Hari-hari berjalan seperti biasa kecuali satu hal. Sejak kejadian dimana Yein mengizinkan pria lain masuk ke dalam kamarnya yang diketahui oleh sang suami, hingga saat ini, Jungkook jadi lebih sering menghubunginya. Bahkan ketika Yein sedang ada kelas sekalipun. Alhasil, berkali-kali ia abaikan video call dari suaminya itu.
Dan di sinilah Yein. Saat jam pelajarannya kebetulan kosong, dihubunginya Jungkook lebih dulu. Ia masih berada di dalam kelas. Dengan beberapa mahasiswi lain yang sibuk mengerjakan tugas kelompok di belakangnya. Kalau tugas Yein sih sudah selesai dengan cepat berkat adanya Lino.
"Hai Kak," sapa Yein lega. Pasalnya ia sudah lebih dari 10 kali tidak menjawab telepon Jungkook hari itu.
Wajah lelah Jungkook tampak di layar macbooknya masih dengan latar belakang ruang kerja. Itu artinya sudah selarut ini Jungkook belum pulang ke rumah.
"Dari mana saja?" tanya Jungkook tanpa menatapnya. Pria itu sedang sibuk mempelajari setumpuk berkas yang harus ditandatanganinya.
"Sejak pagi praktek dan dan sekarang belajar di kelas. Tapi ternyata sedang kosong. Kakak bagaimana?"
"Kau bisa lihat sendiri," jawabnya singkat.
Yein menelan ludah kasar. Suaminya sedang marah ternyata.
"Kakak sudah makan?"
Pria itu mengangguk singkat.
"Makan dengan apa?" tanya Yein tak gentar.
"Makan hati," jawab Jungkook dengan lirikan sinis.
"Ah Eomma memasakkanmu hati ya. Ayam atau sapi? Pasti sangat lezat. Uhm, aku sangat merindukan masakan Eomma," sambung Yein ceria.
"Aku sudah meminta Eomma untuk tidak datang lagi membawakan makanan."
Yein terperangah. Padahal ia sudah memohon sambil menangis pada ibunya untuk membuatkan Jungkook masakan rumah. Supaya gizi pria itu tetap terjaga dan ada yang memperhatikan keperluannya sehari-hari. Jungkook kan gila kerja akhir-akhir ini. Lihat saja rambutnya yang sudah mulai panjang dan tidak kunjung dipotong. Yein jadi gatal untuk menyeretnya ke salon sekarang juga.
"Kenapa Kak?"
"Kasihan Eomma. Kau tidak seharusnya merepotkan mereka untuk mengurusku. Aku bisa mengurus diriku sendiri."
"Mengurus dirimu sendiri? Kau tidak berkaca ya? Lihat seperti apa dirimu sekarang!" seru Yein kesal. Teman-temannya berbalik untuk mengetahui apa yang membuat gadis paling tenang di kelas mereka sampai mengeluarkan suara sekeras itu.
"Memang seperti apa? Tidak terurus? Memangnya siapa yang pergi dan menelantarkan suami? Bukankah seharusnya kau lebih berkaca?"
"Kalau terpaksa, katakan sejak awal! Kenapa bilang mengizinkanku tapi pada akhirnya bersikap seperti ini?"
Kedua mata Yein sudah siap menumpahkan air mata. Sebelum Jungkook melihatnya, Yein mematikan panggilan sepihak. Membereskan semua barangnya lalu berlari secepat mungkin ke toilet. Ia tidak boleh menangis di sini. Di depan banyak orang.
Hubungan jarak jauh ini ternyata sangat menyiksa. Kesalahan kata sedikit saja nyatanya bisa memicu pertengkaran. Yein menyesal. Kenapa dia harus terpancing oleh perkataan Jungkook yang sedang marah dan kesal padanya?
Yein butuh Jungkook di sisinya sekarang.
***
"SIAL!" teriak Jungkook keras seraya menyingkirkan semua berkas dari hadapannya. Mengacak rambut frustasi, Jungkook dengan cepat meraih ponselnya untuk melakukan panggilan ulang. Tapi sedetik kemudian, ia berubah pikiran. Tidak. Ini tidak akan selesai hanya dengan berbicara lewat sambungan telepon. Mereka berdua butuh bertemu.
Persetan dengan semua berkas itu. Jungkook tidak bisa menundanya lagi. Malam ini juga ia harus terbang ke Paris. Tapi kemudian dilihatnya jarum jam sudah berada tepat di angka 10. Pria itu kembali berdecak keras. Bagaimana bisa ia mendapatkan penerbangan itu kecuali keluarganya memiliki jet pribadi.
"Carikan aku penerbangan paling pagi menuju Paris," gumamnya pada sang sekretaris di ujung sambungan.
Jungkook berjalan menuju sofa dan merebahkan diri. Ia lelah bukan kepalang. Demi lebih cepat menyelesaikan pekerjaan dan menemui istrinya, ia rela lembur selama satu minggu ini. Tubuh dan pikirannya jelas saja terkuras habis. Itupun masih kurang 20% untuk persiapan rapat perebutan tender yang diadakan empat hari lagi.
"Aku tidak sanggup lagi," ucapnya lemah sebelum jatuh tertidur dengan kepala berdenyut nyeri.
Jeon_JK
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤ disukai oleh KangDan, SugarYoongi dan 154.999 lainnya