❤❤❤Aku mendengar semua.
Aku mendengar apa yang mungkin seharusnya tidak aku dengar.
Dia bercerita dengan jelasnya mengenai suatu hal yang sebenarnya sangat ini aku tanyakan.
Pertanyaan demi pertanyaan semakin membesar dikepalaku dari hari kehari bahkan hingga detik ini masih tertumpuk pada otak ku tapi detik berikutnya, semua benang kusut dalam kepalaku seakan terurai dengan halusnya.
Dia mengatakan semuanya.
Dia mengatakan apa yang ingin ku dengar tanpa ku minta.
--
Aku berjalan berniat kembali kekamar, ku edarkan pandangan mencari rachel, barang kali dia masih belum tidur dan langkahku membawa ke bagian belakang rumah dimana disana ada pintu menuju taman kecil yang tadi ku lihat disana ada gazebo.
Aku ingin berjalan mendekati ketika ku lihat ada tanda seseorang disana namun langkah ku terhenti ketika mendengar suara rachel berbicara dengan mamanya.
Mereka membicarakan topik tentangku dan semakin ku dengar maka semakin membuatku terpaku.
Dia bilang teman-temanku?
Teman-temanku yang membuatnya mengambil keputusan jika dia memang harus mengakhirinya denganku.
Pembicaraan berakhir saat mamanya rachel bertanya apakah dia pernah menanyakan secara langsung padaku apakah aku bahagia setelah putus darinya.
Dia terdiam, jelas saja, dia tidak pernah bertanya padaku.
Jika dilihat aku lebih bahagia setelah putus maka itu adalah kebohongan terbesar.
Mengapa aku terlihat lebih bersemangat latihan, lebih banyak berkumpul dengan teman-teman dan proses pemulihan ku paksa untuk lebih cepat, itu semua ku lakukan karena aku tidak ingin terlihat lemah.
Saat ini aku tidak suka sendirian. Aku tidak suka tidak melakukan apapun, karena setiap menit akan diisi dengam berbagai kenangan yang tentu saja menyakitkan.
Aku memaksa tubuhku untuk lelah karena setelahnya aku dapat tertidur walau itu tidak lelap. Aku memaksa diriku tertawa bahkan saat yang lain melontarkan lelucon yang tidak lucu sama sekali, itu kulakukan untuk menutupi rasa kesepian.
Aku memang tersiksa dengan keadaan dan aku tidak menyalahkan rachel akan hal itu.
Aku hanya berharap satu hal, dia juga merasakan apa yang aku rasa, bukan berniat memberi sumpah agar dia sengsara, hanya saja jika itu faktanya, masih ada jalan untukku kembali, iya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Shuttlecock | Kevin Sanjaya ✔
Chick-Lit(FOLLOW SEBELUM BACA) [COMPLETE] Rachel Ganesha harus rela dipindah tugaskan dari dokter di rumah sakit menjadi dokter untuk para atlet. Ia memang amat menyukai olahraga cabang badminton, tapi ikut berkecimpung didalam lingkaran olahraga tersebut t...