"Paman Jungkook!"
Seorang gadis kecil berlari ke arahnya dengan sangat bersemangat. Itu Jung Mina. Usianya baru menginjak lima tahun. Putri semata wayang Hoseok dengan istrinya Mijoo. Seorang dancer dan pemilik sanggar tari sekaligus teman kuliah Hoseok.
Mina adalah salah satu kesayangan Jungkook. Karena Mina adalah satu-satunya keponakan perempuan dari anak Bangtan. Entah mengapa mereka lebih dominan memproduksi anak laki-laki dibanding anak perempuan.
Jungkook menciumi pipi Mina bertubi-tubi setelah gadis kecil itu berada dalam gendongannya. Jieun tidak berada di sisinya lagi. Sibuk menjamu tamunya yang lain.
"Paman kenapa suka sekali mencium pipi Mina?" tanya Mina saat Jungkook menatapnya sambil tersenyum.
"Karena Paman sayang Mina. Sayaaaang sekali!" jawab Jungkook yang membuat Mina mengangguk. Tapi bukan tanda mengerti, melainkan tatapannya tertuju pada Yein yang saat ini tengah bermain bersama anak-anak dari Jimin dan Taehyung.
"Itu artinya Bibi Yein juga sayaaaaaang sekali pada Paman ya?" pertanyaan polos Mina membuat salah satu alis Jungkook terangkat. Seingatnya tadi Yein tidak mencium pipinya seperti yang gadis itu lakukan pada anak Bangtan yang lain. Mereka hanya berpelukan saja. Lalu darimana Mina bisa menyimpulkan hal semacam itu?
"Bibi Yein sayang pada semua Paman-paman Mina," jawab Jungkook.
Jung Mina menggeleng cepat. "Bibi memang sayang pada semua Paman. Tapi Bibi Yein sangat sayaaaaaaang pada paman Jungkook. Ciumannya saja berbeda."
Jungkook pasti sudah gila jika membahas soal ciuman bersama anak kecil yang bahkan baru saja melewati masa balitanya. Hoseok bisa membunuhnya jika mengetahui hal ini.
Tapi rasa ingin tahu Jungkook melebihi rasa sayangnya pada nyawanya sendiri.
"Mina tahu darimana kalau ciuman Bibi Yein berbeda?"
"Mina lihat sendiri."
"Benarkah? Kapan? Mungkin Mina salah lihat. Paman Jungkook 'kan sudah lama tidak bertemu dengan Bibi Yein."
"Mina tidak mungkin salah lihat. Bibi Yein mencium Paman sambil menyebut nama paman juga."
Baiklah kedengarannya ini serius. Maka Jungkook sesegera mungkin membawa Mina ke sudut ruangan yang sedikit ditempati para tamu.
"Mina, bisa ceritakan dengan jelas sejak awal saat Mina melihat Bibi Yein mencium Paman?" kening Jungkook mengernyit geli saat menanyakan hal sensitif semacam ini. Seolah-olah Yein pernah menciumnya secara nyata, padahal tidak.
Gadis kecil itu mengangguk. "Waktu itu, saat Bibi Yein masih tinggal di rumah Mina, setiap Bibi pulang ke rumah, napasnya tidak enak sekali. Bicaranya juga tidak jelas. Bibi seperti orang gila. Kata Eomma itu namanya mabuk."
"Mabuk?"
Mina mengangguk.
"Setiap pulang? Malam hari?"
"Iya."
Jungkook menggigit bibir bawahnya geram. Apa-apaan ini? Yein mabuk? Ini tidak bisa dipercaya.
"Lalu saat Bibi sudah di kamar, dia terus memanggil nama Paman Jungkook. Bibi punya satu foto Paman dan menciumnya seperti ini," Mina memperagakan cara Yein mencium foto Jungkook dengan menempelkan tangannya ke bibir. Lama dan dalam. Seperti saat Jungkook menciumi Pipi Mina tadi tetapi yang ini lebih dengan nafsu. "Begitu Paman."
Jungkook melebarkan matanya terkejut. Tidak. Ini sudah sepuluh tahun berlalu dan tidak mungkin Yein masih menyimpan rasa padanya. Gadis itu pasti sudah melupakannya. Cinta monyet itu tidak mungkin bertahan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mine [√]
FanfictionKami sedekat nadi, kami bersama, kami saling berbagi, kami saling menyayangi, Tapi Dia...bukan milikku