Wisuda🎓 dan Pernikahan 💐

2.9K 160 46
                                    

#WISUDA

Doa kafratul majlis memenuhi langit-langit Mushola. Anak-anak mulai berdiri, berbaris rapi untuk berpamitan pulang ke guru ngaji mereka, Septi dan Zahira. Kedua gadis itu menyambut tangan-tangan mungil yang mencium telapak tangan mereka sambil berpesan hati-hati di jalan.

Semua  sudah keluar. Tinggal Zahira berdua dengan Septi. Zahira rasa ini saatnya untuk memberitahu Septi perihal hubungannya dengan Gilbar.

"Sep! Duduk dulu, yuk, aku mau ngomong." Ajak Zahira.
Septi duduk bersama Zahira. Apa pun yang akan Zahira katakan, sepertinya ini serius.

"Sep, maaf aku baru kasih tau kamu," buka Zahira.

"Soal?" selidik Septi.

"Aku mau nikah, Sep." Jawab Zahira.

"Alhamdulillah!" ucap Septi bahagia. "Sama siapa itu, Pak dosenmu? Gibran?"

"Gilbar." Zahira membetulkan.

"A iya itu."

Zahira mengernyit. "Kok kamu tahu?"

"Asal tebak! Tapi benar, kan?" jawab Septi santai seperti sudah tahu sebelumnya.
Sejak pertama kali melihat Gilbar, Septi sudah feeling, kalau Gilbar menaruh rasa pada Zahira. Dan Zahira, tidak akan mungkin menolak pesona Gilbar.

"Kenapa baru kasih tahu sekarang?" Septi memprotes.

"Aku ngga enak, Sep. Kamu yang pengin nikah, malah aku yang duluan. Aku takut kamu ngerasa gimana gitu."

"Ya iyalah aku iri, tapi sebagai teman, aku pasti turut bahagia." Septi menggenggam tangan Zahira dengan yakin.
Zahira tersenyum lega, lantas terujar kata terima kasih dari bibirnya.

"Jadi kapan nih sah?" tanya Septi menggoda.

"Pastinya, sih ngga tahu. Tapi nanti habis Kak Gilbar lulus. Ini juga udah hampir ujian dia-nya."

"Alhamdulillah. Ngga sabar pengin nimang keponakan dari kamu."

Zahira melipat kening. "Keponakan? Nikah aja belum." Zahira malu-malu.
Septi tergelak. Bahagia sekali ia melihat wajah Zahira begini.


🚲🚲🚲


GILBAR

setelah menyelesaikan penelitian dan menjalani rangkaian bimbingan, pagi ini, tiba saatnya Gilbar menjalani sidang.
Sidang kali ini tentu berbeda dengan sidang skripsinya dulu. Selain secara materi, sidang kali ini juga menentukan kelanjutan hubungannya dengan Zahira.

Didampingi teman-teman dekatnya seperti : Fahmi, Miqdad, dan Aziz, Gilbar menguatkan mental sebaik-baiknya sebelum masuk ruang sidang.

Sebuah chat masuk.
ZAA (calon)💕

"Kak, Zaa di sini. 👋👋"

Gilbar mengangkat kepala, mencari keberadaan Zahira. Tidak ada yang mencurigai gerak-geriknya. Teman-temannya menganggap itu hanya bagian dari rasa gugupnya saja.
Itu dia! Gilbar mendapati Zahira sedang berdiri dua ratus meter di seberang jalan setapak. Posisi yang strategis agar tidak terlalu mencolok.

mencarimu lewat ISTIKHARAH menemukanmu dalam DHUHA (SEASON1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang