2: Lahirnya NF STAR

1K 95 26
                                    

Mario Pov

"Mar, bangun. Udah sampe."

Kubuka mataku setelah seseorang di sampingku membangunkanku dari tidur nyenyakku sepanjang perjalanan dari Cilacap menuju Jakarta.

Ku lihat ke samping di luar ada sebuah rumah berlantai 2 yang terlihat cukup minimalis namun nyaman. Mungkin rumahnya Kak Jeje.

Hari pun sudah malam hari dan kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 21.30. Berarti lama perjalanan dari Cilacap ke Jakarta sekitar 7 jam lebih.

Aku langsung keluar dari mobil setelah melepas seatbelt lalu mengambil tas dan koper di bagasi mobil Kak Jeje kemudian memgikutinya hingga kami berhenti di depan sebuah pintu lalu Kak Jeje menekan bel.

Sebelum menerima tawaran Kak Jeje aku begitu bimbang ditambah takut ditipu. Tapi karena dukungan orang tuaku serta orang terdekat membuatku berani menerima tawaran Kak Jeje. Kak Jeje pun juga meyakinkanku kalau tawarannya itu bukan tipu-tipu dengan memberikan bukti dan sempat video call dengan sahabatnya yang merupakan bos agensinya.

Tak lama setelah bel rumah dibunyikan, pintu rumah tersebut dibuka dari dalam dan munculah seorang laki-laki berbadan kekar.

"Masuk dulu, Je, Mario," ucap laki-laki itu.

Aku terkejut dan bingung kenapa laki-laki itu tahu namaku. Apa dia salah satu orang yang bekerja di Frifam Entertainmemt?

Aku dan Kak Jeje memasuki rumah lalu duduk di sofa ruang tamu. Tasku kutaruh di bawah dekat kaki bersama koper. Sementara itu laki-laki tadi pergi ke sebuah dapur yang dapat kulihat dari tempatku duduk.

"Mar, malam ini lu tidur di sini dulu," ucap Kak Jeje seraya memainkan handphone-nya.

"Iya, Mbak'e," ucapku sambil memperhatikan isi rumah yang bisa kunilai cukup mewah.

"Dibilang jangan panggil gue 'Mbak'. Panggil Kak!"

Memang itu permintaan Mbak'e eh Kak Jeje maksudnya yang memintaku memanggilnya dia dengan 'Kak' dan juga saat di Jakarta harus berbicara 'lu-gue' saat bertemu teman-teman baruku di band nanti.

Bicara soal teman-teman baruku di band, aku sendiri masih penasaran dengan mereka karena Kak Jeje tidak memberiku foto mereka. Semoga saja teman-temanku itu mau menerima orang jauh sepertiku yang akan membangun karir dan kesuksesan sebagai musisi di Jakartabserta tak lupa menuntut ilmu sebagai pelajar.

Tadi Kak Jeje bilang menginap sementara di sini ya? Syukurlah kalo gitu. Bisa bahaya misalnya aku tidur di rumah perempuan yang bukan muhrimnya, nanti digrebek dan diarak lagi.

"Aduh repot-repot segala Key buatin gue tiga," ucap Kak Jeje saat laki-laki yang ia panggil 'Key' datang membawa 3 minuman es sirup rasa jeruk.

"Satu-satu lah. Lu kalo mau lagi bikin sendiri," ucap laki-laki itu menaruh 1 gelas di hadapanku lalu Kak Jeje hingga ia duduk di sofa satu lagi di dekatku.

"Canda kali, Key." Kak Jeje langsung mengambil gelas di hadapannya dan meminum sirupnya.

"Kenalin gue Keynal. Panggil aja Bang Key." Laki-laki itu mengulurkan tangannya yang langsung ku jabat.

"Bang Ke?" ulangku menyebut namanya yang membuat Jeje tertawa mendengarnya.

"Pake 'Y', Mar," ucap Bang Keynal memberitahuku dan aku mengulangi memanggilnya dengan benar.

Lalu aku, Bang Keynal dan Kak Jeje mulai mengobrol. Dan ya paling dominan Bang Keynal menanyaiku tentang latar belakangku serta awal mulaku bermain gitar dan keyboard.

Awalnya aku bisa bermain gitar karena aku belajar sendiri sejak kelas 5 SD. Lalu untuk keyboard, aku bisa memainkan alat musik itu karena ibuku guru les piano walau di rumah tidak ada piano haha...

NF STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang