-○○-
"Menyebalkan." Sakura memutar matanya, sambil membuka satu muka surat novel yang dia baca.
"Apa kau tidak merasa cemburu melihat Hyuuga dekat dengan Uchiha-kun?" Ujar suara disampingnya.
Sakura mengangkat matanya dan memandang dua sejoli yang sedang berbincang hangat dihujung kantin. Dia mendengkus, "Tidak." Balasnya singkat.
Tayuya membulatkan matanya berlebihan, "Serius? Kau tidak cemburu?"
Gadis bersurai merah muda itu mengelah napasnya, tidak lagi berniat untuk menatap Sasuke dan Hyuuga yang secara terang-terangan menantangnya. "Hentikan, Tayuya. Aku sedang sibuk." Desisnya.
"Well, oke. Aku akan diam." Ujar teman sekelasnya seraya menyesap jus-nya.
Gadis itu sudah mulai ya? Pikir Sakura menatap datar paragraph-paragraph di dalam novel percintaan biasa ditangannya. Sudah seminggu sejak kejadian itu, dan sejak itu juga Hyuuga Hinata membenarkan perkataannya untuk merebut perhatian Sasuke.
Untuk apa sebenarnya gadis itu memberinya kode segala? Kalau memang ingin merebut, rebut saja kan? Sakura tidak habis pikir. Selama ini juga dia memang tidak pernah memprioritaskan Sasuke di dalam hidupnya.
Pria itu hanya mantan teman kecilnya, tiada yang istimewa selain karena kecelakaan mereka tidur bersama dan akhirnya menikah diam-diam atas persetujuan Sasori, kakaknya. Sasuke juga bersikap normal seperti dirinya yang biasanya.
"Aku pergi, Tayuya." Ujarnya bangkit dari bangku kantin dan berjalan ke lorong menuju kelasnya.
.
Ponsel pinknya kembali terlempar ke atas kasur, dengan kemarahan yang semakin menjadi-jadi. Namun Sakura belum punya niat untuk membesarkan emosinya saat ini. Tapi kalau kalau dipikir-pikir, sikap Hyuuga dan Sasuke tidak bisa dia tolerensi lagi.
Mereka menyebalkan, pikirnya memijat pangkal hidungnya seraya mengembuskan napas beberapa kali. "Sial." Desisnya memikirkan Sasori belum memberinya kabar sama sekali.
"Bajingan bayi." Gumamnya menyentak selimutnya kasar dan bangkit dari kasurnya.
Tujuh kurang tigapuluh menit, bukan waktu yang tepat untuk tamu berlama-lama bertamu. Sasuke seharusnya sadar itu jika memang ini hanya pekerjaan sekolah, mereka bisa melakukannya di sekolah. Bukan dirumahnya.
Sakura memang berniat mengabaikannya, tapi mengingat gadis itu sudah melampau batasnya dia tidak bisa diam begitu saja. Terlebih lagi, ini sudah malam dan perlu diingat, ini rumah kakaknya.
Sialan! Pekiknya dihati, dia berhak untuk memutuskan siapa yang boleh bertamu ke sini. Termasuk mengusir siapa yang tidak layak bertamu kesini. Mengacak surainya sekali lagi, Sakura menyerah dan bangkit dari kasurnya.
Berkonsentrasi membaca novel dan berpura-pura tidak melihat betapa dekatnya Sasuke dengan Hyuuga belakangan ini, tampaknya justru membuatnya marah.
Mengabaikan semua itu, seperti yang dia pikirkan ternyata tidak mudah. Ketika dia memikirkan kelakuan gadis Hyuuya itu sudah sangat keterlaluan. Dia mengelah napas, sepanjang menuruni anak tangga.
YOU ARE READING
Cruel Revenge
FanfictionSasusaku Fanfiction Cinta tulus, dibalas kebencian yang pekat. Kebahagian indah, dibalas oleh kebohongan yang menyakitkan. Lalu bagaimana jika kebencian dibalas kebencian? Sakit dibalas oleh sakit? Bukankah justru akhirnya hanya saling menyakiti? "B...