Davin memasuki ruang BK pertama kali. Dia melongo takjub dan bertepuk tangan heboh.
"Woahh!! Ruangan nya makin elit aja pak!"
Davin melempar badan nya di sofa merah empuk yang terletak tidak jauh dari pintu.
"Empuk bet ni pak kaya roti!"
Pak Tejo menaikan kacamata nya yang merosot, "Masuk tidak salam, duduk tanpa dipersilahkan. Kamu tidak punya sopan santun?"
"Ohiya pak, saya lupa!"
Davin bangkit dari duduk nya, ia berlari kecil ke arah pintu dimana disitu masih ada keempat sahabat nya.
"Ayo kita masuk tapi salam dulu oke." Perintah Davin yang dibalas anggukan kompak dari keempatnya.
Davin memberi aba-aba, " 1 2 3 , beri salam!"
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap mereka bersamaan.
Mereka tersenyum manis ke arah Pak Tejo. Oh ralat. Tidak mereka. Hanya Davin, Belva, Mira dan Devilo saja sedangkan Aqsal hanya diam datar tak berekspresi.
"Waalaikumsalam. Masuk!" perintah Pak Tejo.
"Kenapa Bapak manggil kita? Bapak kangen sama kita ya?"
"Iya sampe ngumumin di speaker biar semua orang tau gitu ya pak?" Timpal Mira.
"Bapa sosweet deh kaya Dilan.." Tambah Belva disertai kedipan manja nya.
"Diam kalian!"
"Perasaan kita salah mulu dah." gumam mereka pelan, namun aneh nya bisa terdengar kompak.
"Sehari saja kalian tidak usah berulah, apa itu susah?!"
"Lah kapan kita buat ulah Pak?" Tanya Aqsal.
"Tidak usah pura-pura tidak tahu kamu Aqsal! Bapak tahu kalau kamu yang sudah menaruh permen karet di kursi Pak Dono!"
"Lah?Emang ya?" tanya Aqsal dengan wajah konyol.
"Sok tahu nih si Bapak." timpal Devilo.
"Salah satu teman kalian ada yang memberitahu ke Bapak! Jadi, hukuman apa lagi yang akan Bapak kasih ke kalian supaya kapok?!"
"Mending Bapak hukum si cepu aja. Gabosen emang hukum kita terus?" celetuk Davin.
"Diam kamu Davin!"
"Tuhkan gue lagi yang salah."
"Makanya lo diem, gausah ikut-ikutan."
Davin mencubit pelan hidung Belva, "Iya beb."
"Bek." lanjutnya.
Belva menyemberutkan bibirnya, membuat Davin terkekeh kecil.
"Belva dan Mira, kalian pergi duluan ke lapangan! tunggu disana!"
"Mau ngapain Pak? Squat jump lagi? Ga ah, capek Pak."
"BELVAA!" bentak Pak Tejo.
Belva sedikit terkejut, "Eh?i-iya Pak."
"Ayo Mir." ajak Belva kemudian mereka berdua pergi meninggalkan ruang BK.
Pak Tejo membuka rak meja nya, lalu memberikan 3 buah rok span kepada Devilo, Aqsal dan juga Davin.
"Ini rok siapa Pak? ketat banget." Tanya Davin.
"Rok siswi yang Saya sita karena memakai rok span. Dan Saya akan menghukum kalian lari lapangan 25 kali dengan memakai rok ini. Paham?!"
Davin dan Devilo melongo cengo, sedangkan Aqsal masih memasang wajah datarnya.
"Bapak yang serius aja Pak. Gausah bercanda." ujar Devilo.
"Saya tidak bercanda! Cepat pakai dan lari mengelilingi lapangan! Saya tunggu disana, jika 5 menit kalian belum sampai lapangan, maka hukuman kalian di tambah menjadi 50 kali putaran."
"Tapi Pak.. mana bisa lari pake rok seketat ini? Bapak mau kita jatuh ampe jungkir balik di lapangan?"
"Kalau begitu, usahakan kalian jangan sampai jatuh! Cepat ganti!"
Pak Tejo pun pergi menuju lapangan, meninggalkan tiga orang laki-laki yang sedang menggerutu tidak jelas.
"Bangsattt! Gue pastiin si cepu bakal abis sama gue!" geram Devilo.
"Utuk utuk utuk. Tidak baik balas dendam nak Devilo. Ayo cepetan di pake roknya, daripada hukuman jadi dua kali lipat."
"Diem lo Vin!" Bentak Devilo pada Davin.
"Ngga Tejo nya, ngga lo nya, gue salah mulu anjing! Tauah!." ambek Davin kemudian memakai rok yang diberikan pak Tejo tadi diikuti dengan Devilo dan Aqsal.
Seketika, Davin tertawa terbahak-bahak melihat Devilo mengenakan rok span yang sangat ketat di tubuh nya.
"Anjing Dave! Montok bener pantat lo!" Ejek Davin.
"Gak usah ngeledek lu bangsat!"
"Kalo lo cewe udah gua gebet anjir! Belva ama Mira aja kalah montok sama lo seriusan!" Ucap Davin disertai tawa nya yang masih terbahak.
Devilo menatap Davin tajam, "Diem atau gue tonjok lo kambing!"
Davin terdiam, kemudian mengerucutkan bibir nya seperti Belva jika sedang ngambek.
"Kaga bisa diajak bercanda lo, kaga asik. Jangan jadi temen gue, bay!" Ucap Davin kemudian pergi keluar ruang BK meninggalkan Devilo dan Aqsal.
"Lah tuh anak bisa baper juga?" tanya Devilo pada Aqsal.
Aqsal hanya tersenyum tipis menanggapinya, lalu keduanya pergi untuk menuju lapangan.
••
🐥Chimm.
🐯BlankTae.

KAMU SEDANG MEMBACA
Death
Mystery / ThrillerTerjalin persahabatan yg terdiri dari lima anak remaja di suatu sekolah. Persahabatan itu sudah sangat melekat dan sampai pada akhir nya mereka akan mati bergantian secara misterius. Ikuti lah cerita ini untuk mencari si pelaku..