21. Little Einstein

484 57 0
                                    

3'RD PERSON POV

Sekitar 2000 orang hari ini berkumpul di salah satu gedung di komplek olahraga Gelora Bung Karno. Senyum-senyum di wajah orang-orang itu tak kunjung berhenti. Kerja keras, motivasi dan semangat yang tak kenal lelah membawa mereka berada di tempat dan waktu ini. Akhir Juli, sebuah tanggal yang mereka nantikan, untuk dapat membawa orang tua mereka ke titik di mana mereka di sebut wisudawan dan mendapat gelar di belakang nama mereka.

“Satu langkah kaki kalian menginjak keluar dari gedung ini dengan toga, kalian akan kembali ke masyarakat. Tugas kalian untuk mulai membangun masyarakat sesungguhnya telah berada di pundak kalian kini.” Pidato rektor universitas berakhir dengan diiringi tepung tangan. Sebuah kelegaan pidato panjang berakhir terasa dalam ruangan itu. Para wisudawan dan wisudawati segera memfokuskan kembali pandangan mereka ke arah panggung yang berada di depan.

Salah satu dari mereka, yang duduk bersama para senior dan beberapa temannya, adalah Kirana Wijaya. Senyum malu menghiasi wajah berkulit putih itu. Kedua tanganya dia tumpuk di atas kaki. Baju kebaya berwarna biru muda dan rok cokelat hingga mata kaki nya tertutupi dengan baju toga berwarna biru muda dengan biru tua pada tengahnya. Di atas kepalanya, topi segi empat dengan tali menjulur berwarna merah betengger.

Acara yang telah jalan dua jam lamanya ini mendekati waktu yang ditunggu oleh pembantu rumah tangga dan supir Kirana. Ya, orang tua Kirana lagi-lagi tak menyempatkan untuk datang pada hari yang sangat ditunggu oleh anak perempuan berumur 18 tahun ini. Walau terdapat sedikit kesedihan di hatinya hari ini tapi Kirana tetap tersenyum dengan manis.

Perjalanan pengerjaan tugas akhirnya tak memiliki masalah berarti dan bisa dikatakan cepat. Setiap hari Jumat malam dia pergi ke rumah Khata diantar oleh Pak Purno, supir pribadinya yang selalu menemani dari dia bayi. Di rumah Khata dia biasa mengerjakan tugas akhir hingga larut malam. Sesekali Kirana meminta masukan dan bantuan dari Khata, walau sesungguhnya beberapa problem tersebut bukan masalah besar bagi dirinya. Kirana sangat senang Khata mau menemaninya mengerjakan tugas akhir. Khata pula lah yang menjadi pendorong ketika motivasinya turun, ketika malas menyerang dan ketika tugas akhir terasa begitu monoton. Selama pengerjaan, Khata yang selalu merawat Kirana. Mengingatkan untuk mandi, membelikan atau memasakkan makanan, bahkan terkadang menyuapinya. Tak heran, pada lembar ucapan terima kasih, nama Khata Metta Sutta tercantum pada poin ke-3, bahkan di atas orang tua nya. Baginya, Khata sudah menjadi keramaian dalam sepi yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Kedatangan Khata hari ini, adalah sebuah kebahagiaan tersendiri untuk Kirana.

Tibalah waktu yang paling membanggakan untuk 20 orang dengan predikat Summa Cum Laude. Tentu saja dengan index prestasi kumulatif sebesar 3,94 nama Kirana berada di dalam 45 orang tersebut. Nama mereka satu per satu akan disebutkan untuk maju ke atas panggung bersama kedua orang tuanya. Sebuah kebanggaan besar untuk orang tua yang naik diatas panggung dan anaknya diperkenalkan sebagai salah satu mahasiswa berprestasi dengan nilai yang luar biasa mendekati sempurna.

Urutan 41, nama teman Khata disebutkan untuk maju ke atas panggung dengan membawa serta kedua orang tuanya. Sekitar sepuluh menit kemudian, dengan riuh tepuk tangan dari para wisudawan dan wisudawati serta orang tua dan kerabat mereka yang berada di lantai dua, Kirana maju bersama bibi dan Pak Purno.
Bibir Kirana melebar berjalan pelan menjemput bibi dan Pak Purno kemudian menggandeng keduanya ke arah panggung. Menaiki tangga panggung pelan, Kirana menarik rok nya keatas sedikit. Rektor universitas dengan senyum menyambut Kirana. Bagi bapak dengan postur tinggi dan kumis tebal itu, nama Kirana Wijaya sudah tidak asing.

“Kirana Wijaya, salah satu mahasiswi paling membanggakan yang universitas pernah miliki. Lahir di Jakarta pada 1 September, waktu yang cepat ditempuh nona muda yang berumur 18 tahun ini dalam menyelesaikan seluruh pendidikannya. Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dalam lima tahun, sekolah menengah pertama dalam dua tahun dan sekolah menengah atas dalam dua tahun. Kemudian Kirana berhasil menyelesaikan studi sarjana dengan waktu tiga setengah tahun.  Meskipun begitu, Kirana adalah gadis yang aktif ikut dalam organisasi dan terkenal baik diantara teman-temannya. Kirana juga berhasil mengharumkan nama universitas dalam berbagai perlombaan bisnis nasional maupun internasional.” Pembawa acara berbicara sedikit biodata Kirana sembari gadis itu berjalan. Riuh tepuk tangan tak berhenti-berhenti memenuhi udara gedung. Dengan umur yang masih belia, Kirana membuat banyak orang terkejut.

Magic In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang