-○○-
"Melawanku? Dengan sisa saham yang anda miliki. Begitu?" Ujar Sasuke datar.
Mata Sakura memicing tajam, "Apa anda meremehkan saya Uchiha-san?" Tanyanya sama datar.
Sasuke menahan bola emelard itu dengan tatapannya, baru setelahnya mendesah lirih dan berkata. "Baiklah saya menerima tantangan anda Haruno-san."
Memberikan tatapan terakhir pada Sasori, Sasuke bangun dari kursinya dengan Kabuto mengikutinya dari belakang. "Sebulan. Saya akan memberi waktu sebulan." Ujarnya menghilang dibalik pintu.
"Kau serius ingin melawannya Sakura?" Tanya Sasori sebaik siluet Sasuke tidak lagi terlihat dimatanya. "Kau pasti bercanda." Gumamnya lagi tertawa lirih.
"Tidak. Aku tidak bercanda Niisan." Jawab Sakura menekan jarinya keatas meja dan bangun dari kursinya lalu melangkah ke arah jandela kaca tepat dibelakang Sasori. "Aku tidak bercanda." Ulangnya mencicit.
Bola mata Sasori melebar, pria itu tampak mengeram marah. "Hentikan semua ini Sakura." Pintanya dengan suara datar.
Wajah Sakura mengeras, dia melirik kakaknya dari hujung mata. "Apa niisan takut?" Tanyanya datar.
"Tentu saja tidak."
Alis pink Sakura terangkat protes. "Lantas kenapa?" Tanyanya marah.
Kaki Sasori melangkah menghampiri adiknya dan meremas pundak wanita itu erat. "Kau baru lepasan SMA Sakura. Kau tidak tahu apa yang kau lakukan saat ini. Dunia persahaman lebih kejam dari apa yang kau pikirkan." Desisnya.
"...lalu kenapa?"
Pupil mata Sasori nyaris keluar dari rongganya tatkala mendapatkan jawaban yang tidak sesuai dia inginkan. "Ini bukan waktunya untuk balas dendam Sakura. Niisan tahu kau sangat membenci Sasuke, tapi jangan gunakan jalan kejam seperti ini hanya untuk-"
"Enough..." Desis Sakura menyela, wajahnya tertunduk kebawah membuat Sasori tidak bisa membaca ekspresinya. "Sudah cukup menghalangiku Niisan. Kau tahu kenapa aku berakhir menyedihkan seperti ini?" Bola mata zamrud itu terangkat kosong kearah Sasori. "Itu karena aku selalu mengikuti segala perintah niisan!"
"Niisan ingat waktu pertama kali niisan membawa lelaki itu ke rumah? Apa niisan pernah mendengar perkataanku? Apa niisan sedikitpun mengerti teriakanku!"
Sasori termangu, dia tanpa sadar melepaskan cengkeramannya di pundak Sakura. Tatapan adiknya seakan bisa menembus lapisan udara ditenggorokannya membuatnya sulit menarik napas.
Bibir Sakura gemetar, "Dan niisan juga yang memaksaku menikah dengannya, padahal aku sudah memohon dan memohon tapi niisan tetap mengabaikannya."
Napas Sakura tersegal-segal, dia mengigit bibirnya mengusir kabut menghalangi pandangannya. "Kenapa niisan terlalu baik?" Gumamnya nyaris berbisik namun semua itu sangat jelas ditelinga Sasori.
"Kenapa!" Teriak Sakura dengan linangan airmata.
Tinjunya terkepal, Sasori tidak berusaha untuk menjawab dan hanya memalingkan wajahnya ke samping menjauh dari tatapan frustrasi adiknya. Sasori tidak mau mengakui perkataan adiknya, tapi dia juga tidak bisa membantah karena memang benar, dia hanya seorang pecundang.
Bukan orang baik seperti yang Sakura katakan.
"Lelaki bajingan itu. Niisan sudah memberi segalanya untuknya. Keluarga, rumah dan kasih sayang. Tapi semua itu dia gunakan untuk menghancurkan niisan. Apa niisan belum sadar!" Teriak Sakura meremas skirt hitam pendeknya.
YOU ARE READING
Cruel Revenge
FanfictionSasusaku Fanfiction Cinta tulus, dibalas kebencian yang pekat. Kebahagian indah, dibalas oleh kebohongan yang menyakitkan. Lalu bagaimana jika kebencian dibalas kebencian? Sakit dibalas oleh sakit? Bukankah justru akhirnya hanya saling menyakiti? "B...