kronologis

2.8K 181 0
                                    

Sekeluarnya Gilbar dari kamar mandi, ia terkejut mendapati Rani ada di depan pintu.

Keduanya sama-sama terjingkat.
"Lo kok belum tidur, Le?” Tanya Rani.

"Ngagetin aja Ibuk Iki." Rutuk Gilbar sambil mengurut dadanya.

"Kamu kenapa belum tidur? Terus itu kepalamu kok basah kaya habis keramas Ki kenapa?"  Rani terus menodong Gilbar dengan bertubi-tubi pertanyaan.

"Gilbar habis wudu sebelum tidur, Bu."

"La tapi ini jam berapa kamu baru wudu?"

"Susah tidur, Bu."

"Susah tidur?" Ulang  Rani. Tidak biasanya Gilbar susah tidur sampai selarut ini, kalaupun pernah itu pasti sedang ada yang ia pikirkan, seperti skripsi atau masalah lain. "Kamu mikirin apa?"

"Ngga mikirin apa-apa!" Gilbar menggeleng cepat.

"Mikirin siapa?"

"Mikirin Za...” Tunggu, hampir saja Gilbar kelepasan menyebut nama Zahira. Kalau ibunya Sampai tahu dirinya sedang memikirkan perempuan, bisa-bisa ia meminta Gilbar untuk langsung melamarnya, lagi pula ia belum bisa memastikan Zahira yang dia cari selama ini. Gilbar juga masih dalam proses pencarian jawaban sekarang.

"Za sopo?" Selidik Rani.

"Zaid."

"Zaid? Anaknya temenmu yang baru lahir itu?" Rani mengernyitkan dahi. "Koe mikirin Zaid sampai ngga bisa tidur?"

"Iyo, Bu. Soalnya Zaid iku mirip banget sama Salman. Gilbar sama Salman kan waktu SMA sering dikira saudara, Bu.  Mirip katanya, berarti Zaid nanti juga mirip kan ya sama Gilbar." Gilbar terpaksa berbohong lagi hari ini.

"Ya ngga tau, emang bisa kaya gitu?" pikir Rani heran. dalam hati Gilbar menjawab sendiri : TIDAK BISA!

"Makanya kamu buruan nikah, punya anak, biar ada yang mirip sama kamu." Rani menasihati penuh harap.

"Nggih, Bu. Doain aja." Gilbar Cengengesan. "La Ibu sendiri ngapain belum tidur?"

Rani teringat sesuatu lantas menepuk jidatnya. "Masya Allah, ibuk sampai lupa kalo lagi mules."

Gilbar menyingkir dari depan pintu kamar mandi untuk mempersilahkan ibunya masuk. Secepat mungkin Rani masuk ke kamar mandi dan Gilbar kembali ke kamarnya.


🚲🚲🚲


Itulah (Al Qur'an) kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya.

(QS Al-Baqarah 2 : 2)

Itu adalah ayat yang dikutip oleh salah seorang g guru agama Gilbar semasa SMA dulu.

"Al Qur'an tidak ada keraguan di dalamnya, semua yang ada Al Qur'an pasti benar adanya, dan telah terbukti secara ilmiah. Dan Qur'an merupakan sumber hukum tertinggi, dalam Islam. Setiap permasalahan dan hukum harus dikembalikan pada Al Qur'an dan Hadits." Kata Pak Khambali.

"Jadi kita umat Islam harusnya mencari penyelesaian masalah kita lewat Al Qur'an, apalagi dalam keadaan kita sedang ragu. Apalagi anak-anak muda seperti kita ini seringnya galau."
Sontak seluruh kelas melongo, hah kita? Begitu isyarat dari tatapan mata para murid termasuk Gilbar dan Fathur waktu itu.

mencarimu lewat ISTIKHARAH menemukanmu dalam DHUHA (SEASON1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang