Bab 5

2.4K 291 53
                                    



-○○-



Kelopak mata Sakura terbuka lebar, ketika menyadari sebuah sentuhan disekitar perutnya dan hembusan napas pelan menerpa lehernya. Dia membatu, seraya berpikir tentang kejadian semalam.

Kejadian setelah Sasuke menciumnya dan membawanya ke kasur. Setelahnya, Sakura tidak bisa mengingat secara detail apa saja yang mereka lakukan. Tapi meskipun demikian, Sakura bersyukur jika saat ini dia tidak mengingatnya dulu karena sangat yakin dirinya akan malu.

Dia melirik Sasuke dari hujung mata, dan melihat pria itu masih tertidur. Sinar matahari telah pun muncul menandakan jika sudah waktunya untuk memulai pagi. Dengan pemikiran tersebut, dia menyingkirkan tangan Sasuke diperutnya dan bangkit dari sana.

Tapi sebelum berniat untuk beranjak dari kasurnya, Sakura terlebih dulu menatap Sasuke lama, intens dan penuh makna. Anak matanya menyapu seluruh permukaan wajah remaja seusianya itu dengan alis mengerut.

"Cobalah mengenali dirinya

"Baiklah, aku akan berusaha untuk menerimamu, Sasuke." Ujarnya lalu menyipitkan matanya, "Jadi jangan mengecewakanku."

Dia termenung sejenak, menatap ke bawah selama lima menit. Setelah merasa keputusan yang dia ambil benar, dia bangun dan berjalan ke arah kamar mandi. "Karena kalau kau mengecewakanku, aku akan menghancurkanmu." Bisiknya serak.

Tepat ketika pintu kamar mandi tertutup, Sasuke membuka matanya dan merenung lama ke langit-langit kamar. Tak lama, senyum lebarnya timbul, sangat kontas dengan tatapan datarnya.










.





"Haruno-san!"

Sakura yang sedang menahan pintu kelasnya, menoleh ke asal suaranya. "Ya?" Tanyanya mengangkat alis.

Teman sekelas yang dia taksir bernama Sasame tampak mengatur napasnya, baru mendongak menatapnya. "Uchiha-san meminta anda agar ke gudang olahraga sekarang. Dia bilang, sangat penting. Kalau begitu saja permisi." Gadis bersurai orange nyentrik itu melewatinya tanpa menunggu tanggapan darinya.

"Hei!" Serunya, kemudian mendesah panjang sambil melirik jarum jam dipergelangan tangannya. "Ada apa dengan pria itu? Tidak biasanya." Gumamnya memutuskan untuk menemui Sasuke sesuai instruksi gadis tadi.

Beruntung para guru-guru saat ini sedang ada meeting satu jam, hingga dia tidak perlu berlari mengejar waktu hanya untuk memenuhi panggilan Sasuke. Dia mengelengkan kepalanya mengusir rasa tidak enak didadanya.

"Sasuke?" Panggilnya karena tidak merasakan hawa keberadaan seseorang di sana. Dia melirik sekitarnya, berharap agar Sasuke segera muncul.

"Ck. Ada apa sebenarnya? Sasame membohongiku?" Bisiknya memijat pangkal hidungnya. Tidak sadar sosok dibelakangnya.

Sakura mengumpat pelan, seraya melangkah meninggalkan gedung olaraga lama yang telah dibiarkan. Tapi dia tersentak kaget, akan rasa perih dibahunya dan disusul tarikan kasar di surainya.

"Apa-apa-akh!" Teriaknya meringis kecil karena dorongan sosok itu. Sakura melotot, "Apa masalahmu?"

Emelardnya memicing, gudang ini terlalu gelap sehingga dia sulit untuk melihat siluet seseorang dihadapannya. Sosok itu berjalan kearahnya dan berhenti tepat didepan sepatu sekolahnya.

Cruel RevengeWhere stories live. Discover now