5. I Need You

989 92 0
                                    

KIRANA'S POV

Khata kini selalu chatting denganku hampir setiap hari selama satu bulan terakhir. Aku segera menyadari bahwa Khata memang orang yang mudah sekali disukai. Pada dasarnya, dia memang baik ke setiap orang bukan hanya padaku saja. Aku tidak suka atas fakta satu ini, rasanya aku hanyalah satu diantara ribuan orang yang akan mencoba menarik perhatiannya. Tetapi ada satu hal yang kadang membuatku tidak habis pikir, waktunya yang terbatas itu masih saja dia gunakan untuk bisa tetap kontak denganku. Dan dengan seiring jalannya waktu, dia mulai mengenal aku. Apa yang aku suka dan tidak ku suka. Dan pada akhirnya aku mulai mengenalnya juga, lebih dari yang terlihat diluar.

Dia selalu memiliki sisi misterius yang membuat orang bertanya-tanya, tak terkecuali diriku. Beberapa kali bila aku sedang membahas tentang dirinya, aku merasa dia menarik diri pelan-pelan. Kadang butuh dua hari untuknya membalas chatku apabila dia tidak suka apa yang aku bahas. Pada saat dia membalas maka bahasan kami akan secara otomatis berganti.

Kami membicarakan banyak hal, dari politik hingga kesehatan. Wawasannya luas sekali memang, tapi tidak seperti orang kebanyakan, dia tetap mendengar dengan baik pendapatku. Ini yang membuatku nyaman berteman dengannya, kami jarang membahas perihal individu kami masing-masing, lebih banyak tentang pandangan-pandangan kami tentang berbagai hal.

Satu hal yang pasti kami tidak pernah bahas, tentang keluarga. Dia hanya pernah sekali bertanya bagaimana kabar keluargaku, dan aku pun menjawab standar saja seperti bagaimana bila orang-orang bertanya, lebih ke arah basa-basi belaka. Aku tak bertanya balik bagaimana dengannya, jikalau tidak ingin ditanya maka jangan bertanya, begitu kan aturannya?

Jujur saja, keluargaku sudah lama berantakan dan aku tak ingin orang-orang mengetahuinya. Bukan hal yang susah sesungguhnya bagiku untuk menyembunyikan hal ini, aku tidak punya siapa pun yang akan bertanya-tanya atau cukup dekat denganku selama ini. Bunda sudah pindah ke apartemen dekat kantornya dan ayah hanya sebulan sekali pulang ke Jakarta, lebih banyak tinggal di Bali. Ayah keturunan arab, bunda keturunan tionghoa, cinta mereka dulu ditentang habis-habisan oleh keluarga karena perbedaan ras dan agama. Mereka tidak lalu menyerah begitu saja, keduanya mencoba berbagai cara hingga akhirnya mereka dapat pengakuan, bahkan katanya dahulu bunda adalah menantu kesayangan jiddah. Kemampuan ayah berbisnis juga membuatnya diakui oleh keluarga bunda. Kini, pengakuan yang mereka perjuangkan justru membuat mereka tidak bisa bercerai, tertahan oleh keluarga masing-masing.

Meski begitu, satu tahun sekali, ayah, bunda dan aku akan pergi ke Palangkaraya untuk perayaan ulang tahun perusahaan tempat ayah memimpin. Perayaan ini sangat sakral, karena perusahaan ini adalah perusahaan milik keluarga bunda, seluruh keluarga besar hadir di acara perusahaan. Hanya saat perayaan ini saja aku bisa melihat ayah dan bundaku bergandengan tangan dan saling mengumbar kemesraan, rasanya antara nostalgia dan mengiris luka. Tidak ada yang tau sejak enam tahun yang lalu, mereka berdua sudah bukan pasangan harmonis lagi.

Kami akan berada di Palangkaraya selama dua hari. Tentu saja kami tidak menginap di rumah keluarga bunda. ayah dan bunda pasti tidak tahan harus berakting terus-terusan. Kami menginap di hotel tempat acara diadakan dengan menyewa tiga suite room untuk masing-masing orang. Aku tidak mau berada di salah satu pihak orang tuaku, makanya aku lebih memilih tidur dengan kamar sendiri.

Ayah sudah tiba terlebih dahulu pukul sebelas. Tiga jam perjalanan udara, dari Bali harus transit dahulu ke Surabaya untuk bisa ke Palangkaraya. Aku dan bunda berangkat dari Jakarta bersama-sama, sampai di Palangkaraya setengah dua. Turun dari pesawat, jangan harap akan melihat bandara besar dan megah. Bandara di sini hanya terdiri dari satu bangunan, terpisah untuk keberangkatan dan kedatangan. Tempat pesawat berhenti dan bangunan berjarak sekitar 50 meter, yang mana harus berjalan. Kami langsung menuju hotel diantar supir dari kantor, ayah sudah langsung ke hotel setelah sampai tanpa menunggu kami.

Magic In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang