anggota keluarga baru ❤️❤️

2.3K 147 38
                                    

Demi menjauh dari teman-teman sekelasnya Nina duduk di pojok ruangan saat istirahat. Akhir-akhir ini ia senang scrolling akun Instagram GilbarMuji93. Melihat foto-foto tampan pria itu siang malam tanpa bosan.

“Insya Allah jodoh,” gumamnya.

“Ka Nina!” suara Maria memanggil Nina.

Nina terjingkat. Ponselnya hampir terlepas dari genggaman. Buru-buru ia mematikan layar ponsel agar Maria tidak melihat apa yang sedang ia lakukan.

“KA Zahira di mana?” tanya gadis berambut hitam lurus itu.

“Engga tahu, katanya tadi mau telepon siapa gitu, penting. Udahlah, ngga usah diganggu,”

Maria manyun lantas duduk di depan Nina. “Ka Zaa sekarang suka pergi-pergi sendiri. Ke mana ya, Ka Nina?”
Nina mengedikkan bahu. Tidak tahu dan tidak juga peduli.

🚲🚲🚲


"Zaa, aku mau ke Kalimantan." Gilbar mengabari. Hari ini ia tidak ke kampus, baru beberapa menit lalu Zahira istirahat, lalu membuka pesan dari Gilbar yang memintanya menelepon jika kelas usai.

"Mau ngapain ke Kalimantan? Ikut pindahin ibu kota?" tanya Zahira spontan.

"Iyo, Zaa, Melu njunjung Monas."¹ Balas Gilbar, menahan tawa.
Zahira yang malah kesal sendiri. Candaannya dibalas telak.

"Serius ih!" rutuk Zahira.

"Loh siapa tadi yang ajak bercanda? Aku tuh beneran mau ke Kalimantan, kamu malah becanda bawa-bawa ibu kota."

Skak Matt! Kali ini untuk kali pertama, Gilbar berhasil mengalahkannya.

"Iya deh. Jadi mau ngapain ke kalimanatan?" tanya Zahira dengan nada kesal.

"Penelitian tesis."

"Kalau cuma penelitian, ngapain jauh-jauh ke Kalimantan, Kaliurang kek deket."

Gilbar benar-benar tidak sanggup menahan tawa kali ini. Hal itu membuat Zahira kesal.

"Kok ketawa, sih?" rutuk Zahira.

"Zaa, aku ini penelitian buat tesis, bukan makalah anak SMA, nanti ada saatnya kamu tahu." Kata Gilbar.

"Tapi kenapa harus ke sana? Kan jauh."

"Tulungagung jauh ngga?"

"Ya jauh, tapi jauh Kalimantan. Kalau Tulungagung kan luar kota, atau luar provinsi, kalau Kalimantan, bukan provinsi lagi, udah luar pulau."

"Gimana lagi, dapatnya di situ. Kamu kenapa, sih, takut ya aku kecantol cewek Dayak yang cantik-cantik itu." Goda Gilbar.

"Ih..yek!" Zahira mengernyit jijik. "Awas ya pulang kesini nyanyi perawan ayu Kalimantan!" Zahira memperingatkan.

"Rino wengi tansah kelingan, perawan ayu Kalimatan, bantal guling tak sayang-sayang, nganti koyo wong kedanan.."² Gilbar menyanyikan sepotong lirik lagu itu sambil menahan tawa. Zahira yang mendengar Gilbar bersenandung merasa geli, meskipun suara Gilbar cukup bagus saat menyanyi.

mencarimu lewat ISTIKHARAH menemukanmu dalam DHUHA (SEASON1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang