CA •64 |ENDING|✓

642 84 73
                                    

7 hari berikutnya, Woochan mendapat kabar Jika Aria akan pulang hari ini.

Woochan langsung bahagia, Aria sudah sembuh?! Fikirannya.

Seperti yang pernah Aria omongkan padanya jika pulang dari LA nanti orang yang pertama kali Aria cari adalah Woochan

Sepulang sekolah Woochan langsung kerumah Aria, ia hendak menjenguk Aria, lagi pula ia sudah rindu pada kekasihnya itu.

Dengan semangat ia berlari menuju rumah Aria yang memang agak jauh dari sekolah namun ia semangat.

Setelah sampai dirumahnya Woochan kaget seketika melihat Rumah Aria yang sangat ramai penuh orang-orang

Woochan masih bahagia saat itu memasuki rumah Aria, matanya membulat saat melihat dalam rumahnya

Kejutan yang Woochan dapatkan, keramaian orang menyambut kepulangan Aria dari LA

semua orang mengelilingi Aria, Aria tak menatap Woochan, saat itu posisinya tertidur diatas Sebuah Brangkar yang didorong oleh beberapa orang.

Woochan sangat kaget, dengan perlahan ia mendekati Aria

Wajahnya tampak biasa saat melihat Aria berbaring disana, namun Air matanya tak terlihat biasa, air matanya sudah berani mengalir  membasahi pipinya, Iya Woochan menangis tanpa isakan disana Hanya Air mata yang mewakili segalanya.

ia tak mendapat ijin dari siapapun untuk melihat Aria

Ia mendengar semua orang menangis, mendengar semuanya.
Semua orang terdekat Papah dan mamahnya yang disana, Bqhkan orang taunya juga di sana.

"Chan!?" Panggil mang dadang

Woochan tak menengok, ia fokus menatap Aria

"Ikut mang dadang ayok!" Ajak mang dadang, Woochan tak merespon

Tangan Woochan terulur menyentuh pipi Aria, mengelusnya dengan lembut.

Ia berusaha tak menangis, hanya membiarkan Air matanya mengalir itu cukup! Meski itu lebih menyakitkan daripada menangis.

Satu jam kemudian

"Chan, non Aria nitip ini!" Kata mang dadang memberikan sebuah kotak padanya

Woochan sudah menangis saat itu, ia tak percaya jika Aria pergi begitu cepat, mendengar cerita dari mang dadang jika Aria sudah mengetahui tujuannya ke LA untuk pengobatannya Aria semakin memburuk kondisinya terlebih lagi Dokter mengatakan jika penyembuhannya sangat sulit, itu semakin membuat Aria putus asa.

Dua hari sebelumnya ia dipertemukan dengan saudara perempuannya.

Saat itu Aria merasa bahwa Dirinya ada pada saudaranya, Aria sudah pasrah dengan keadaannya.

Ia sudah lama tak bertemu dengannya entah berapa lama, mungkin sekitar 10 tahun.

Ia mendapat teman untuk setiap hari-harinya disana, berbagi cerita Sudah Aria berikan padanya, begitu juga sebaliknya.

Saat kondisinya semakin menurun dan semakin lemah, Aria membiarkan  mengabaikan kondisinya itu, ia tak perduli jika tuhan mengambil nyawanya sekarang.

Aria dinyatakan tak sadarkan diri saat ia tengah menyibukkan dirinya dengan kumpulan buku-buku. Tanpa alat bantu apapun.

Aria terlihat sengaja melepas alat bantu pernapasan dan infusnya.

COGAN ANDROID •JIA HANYU {BS} |Lengkap|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang