"Dan gue mohon banget sama lo untuk bilang ke gue, kalo Gio itu pembunuh." lanjut Devilo penuh penekanan di kata 'pembunuh'.
"Iya."
"Jangan iya-iya doang anjing."
"Kok lu nge-elpiji sih bangsat."
"Apaan tuh?"
"Ngegas maksudnya hehe." jawab Belva sembari terkekeh.
"Alay."
"Bacot."
"Udah makan tuh mie, keburu mekar. Ngomong mulu lo."
Belva menatap Devilo dengan sorotan aneh, bukannya dari tadi Devilo yang ngomong mulu? emang udah gesrek ni orang najis.
"Perasaan dari tadi lo mulu dah yang ngomong."
Devilo berdecak, "Perasaan lo doang kali."
"Ah?gitu ya?"
"Iya."
Belva menganggukkan kepalanya, "Maap ngelindur."
"Iya di maapin."
"Btw, punggung lo gapapa kan? Ada yang luka nggak karena vas bunga tadi?"
"Paling sedikit kegores doang."
"Coba liat." ucap Belva lalu dengan cepat menyampingkan tubuh Devilo 45 derajat dan mengangkat seragam belakang Devilo.
"Bego! ini tempat umum."
"Yaelah lebay banget lu kutil." balas Belva namun mata masih menatap intens punggung Devilo, siapa tau beneran ada luka.
"Eh ini ada yang berdarah, beneran kegores kulit lo. Abis ini kita obatin ya. Soalnya nih luka ngga cuma satu atau dua."
Devilo menurunkan paksa seragam nya yang sempat di buka oleh Belva. "Lo jangan macem-macem di tempat umum."
Baru saja Belva ingin menaikkan lagi seragam itu, namun Devilo sudah lebih cepat menahannya.
"Tapi itu punggung lo banyak luka Dave."
"Udah ini mah luka kecil. Ntar juga sembuh sendiri. Gausah buka-buka di sini."
"Aduh neng sama masnya kalo mau nganu jangan di here dong. Malu atuh ih kalo di look in people."
"Nganu apa BangDo?"
"Nganu itu maksudnya.."
Dengan cepat Devilo segera memotong ucapan Pak Dodo karena ia tidak mau gadis di sebelahnya beranjak setingkat untuk mencapai ketidakpolosan.
Btw, Belva memang masih polos gais. dia tidak mengerti apa-apa. ngerti nya cuma naena doang hehe.
"BangDo, jangan ngajarin Belva yang nggak-nggak." potong Devilo.
"Oh iya sorry Mas. BangDo forget kalo Neng Belva teh masih polos kayak pantat baby."
"Nah makanya, jangan di lupain biar ga lupa." balas Devilo nyelo sedangkan Belva hanya bisa melongo.
Pak Dodo menganggukkan kepala nya sembari tersenyum, kemudian ia beralih ke gerobak mie ayam nya.
"Cepet di makan mie nya goblok."
"Ngegas mulu lu setan."
Devilo hanya terkekeh lalu melanjutkan makannya.
***
Belva melepaskan seatbelt nya ketika mobil Devilo berhenti tepat di rumahnya.
"Thanks atas traktiran nya Dave."
"Selow aja kayak di pulow."
Belva membalasnya dengan senyuman, lalu membuka pintu mobil. Ketika baru saja Belva ingin keluar dari mobil, tiba-tiba tangan Belva di tahan oleh Devilo.
Refleks Belva menoleh ke arah Devilo dengan tatapan tanda tanya.
"Makasih udah mau denger cerita gue tadi." ucap Devilo terdengar lembut.
"Santai aja kayak di pantai." balas Belva.
Anjir dibalikin. -batin Devilo.
Kemudian Devilo melepaskan tangan nya dan di lanjuti dengan Belva yang keluar dari mobil Devilo.
Devilo membunyikan klakson mobilnya, baru setelah itu mobil tersebut jalan meninggalkan Belva yang masih terdiam menatap mobil itu pergi.
"Gue janji akan bantu lo keluar dari masalah ini Dave." gumam nya pelan.
***
Next?voment okayy!
thanks🌸
~ 🐯BlankTae.

KAMU SEDANG MEMBACA
Death
Mystère / ThrillerTerjalin persahabatan yg terdiri dari lima anak remaja di suatu sekolah. Persahabatan itu sudah sangat melekat dan sampai pada akhir nya mereka akan mati bergantian secara misterius. Ikuti lah cerita ini untuk mencari si pelaku..