Belva berlari kecil menghampiri dimana kedua sahabat nya berada, dan langsung menduduki tempat ter-pw nya.
Belva menatap Davin dengan sorotan heran, "Kok bisa ada lo sih?"
"Dari awal gue sama Aqsal udah disini kali. Lo ngapain kesini? Kangen sama gue?" tanya Davin dengan senyuman manisnya.
"Idih pede gila lo Vin. Gue mau omongin soal TOD tadi. Btw minuman siapa nih? Buat gue ya?" pinta Belva ketika melihat minuman favorite nya sudah ada di atas meja.
"Emang punya lo. Gue yang pesen, kurang baik apa coba?"
"Yaampun Davin lo baik bangett, jadi makin sayang deh gue."
Gue lebih sayang lo Bel. -batin Davin.
Belva mengaduk pelan minuman itu dan meminum nya. Setelah selesai menghilangkan rasa haus, barulah ia kembali membuka suara.
"Sal gue mau ngelurusin semuanya."
Aqsal bergumam sebagai jawaban.
"Gue mau kita kayak dulu Sal. Lo sadar gak sih kalo ini tuh childish banget?"
"Lo mau gue minta maaf ke Mira?" tanya balik Aqsal.
"Iya."
"Lo semua egois. Lo biarin si Mira ngerusak persahabatan kita."
"Dan lo semua juga yang ngebela si pengrusak." lanjut Aqsal.
"Denger ya Sal.. diantara kita, cuma lo doang yang punya pemikiran dewasa. Gue gak ngerti kenapa sekarang lo bisa kayak gini. Lo bukan Aqsal yang gue kenal. Lo bukan Aqsal yang dulu."
"Justru karena pemikiran gue itu yang ngebuat gue kayak sekarang."
Belva menautkan kedua alisnya, "Maksudnya?"
"Cinta bisa buat persahabatan kita rusak. Gue sering ngomong sama lo semua supaya jangan terjerat cinta di persahabatan ini, tapi kenapa lo semua pada ngeyel? Liat hasilnya sekarang."
Davin menghembuskan nafasnya pelan, "Gini deh Sal.. Coba deh lo pikir secara logis, gaada yang namanya persahabatan antara wanita dan laki-laki. Pasti akan ada di salah satu itu menyukai sahabat lawan jenisnya." ujar Davin terlihat serius dari sebelumnya.
Aqsal tersenyum miring, "ngomongin diri sendiri lo?" Ucap nya membuat Davin terdiam dan membuat Belva kebingungan.
Aqsal menenggak minuman nya, "Itu gak berlaku buat gue Vin. Bagi gue yang utama adalah persahabatan. Gue bisa matiin perasaan gue demi persahabatan ini. Beda dengan lo semua yang ngerelain persahabatan demi cinta."
"Oke, gue akui kita semua salah. Tapi bukan berarti karena satu kesalahan ini, persahabatan kita pecah. Gue mohon sama lo buat minta maaf sama Mira. Gue tau banget apa yang dia rasain sekarang. Gue yakin dia lagi down parah karena perkataan lo." ujar Belva.
"Lo ngaku salah karna lo sama kaya Mira kan?"
"Aqsal." Davin memanggil Aqsal agar dia tidak mengucapkan kalimat yang seharus nya tidak ia ucapkan.
"Lo masih sahabat Mira dan Mira masih sahabat lo. Jagain lah selagi itu masih sahabat. Lo laki atau banci yang gak bisa jaga sahabat lo sendiri?" timpal Davin.
"Liat ntar."
"Heran gue sama lo njink. Kenapa mood lo gampang berubah sih? Perasaan sebelumnya lo ngomong panjang kali lebar, tapi sekarang udah balik irit ngomong lagi."
"Gatau." balas Aqsal sekenanya.
"Yaudah intinya gue mau kita balik kayak dulu." seru Belva.
"Lo berdua ngomong begini begitu karena kalian ngerasa bersalah udah ngancurin komitmen?"
skip>>
Devilo dan Davin tengah berada di sebuah club yang biasa Devilo datangi.
Tadi ketika pulang dari cafe, Davin langsung berangkat ke club bersama Devilo karena Devilo sudah menjadi lumut di depan rumah nya.
Sekarang Devilo sudah setengah sadar akibat mabuk. Sedangkan Davin, minum setegak saja dia tidak mau.
Biasalah anak mamih udah tobat.
"Payah lo sat. Join lah, enak nih."
Davin hanya diam memandang Devilo yang sedang menegak kembali minuman keras tersebut dengan tatapan terheran.
Emang apa enak nya tu minuman?
"Lo tau?" tanya Devilo dengan wajah mabuknya.
"Belva pu.. punya gue. Lo jangan ambil Belva okehh?"
"Belva cuma mau sama Devilo, bukan Davin." ujar Devilo dalam keadaan mabuk.
"Belvaaaa.."
Davin menjitak kepala Devilo pelan, "Sadar goblok."
Devilo tertawa, "Lo harus percaya Vin kalo Belva bakal jadi pacar gue hahaha."
"Apaansih anjing nih bocah udah ngawur setengah mati. Pulang dah pulang. Nyusahin mulu idup lo anjing."
Davin menarik paksa Devilo keluar dari club. Davin mengambil alih kunci mobil dari saku Devilo, kemudian mendorong tubuh Devilo supaya masuk ke dalam mobil.
kejam juga laki gue. -blanktae.
Dilanjuti dengan Davin yang ikut masuk ke dalam kursi pengemudi.
"Musibah punya sahabat kayak lo nyet." gumam nya sembari menonjok pelan lengan Devilo.
Davin pun menjalankan mobil tersebut. Sedangkan Devilo sudah tidak sadarkan diri.
Davin mengantarkan Devilo ke rumahnya, ia membantu Devilo berjalan dalam keadaan yang masih tidak sadarkan diri.
Untung saja ayah Devilo sedang mengurusi pekerjaan nya di luar kota, sehingga dirinya tidak perlu di introgasi.
Davin mengantarkan Devilo sampai kamar, dan melempar kasar tubuh kekar sahabatnya itu di kasur.
"Udah di ujung kelas, bukannya tobat malah makin bangsat. Ga lulus mampus lo." kesal Davin.
"Btw Dave, gue numpang nginep ya disini. Boleh kan?" tanya Davin pada Devilo.
"Iya boleh." balas Davin sendiri dengan mengangguk-anggukan kepala Devilo dengan tangan nya.
Devilo benar-benar tidak sadarkan diri, jadi pria itu tidak akan bisa menjawab ucapan Davin.
"Okeh makasih Dave."
"Iya sama-sama."
Davin emang goblok, dia yang izin tapi dia juga yang jawab.
Yaudahlah yg penting udah izin, -batin Davin.
***
jangan pelit vote:)
🐯Blanktae.

KAMU SEDANG MEMBACA
Death
Mystery / ThrillerTerjalin persahabatan yg terdiri dari lima anak remaja di suatu sekolah. Persahabatan itu sudah sangat melekat dan sampai pada akhir nya mereka akan mati bergantian secara misterius. Ikuti lah cerita ini untuk mencari si pelaku..