"Kakaaaaak!"
Jung Yein melempar bantal pada Hoseok yang dengan jahilnya mengganggu Cooky yang sedang makan wortel dalam pangkuannya. Hoseok menarik wortel itu menjauh, lalu mendekatkannya lagi. Begitu terus sampai Cooky merasa kesal dan akhirnya meronta untuk lari dari gendongan Yein. Padahal Yein sudah khusus membawakan wortel kualitas terbaik dari perkebunan milik Kakeknya di desa sana.
"Tanggung jawab Kak! Bawa Cooky padaku!"
Gadis itu memberengut sebal. Hoseok malah tertawa meledek. Ia melenggang pergi tanpa memedulikan adiknya yang sudah menghentakkan kaki berkali-kali di lantai.
"Cooky sudah bosan dengan wortel. Sekali-kali beri dia biskuit," cibirnya dengan kedua tangan bersedekap di depan dada. Kepalanya melongok kembali dari balik pintu dapur hanya untuk melihat ekspresi kesal sang adik.
"Mana ada hewan herbivora makan biskuit!" Meski kesal nyatanya Yein masih gemar menanggapi ucapan Hoseok.
"Jungkook dan Cooky bukankah sejenis? Dia suka biskuit, pasti Cooky juga," Hoseok meneguk jus jeruk yang diambilnya dari dalam kulkas. Itu milik Yein. Jangan katakan pada gadis itu. Kalau tidak dia akan lebih mengamuk.
"Jangan samakan Cooky dengan Kak Jungkook!" Yein mengempaskan tubuhnya di sofa. Ia mengganti channel TV dengan asal. Kata-kata Jungkook saat terakhir mereka bertemu masih terekam jelas di otaknya.
Jika bukan karena Kak Hoseok, aku tidak akan mau melakukan ini.
"OOH baiklah penggemar Jungkook nomer satu. Aku tidak akan samakan pangeran kelincimu itu dengan siapapun," goda Hoseok dengan alis naik turun. Kemarin Yein pulang dengan wajah sumringah. Itu berarti kencan mereka berhasil.
Yein menoleh dengan senyum lebar menanggapi. Menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapi.
Persahabatan lebih berharga jika harus disandingkan dengan urusan cinta. Aku tidak mau jika kelak terjadi sesuatu diantara kita, akan merusak persahabatanku dengan Kak Hoseok. Kuharap kau bisa mengerti.
Hoseok berdecih pelan. Jika sudah mengangkat topik tentang Jungkook, sikap Yein pasti langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Seperti orang yang memenangkan lotere. Bahkan orangnya saja tidak ada di sini. Tapi lihatlah, semburat merah itu masih setia bertengger di pipi adiknya.
Jadi mulai sekarang, kumohon hilangkan perasaanmu padaku. Aku hanya ingin kita tetap berhubungan baik hingga nanti.
***
Jung Yein menggebrak keras meja yang ada di depannya. Beberapa orang gadis yang berasal dari kelas sebelah seketika terdiam. Mereka menoleh dengan kening berkerut dalam. Salah satu diantaranya berdiri. Membalas tatapan tajam Yein yang diselimuti amarah.
"Yak apa maumu?" Siswi yang Yein ketahui bernama Hwang Eunbi itu dengan berani menanyakan maksud dan tujuannya.
"Kuminta hapus foto Kak Jungkook yang kalian ambil diam-diam sekarang juga!" tegas Yein. Ia datang sendiri ke kelas itu tanpa teman. Nyali Yein memang sangat besar. Terlebih jika menyangkut tentang lelaki itu. Sedikit saja kau berbuat kesalahan emosinya akan naik.
Seperti pagi ini. Baru saja keluar dari ruang kelas, ia mendapati segerombolan gadis tengah mengendap untuk mencuri foto Jungkook. Itu kan ilegal. Mengganggu privasi sudah pasti. Dan sungguh amat sangat tidak sopan. Memangnya Jungkook itu konsumsi publik apa?
"Tidak mau! Lagipula apa urusanmu?" sentak Eunbi galak.
Bibir Yein menipis menahan geram yang semakin mendesak. "Jelas ini urusanku!"
"Heh jangan mentang-mentang kakakmu dekat dengan Kak Jungkook kau jadi bersikap seenaknya ya pada kami!"
"Iya. Memangnya kau ini pacarnya!" sahut gadis gembil berambut pendek yang merupakan tersangka utama pengambilan foto Jungkook itu.
Yein mengepalkan tangan erat. "Tidak harus jadi pacarnya 'kan untuk menegur hal yang tidak benar?"
Gadis bernama Jung Yerin menaikkan sebelah sudut bibirnya. "Kami melakukan ini karena tidak ada cara lain. Kami bukan dirimu yang bisa dengan leluasa berada di sekitar Kak Jungkook atau berfoto dengannya tanpa diusir!" tidak lupa ia mendorong bahu Yein dengan telunjuk tangan kanan.
"Singkirkan tanganmu dariku!" ucap Yein dingin. Yerin sedikit meneguk ludah melihat tatapan tajam Yein padanya.
"Iya kami sudah bekerja keras untuk mendapatkannya! Kau mana tahu hal itu sangat sulit bagi kami!" Hwang Eunbi menimpali.
"Dia mana tahu. Dia kan adik Kak Hoseok. Andai aku yang jadi adik salah satu dari Anak Bangtan. Pasti aku sudah jadi pacar Kak Jungkook!" sinis Eunha. Yah seperti kalian tahu, banyak gadis di luar sana yang sangat iri dengan Yein. Menginginkan ada di posisi Yein sebagai adik dari salah satu anggota Bangtan. Mereka berjumlah tujuh orang. Empat diantaranya sudah lulus tahun lalu. Tiga sisanya menduduki posisi pria paling diminati di seantero sekolah. Terutama maknae mereka yang bernama Jeon Jungkook. Pria yang hampir tidak terjamah gadis manapun semasa hidupnya. Hampir. Kecuali satu, Jung Yein. Ia satu-satunya gadis yang bisa dekat dengan Jungkook. Alasannya kembali lagi pada kasus pertama. Hubungan persaudaraan Yein dengan Hoseok.
Apa Yein harus berbangga akan hal itu jika sebenarnya itulah alasan paling utama Jungkook tidak mau menjalin hubungan dengannya? Yein ditolak mentah-mentah. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjadi kandidat kekasih Jungkook.
Yein sudah di Blacklist dari daftar! Tekankan itu!
"Mimpi saja sana," cibir Yein dengan senyum miring. Hei, semalang apapun nasibmu, sebisa mungkin orang lain tidak boleh tahu. Jadi tetaplah bersikap sombong supaya harga dirimu tidak terlalu jatuh.
"Gadis ini menyebalkan sekali!" seru Yerin gusar.
"Sudah sana pergi!" usir Eunbi.
Yein bergeming, ia menunjuk dengan dagu. "Hapus dulu foto Kak Jungkook baru aku akan pergi."
Eunha tampak menyembunyikan smartphonenya ke belakang tubuh. Ia menolak mentah-mentah perintah Yein.
"Mau kurebut paksa ya?" Yein maju tanpa takut. Eunbi menahan bahu Yein lalu mendorongnya keras. Tubuh Yein hanya mundur dua langkah. Tidak mampu menjatuhkan tubuh Yein meski dengan kekuatan penuh, Yerin membantu Eunbi menyeretnya keluar kelas. Yein yang tenaganya lebih besar, hanya berdiri sambil tersenyum. Menyingkirkan tubuh Yerin dan Eunbi yang tidak bisa dikatakan kurus sekaligus hingga tersungkur ke lantai, lalu berlari menerjang Eunha yang berteriak sambil berlari ke sudut kelas.
"Tidak! Kau tidak boleh menghapusnya! Aku mendapatkannya dengan susah payah!" Eunha meneriakkan kata-kata itu kembali. Tapi Yein tidak mau tahu, ia berhasil merebut smartphone dari tangan Eunha dan dengan cepat men-delete lima foto yang gadis itu ambil diam-diam.
"Ada berapa foto lagi?" tanya Yein sembari membuka folder galeri yang tersembunyi. Siapa tahu si penguntit ini banyak mengoleksi foto Jungkook.
"Kembalikan! Sudah tidak ada lagi!" seru Eunha dengan isak tangis ketidakrelaan. Harta berharganya dirampas begitu saja oleh gadis tinggi menyebalkan ini. Ia menarik-narik kaki Yein.
Sementara itu kedua temannya yang lain berlari menerjang Yein. Eunbi memeluk erat tubuh Yein dari belakang, sementara Yerin berusaha merebut ponsel yang Yein genggam erat-erat. Yein berusaha melawan, ia masih bisa menjambak rambut Yeri dengan tangan kirinya.
"AAAA LEPAAAAS!" teriak Yeri kesakitan. Eunha berusaha menolong dengan menggigit tangan Yein.
"YAAAAAAK!" Yein kali ini yang berteriak. Otomatis melepas tarikannya pada rambut Yerin. Karena kesal pada Yein, Yerin ganti menarik rambut gadis itu. Satu lawan tiga, jelas saja tidak seimbang. Tubuh Yein meronta dari pegangan Eunbi sementara ia masih kesakitan oleh tarikan tangan Yerin.
"Rasakan!" Yerin tertawa puas. Eunha segera mengambil kembali smartphone yang terjatuh setelah Yerin melakukan pembalasan pada Yein.
"LEPASKAN AKU SIALAAAAAN!"
TBC
FF balu. Nggak usah tanya yang lama karena lagi mampet semua. Hahaha..
Bakal lanjut kalau responnya bagus. Kalau nggak ya udah aku mah apa atuh,,
Update sesuka hati sesuai kondisi dan situasi.
Btw udah kangen lagi ma Jeongin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mine [√]
FanfictionKami sedekat nadi, kami bersama, kami saling berbagi, kami saling menyayangi, Tapi Dia...bukan milikku