♥♥♥Gue selamat. Itulah yang patut gue syukuri malam ini. Masih diatas jetski dengan laju yang cukup cepat, gue duduk dibelakang cowok penolong gue yang kalo gue nggak salah denger tadi namanya Aqsa.
Dia bilang pegangan, oke gue pegang jaket dia tapi sekali dia mutar gas gue hampir mental dan akhirnya berakhir dengan pelukan erat dipinggangnya, dari tengah laut hingga bibir pantai gue nggak berani buka mata, nih cowok bawa jetski kayak orang kesetanan, gue mulai takut.
Gue ngerasa jetskinya sudah berhenti, aqsa juga udah noel-noel lengan gue, iya lur nyuruh lepas, kalo lama-lama meluk ntar gue dikira cewek modus.
Gue lihat aqsa turun dan gue pun mesti turun dibantu oleh dia.
Jujur saat ini gue emang sedikit pusing, badan gue juga agak sedikit panas.
"Kita kedalam ya, didalam ada temen-temen sama sodara gue ngumpul." Kata aqsa sambil narik tangan gue.
Yang gue lihat ini emang resort, tapi ukurannya jauh lebih kecil dari resort tempat gue nginap.
Gue jalan ragu-ragu tapi aqsa tetap narik gue supaya masuk.
"Lo tenang, gue nggak bakal macam-macam, di resort ini cuma ada gue sama sodara gue, ada cewek gue juga didalam jadi lo nggak usah khawatir."
Secara nggak langsung dia bilang ke gue, jangan baper, gue udah punya cewek. Ah elah, seandainya dia nggak bilang udah punya cewek mungkin aja gue bisa suka sama nih cowok, untung dia bilang duluan.Saat gue masuk resort pribadi milik aqsa, yang gue lihat nggak ada satupun manusia sejauh mata memandang. Rasa was-was kembali menyerang. Apa jangan-jangan dia bohong.
"Mereka pada bbqan di halaman belakang, kita kesana sekarang, nyusul mereka."
Gue cuma ngikut aqsa dari belakang, gue malu, serius. Sambil jalan gue sekilas lihat gimana penampilan gue di kaca, hancur parah. Muka kusam, rambut acak-acakan dan pakaian yang nggak banget.
Saat gue tiba di halaman belakang, gue dengar mereka bersorak saat aqsa membuka pintu.
"Sayang kok lama sih, gimana, dapat?" Tanya cewek yang pakai baju tipis banget. Tuh cewek nggak kedinginan apa make baju setipis itu malam-malam.
"Aku belum sempat nyari babe, tapi aku bawa temen baru." Ucap aqsa sambil membuka jalan bagi gue maju.
"Dia Rachel, gue nemu dia di tengah laut, jetskinya mati dan dia nggak bisa pulang.""Ya ampun, lo nggak pa-pa? Muka lo pucat banget." Ujar cewek dengan rambut panjang pirang wajah lebih keibuan.
Gue cuma ketawa getir, bohong kalo gue bilang nggak pa-pa, gue sekarang pusing ditambah gue haus sama lapar tapi gue malu bilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Shuttlecock | Kevin Sanjaya ✔
Chick-Lit(FOLLOW SEBELUM BACA) [COMPLETE] Rachel Ganesha harus rela dipindah tugaskan dari dokter di rumah sakit menjadi dokter untuk para atlet. Ia memang amat menyukai olahraga cabang badminton, tapi ikut berkecimpung didalam lingkaran olahraga tersebut t...