. Ikuti lah cerita ini untuk mencari si pelaku..