CA •41✓

291 57 8
                                    

"Ada apa sih Ribut banget?" Tanya Hyunjin yang baru saja Memasuki kamar Woochan dengan disusul Achillo dibelakangnya.

"Ga ada" Woochan.

"Chan gue laper" Hyunjin.

"Gue juga" Achillo

"Kalian kalo dirumah gue kerjaannya main ps, karaoke, ngerap sama makan, GoFood sana" Woochan.

Aria menatap Woochan, why Woochan tampak biasa? ia sama sekali tidak dingin. yang ia tau Woochan selalu. dingin sama siapapun.

"Siap!!" Hyunjin.

Mereka berdua tak sadar jika ada Aria, Jenie, dan Narra sehingga mereka tak menanyakan sesuatu pada mereka bertiga.

"Kalian bertiga, mau pesen ga?" Tanya Achillo pada Aria, Jenie, dan Narra. Oh ternyata Achillo tau kalo ada Aria dkk gaes. Maapken Allen gaes kirain mereka gatau wkwkwkw...

"Gue ga" Jenie
"Gue juga" Aria
"Gausah" Narra

"Kenapa muka lo?" Tanya Achillo pada Narra. Narra tak menjawab.

Achillo menatap Aria, Jenie, Woochan dan Seora.
"Oh gua tau?!" Kata Achillo sok tau. "Ikut gua!?" Ajak Achillo pada Narra.

Narra tak menghampiri Achillo yang berada di ambang pintu.

"Ikut gua!?" Tarik Achillo pada Narra keluar dari kamar Woochan

"Hih... apaan sih??" Narra.

"Jen lo ga mau nyusul Narra?" Tanya Hyunjin

Kriqq...kriiiqqq...kriiqqq....

"Yah malah panen jangkrik bocah!" Hyunjin.

"Ikut gua hayuk" ajak Hyunjin.

"Gak!!" Jenie

"Kalo lo gamau ikut gue, lo hutang sama gue 200 ribu dan gue bakal nagih sama lo terus" ancam Hyunjin.

"Terserah gue ngutang sama lo aja nggak!" Jenie.

"Oke kalo gitu gue bong-"

"Iya anjinggg!!!" Kata Jenie kemudian keluar dari kamar Woochan mendahului Hyunjin.

Kini tinggal Aria, Woochan, dan Seora.

"Chan minum obat ya, udah lima menit lebih 2 detik" Seora.

Ia mengambil minum yang terletak dimeja yang berada disamping ranjang Woochan.
Dan mengambilkan obat untuk Woochan.

Aria merasa jika ia sudah mengganggu Keduanya, yang dilakukan Aria saat ini hanya menunduk, mengingat kembali Hanyu... lagi lagi Hanyu yang ada di pikirannya.

"Chan, gue pamit dulu ya," pamit Aria dengan berdiri.
"Cepat sembuh ya, Jaga kesehatan, maaf gue ga bisa jaga lo kaya lo jaga gue waktu itu" lanjut Aria, yang langsung mendapat tatapan kaget dari Seora.

"Gapapa, lo mau pulang? Gue anter ya" Woochan hendak bangkit dari kasurnya.

"Chan apaan sih?? Gausah! Lo masih sakit!" Seora

Saat itu Aria sudah mau menolak, namun Seora lebih dulu mencegah woochan.
"Yaudah gue duluan, Seor jaga Woochan ya"

Grebb...

__

Kini Aria berjalan kaki tanpa arah tujuan, dalam perjalanan yang ia lakukan hanya mengingat Hanyu. Aria juga sempat bergumam dan berbicara sendiri dalam mengingatnya.

"Hanyu, lo dimana?" Aria
"Kem-mana lo pergi?" Sampai tanpa ia sadari Air matanya menetes
"Kenapa lo tinggalin gue? Hiksss"
"Lo janji sama gue gak akan ninggalin gue kan?"

"Lo masih punya janji sama gue, mau deketin gue sama Xinlong,!? Hiksss kenapa lo bohong hiksss..."

Aria tak sanggup lagi berkata, air matanya sudah membasahi pipinya, suara itu sudah keluar menghibur telinganya yang sepi tanpa ocehan Hanyu lagi.

"Hikkksss...hiks....hiiiiii.....hikkkkss..huuuuu" Aria masih saja berjalan dan menangis, ia tak memperdulikan beberapa orang yang melihatnya.

"Dih?? Tu anak kenapa nangis?"

"Kehilangan maknya kali"

"Oh putus cinta, biasah anak monyet mah gitu"

"Oh minggat dia diusir bapak nya"

"Ngarang, dia abis keluar dari rumah sakit"

Bahkan beberapa orang yang menggunjingnya ia tak perduli, ahh tidak Aria tak mendengarnya.

Aria berjalan sempoyongan di pinggir jalan, sempat ia berjalan ditengah jalan tanpa sadar. Beberapa orang juga sudah mengingatkan Aria untuk tidak berjalan sembarangan namun Aria tak mendengarkan, yang hanya ingin Aria dengar hanya ocehan Hanyu.

Bruuughh...

Jalannya terlalu seenaknya dan tak melihat-lihat sehingga ia tersandung batu yang menyebabkan terjatuh dengan posisi terduduk

jalanan yang basah karna tadi terjadi hujan akhirnya membuat celana putih yang ia kenakan kotor.

Dijalan ini, ditempat ini, Aria mengingat dimana ia menemukan ponsel itu CA 69, dengam masih terdiam tanpa merubah posisinya ia mengingat dan menatap tempat ini, tepat ia menemukan sebuah ponsel Ajaib itu.

Wusss....
Csrrraattttttttt....

Reflek Aria menutup matanya karna wajah dan bajunya terkena cipratan air comberan bekas hujan saat beberapa detik lalu mobil mewah merah itu lewat dengan kecepatan tinggi.

Aria menatap mobil itu yang sudah hampir mengecil dari pandangannya.

"MOBIL GOBLOK!!" Umpat Aria. Kira-kira yang goblok Aria apa mobilnya??

"Kakak!" panggil seorang anak kecil tiba-tiba

Aria yang merasa terpanggil itu akhirnya menengok.

"kakak ngapain duduk disini? ayo aku bantu berdiri" katanya.

Anak kecil itu tampak lebih muda dari Aria

"makasih" kata Aria

"kakak nangis? kenapa?"

"duduk dulu Ayo kak!" tarik anak yang belum diketahui namanya itu. setelah merasa Aria tak menjawab pertanyaannya.

"kenalin kak nama aku Arllyn, kakak siapa?"

"panggil saja kakak Aria, oh ya kok kamu pucet sih?"

"soalnya aku kurang tidur kak" katanya

"loh kenapa?"

"nggak bisa tidur"

_

"Loh Non Ria, kenapa kotor begini?" Tanya Mbak Yuli

"Non Aria pasti abis main lumpur-lumpuran ya? Non inget non kan baru saja sembuh" kata mang dadang. Saitund lumpur-lumpuran?? Dikira anak kecil

"Mang dadang pulang kampungnya kapan?" Tanya Aria tiba-tiba.

Mang dadang langsung kaget "loh??? Ada apa non? Mau pecat Mang dadang? Jangan non, mang Dadang minta maaf, tadi itu cuma mau becanda"

"Nggak mang, mau nanya aja, nanti Aria ikut, Aria kangen sama temen Aria disana" Aria. Sembuh lagi Arianya maklum...

"Oh sama dia..." mang dadang.

Bersambung...

COGAN ANDROID •JIA HANYU {BS} |Lengkap|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang