"Shoot!!"
"Itu kanan kosong, shoot kanan!"
"Yahhh kan.."
"Si Belva goblok amat si!" Umpat Davin ketika melihat tim Belva kebobolan karena Belva yang sebagai kiper tidak bisa menangkap bola.
Davin menopang dagu nya dengan satu tangan, nikmat tuhan yang indah.
Pagi-pagi begini, dikasih cuci mata liat semangka dibawa lari. Seger gais.
"Dave?" Panggil Davin pada Devilo karena sedari tadi Devilo diam tak bersuara.
Devilo hanya bergumam singkat untuk menyaut.
"Diem aja lo? Terpesona liat susu gantung?"
Mendengar itu, Devilo mengelepak kepala Davin. "Mesum lo!"
Davin terkekeh, "Jujur aja sama gue mah. Udah tau gue otak kotor lo."
"Lo yang kotor bangsat!"
"Engga dong, kan otak gue udah dibersihin pake cling."
"Iya pake cling, jadi bersih bening seperti tanpa otak!"
Davin merangkul Devilo dan terkekeh, "Enak aja tanpa otak! Lo mau tau ga resep otak pinter kaya gue?"
Devilo melepas rangkulan Davin, "Enggak."
"Yaelah! Mau kek gitu! Mau ya?"
"Iyaudah serah lo!"
Davin kembali merangkul Devilo, dan membisikan sesuatu pada Devilo. "Banyakin nonton film orang lagi ena ena. Biar otak lu peka dan selalu terangsang."
Devilo balas merangkul Davin kemudian menyekek leher Davin dengan lingkaran tangan nya, "Ngomong apa lo tadi?!"
Davin menepuk nepuk tangan Devilo yang melingkar di leher nya, "Eng-engga! M--maksud gue tuh caranya dengan belajar sungguh-sungguh!"
Devilo menatap Davin ganas dan kemudian kembali mengencangkan cekikan nya.
Davin gelagapan karena ia tidak bisa nafas, Devilo sudah gila!
"Lep-lepas-ssin gue!! Gila lo ya?!!" Ucap Davin terbata-bata.
Ketika Devilo sudah mangap ingin mengucapkan sesuatu, suara speaker sekolah membuat suasana hening seketika.
Para ciwi-ciwi yang sedang main bola pun terdiam, mereka memasang kuping mereka dengan baik supaya mengetahui pengumuman apa yang akan disampaikan oleh staff sekolah lewat speaker.
"Cek.. cek.."
Aqsal berdecak malas mendengar suara itu, "Si Tejo tuh pasti."
"Panggilan kepada Aqsal, Davin, Devilo, Belva dan Mira kelas XII IPS E, bapak tunggu di ruang BK sekarang."
Kelima anak yang disebutkan nama nya melongo tak percaya. Mereka saling memandang satu sama lain untuk mengisyaratkan kata tanya "ada apa?"
Devilo melepas cekikan nya pada Davin, "Dipanggil kenapa kita?" Tanya Devilo pada Davin dan Aqsal.
Davin menghembuskan nafas lega. Terimakasih pak Tejo. Berkatmu, Akhirnya si gila Devilo melepaskan cekikan nya pada Davin. Jadinya, Davin tidak mati tercekik.
Bagaimana jika Davin mati? Cerita nya gak akan berlanjut dan kedua author akan kebingungan memikirkan kembali alur yang harus diubah.
Lupakan. Kembali ke cerita.
Belva dan Mira terlihat berlari kecil menghampiri ketiga sahabat nya, "Kok kita dipanggil?" Tanya Belva.
Aqsal mengangkat bahu nya, dia tidak tau dan tidak perduli juga.
Devilo bangkit dari duduk nya, "Ayo ke BK."
"Iya tapi ngapain?" Sekarang giiran Mira yang bertanya.
Devilo menepuk nepuk pantat nya yang pasti kotor karena tadi dia duduk tergeletak di tanah lapang, "Mungkin dia mau pamer ruangan baru sama kita."
Davin tertawa, "Bego lo!"
"Siapa tau. Udah gak usah banyak bacot. Ikutin aja perintah nya." Ucap Devilo kemudian berjalan duluan ke arah ruang BK. Diikuti Aqsal dan ketiga sahabat nya yang lain.
****
Jangan lupa vote and comment nya yaa⚘Chimm🐥
![](https://img.wattpad.com/cover/163191603-288-k286371.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Death
Mystery / ThrillerTerjalin persahabatan yg terdiri dari lima anak remaja di suatu sekolah. Persahabatan itu sudah sangat melekat dan sampai pada akhir nya mereka akan mati bergantian secara misterius. Ikuti lah cerita ini untuk mencari si pelaku..