11

793 122 35
                                    

Yein memberikan tatapan menusuk pada gadis jangkung di hadapannya. Yang ditatap tampak salah tingkah sambil meremas ujung rok seragam. Dia –Son Eunseo baru saja mengakui kesalahannya. Kalian masih ingat dengan alamat rumah seharga tiket Konser BTS yang diminta Eunseo pada Seungwoo? Itu dia sumber masalahnya.

"Kemarikan tiketnya!" seru Yein galak. Eunseo tampak menggeleng cepat. Tidak rela jika usahanya ini sia-sia. Hei! Tiket itu sudah habis terjual. Dia tidak akan mendapatkannya lagi dimanapun! Yein tidak boleh bertindak semena-mena dengan mengambil tiket konser itu!

"Kau mau apa?"

"Jelas akan kukembalikan pada Kak Seungwoo!"

"ANDWEEEE! Kumohon Jangan Yein-ah, kau boleh meminta apapun dariku asal bukan tiket Konser itu! Aku sangat ingin menontonnya!" rengek Eunseo sambil menahan bahu sahabatnya itu.

"Kau sadar tidak telah memerasnya?"

"Itu bukan pemerasan, dia dengan sukarela memberinya padaku."

"Eunseooooo!" gemas Yein.

"Apapun asal jangan tiket itu!"

"Kalau begitu kembalikan seharga tiketnya."

"Aku tidak punya uang sebanyak itu. Bagaimana bisa?"

Yein mengambil napas dalam. "Baiklah akan kupinjami. Kau boleh mencicilnya setiap bulan."

"Korting 20% boleh? Aku kan sudah memberikan alamatmu padanya. Jadi setidaknya aku mengambil imbalan yang tidak terlalu besar."

"Ah terserah kau saja! Yang jelas jangan ulangi lagi."

Eunseo mengangguk lemas. Terkuras sudah seluruh isi tabungannya. Padahal dia sudah sangat senang karena bisa berhemat. Yein ini ya, sama sekali tidak bisa diajak kerjasama.

***

Malam minggu setelahnya Yein disibukkan dengan aksi merias diri. Ditemani Jimin yang sudah setia dengan berbagai alat perang miliknya. Jiyeon sedang ada di sana juga. Tapi dibanding Jiyeon, Jimin lebih ahli memulas make up di wajah. Tapi jangan salah, Jimin itu pria sejati. Jangan beranggapan dia sudah belok hanya karena hobinya yang tidak biasa ini.

"Aku hanya pergi ke pesta Ulang Tahun, Kak Jim," rengek Yein sejak tadi. Bukannya berlebihan, Jimin hanya ingin Yein tampil paling cantik di pesta itu.

"Sudah diam! Percaya saja padaku! Barbie Yeinnie adalah konsep paling cocok untukmu," seru Jimin semangat. Dipulasnya bibir Yein dengan lipstick berwarna nude. Yein melemparkan tatapan meminta bantuan pada Jiyeon.

"Kupikir Yein lebih cocok dengan yang berbau sexy," celetuk Jiyeon. Kedua mata Jimin mendelik.

"Untuk Yein tidak ada sexy-sexy sayang," protesnya.

"Tapi Jim juga jangan memaksakan dandanan ala Barbie seperti itu pada Yein, biar Yein memilih sendiri ia ingin seperti apa," balas Jiyeon tidak kalah ngotot.

"Yein belum genap 18 tahun untuk tampil sexy. Aku tidak suka melihatnya."

Yein jadi merasa tidak enak melihat pasangan paling sweet ini berdebat karena dirinya. Ya sudahlah dia memang seharusnya tidak perlu banyak bicara tadi.

"Kau jadi pergi dengan Daniel itu?" tanya Jimin sambil mengikat rambut hitam Yein.

Gadis itu mengangguk. "Bahkan dia sudah ada di bawah." Ditunjukkannya isi chat dari Daniel pada Jimin yang mengatakan bahwa pria itu sudah ada di ruang tamu rumah Yein.

Jimin tersenyum penuh arti. Ketujuh anak Bangtan sedang berkumpul malam ini. Pasti lelaki itu habis diinterogasi di bawah sana.

"Kemana perginya yang satu lagi? Dia tidak mengajakmu juga?"

Not Mine [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang