CA •10

492 76 17
                                    

"Akhhhhh.... Stopppp... gue mohon stopp" teriak Aria kesakitan.

Bughh....Akhhhhh....plakkk...bugh..bughh..

Bukannya berhenti Jira dan seora malah bersikap semakin kasar. Mereka menendang, memukul, menampar, serta menjambak Aria hingga kini tersungkur.

Aria menangis disana, keringat, luka, dan darahnya bercampur menjadi satu.

"Hikkkhhh,, hikkhhh hikhhhss shhk" Aria menangis.

Pakah Harus sekeras itu,? Sikap Anak sekolah terlebih mereka masih Smp kelas 9. Benar-benar tak mempunyai Hati nurani.

Kini mereka berdua pun pergi dengan meninggalkan Kalimat pada Aria...

"INGET NYAWA LO! TINGGAL SEKALI NAFAS LAGI LO ABIS! BERANI MACEM-MACEM SAMA GUE PULANG TINGGAL NAMA" Kata Jira

Ancaman macam apa itu??

"JAUHIN WOOCHAN SAMA XINLONG ATAU GUE YANG BIKIN MEREKA JAUHIN LO!"

"Hikhhhh.....hiksss...ehuhuuuu Tol-longghh" Aria meminta tolong dengan nada melemas.

"Hikkss tolongg... siapapun tolong gue hikss" Aria semakin melemas.

Tak mungkin ada yang menolong Aria saat itu, karena Jam pelajaran sudah dimulai sejak 10 menit lalu, dan posisi Aria digudang yang tempatnya disudut sekolah.

Aria berusaha bangkit berdiri, namun nihil. Aria tak bisa karena luka ditangan dan kakinya yang mempersulit ia untuk berdiri.

Setelah berusaha cukup Keras Akhirnya Aria pun sudah bisa berdiri, ia berjalan dengan merambati dinding dan meja dalam gudang tersebut.

Aria berusaha berlari, menuju toilet untuk memebersihkan Luka-tukanya dan mencuci wajahnya.

Ckret
Bruuk...
Setelah Aria membuka pintu toilet ia langsung menutupnya, agar tak ada orang yang melihat keadaannya sekarang.

Aria menyalakkan keran dan membasuh wajahnya yang sudah sembab akibat menangis dan membersihkan darah pada dahi serta hidungnya.

"Hikssss hiksss..." Aria kembali menangis,
Ia mengelap Darah dihidungnya menggunakan lengan bahunya.

"Gue deket sama Woochan kapan coba,? Hikkss" katanya dengan menangis.

Aria terdiam.

Ceklekk...

Aria salah, dengan tujuannya yang hendak sembunyi dari orang-orang, ternyata di dalam bilik toilet itu keluar satu anak perempuan yang kaget melihatnya.

"A-aria?? Lo? Kenapa?" Tanyanya dengan ragu.

"..." Aria tak berani menjawab, namun Aria hanya menyembunyikan wajah dan tatapannya dari perempuan itu.

"Lo ada masalah?" Tanyanya.

Jangan ganggu Aria pliss dia tidak mungkin menceritakan semuanya pada orang Asing, bisa saja ia yang merasa malu sendiri.

"Udah lama banget gue jauh sama dia hikss"  Kata Aria tiba-tiba

Cekreett...
Pintu kamar mandi itu dibuka oleh seseorang tanpa sepengetahuan Aria.

"Ariaa!!!" Panggil Jenie dengan terkejut kemudian langsung mendekati Aria.

"Elo Jen?" Tanya Aria dengan berusaha menyembunyikan wajahnya.

"Lo kenapa,?"

"gue gapapa"

"Lo bohong!"

Cklekkk...
Grebbb....

Tanpa sepengetahuan Aria dan Jenie, perempuan itu pergi meninggalkan keduanya.

"Nggak, apaan sih"

"Lo nggak usah bohong, Ini baju lo kotor banyak darah gini, basah lagi" kata Jenie dengan agak Kasar dan berusaha melihat Wajah Aria, namun Aria selalu menyembunyikan entah itu menghadap arah yg berbeda dari Jenie.

"Ariaaa!" Bentak Jenie dan membalikkan Tubuh Aria agar menghadapnya.

"Lo kenapa?" Tanya Jenie.

"Nggak apa-apa tadi gue jatuh"

"Lo nangis!" Tegas Jenie lagi.

"Iya soalnya sakit"

"Sejak kapan lo jadi cengeng? Hanya karena jatuh saja lo nangis, Lo nggak usah bohong ya, gak lucu situasi kek gini masih aja lo bohongin gue!" Marah Jenie pada Aria karena ia khawatir.

"Sekarang lo ikut gue!" Ajak Jenie menarik tangan Aria. Namun Aria tak bergerak sama sekali, membuat Jenie menatap Aria bingung.

"Lo kenapa? Jujur sama gue?" Tegasnya.

"Jira sama Seora hikss" kata Aria memelan.

"Mereka???" Ulang Jenie, Aria tak menjawab lagi ia menunduk dan menangis.

Tanpa aba-aba lagi Jenie memeluk Aria.

"Kenapa lo bisa berurusan sama Iblis kek mereka?" Aria tak menjawab.

"Jujur sama gue pliss"

"Xinlong" sebut Aria sangat pelan seperti berbisik, namun Jenie bisa mendengar itu,
Tanpa Aria menjelaskan Jenie sudah paham.

Hanya Jenie satu-satunya teman Aria yang paling paham pada Aria. Tidak penuh candaan seperti Narra dan Haesa yang selalu menanggapi masalah serius dengan lelucon garink.

Dengan mengusap punggung Aria "Sekarang lo ikut gue"
Aria menggeleng

"Terus lo mau disini,?"

"Luka lo dimana-mana ini lebam semua!" Tegas Jenie dengan memandang luka lebamnya Aria diwajah, ditangan, dan dikaki.

Aria kembali menggeleng.

"KALO GUE NGOMONG ITU DENGERIN, IKUTIN!! SUSAH YA?" Bentak Jenie pada Aria.
Aria saat itu sangat rapuh kemudian Jenie membentaknya, Aria langsung melepaskan tangan Jenie yang memegangi tangannya.

Jenie yang tau posisi Aria langsung merasa bersalah.

"Oke maaf, sekarang lo ikut gue, diluar sepi kok, uks juga sepi gue tadi lewat sana, gue obatin sebentar nanti lo langsung pulang"

Tak ingin dibentak lagi akhirnya Aria menuruti ajakan temannya itu.

.

"Gue ngga tau kalo lo berurusan sama Jira, gue kira lo bolos pelajaran Mtk lagi" kata Jenie dengan mengobati luka Aria, Aria hanya diam.

"Masih sakit ya lukanya?" Tanya Jenie, Aria menggeleng.

"Ckk..." Jenie berdecik.

"Luka kaya gini lo nggak ngerasa sakit?"

"Lo tadi ke toilet mau pipis,?" Tanya Aria mengalihkan pembicaraan.

"Nggak jadi gue, liat lo udah ngeri gue" kata Jenie.

"Gue tau, lo anak yang kuat Ra... Mungkin jika orang lain yang ada di posisi lo, mereka sudah pingsan. Ini nggak bisa di biarin,"

"Makasih ya jen"

"Ckk apaan sih, udah mending sekarang lo-"

"Balik ke Toilet terus ke kelas ikut pelajaran, gue nggak mau ngerepotin lo" Kata Aria memotong omongan Jenie.

"Hih lo apaan sih, mending gue nulis Absen lu dulu terus ijin sama Bu Nayeon"

"Percuma, Bu Nayeon mungkin gabakal caya kalo gue sakit gini dia kan benci sama gue" kata Aria.

"Suka ngarang lo, mana ada guru membenci muridnya Lolot" -Jenie

"Setiap mapelnya selalu gue yg ditunjuk kenapa ngga yang pinter ae,? Kan banyak"

"Yaitu biar lo bisa Mtk, Mtk lu nilainya 4 mulu njir"

"Iya-iya udah sono pergi" usir Aria

"nanti gue balik lagi oke" kata Jenie.

Bersambung...

COGAN ANDROID •JIA HANYU {BS} |Lengkap|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang