Bab 20 - Breathe Easy Part 2

2.3K 263 28
                                    



-○○-




"Sakura aku merindukanmu sangat." Ujar Gaara membawa tubuh proposional itu ke dalam pelukannya. "Apa kau baik-baik saja?" Dia menatap tubuh istrinya dari atas ke bawah.

"Cukup Gaara, aku baik-baik saja. serius. Buktinya, aku diperbolehkan keluar hari ini." Jawab Sakura mengendikkan bahunya lalu tersenyum lebar.

"Hm." Gumam Gaara mengangkat alisnya, membuat senyum dibibir Sakura semakin lebar.

Pemandangan itu membuat Sasuke terpaksa menelan ludah pahit yang terasa sakit dilehernya, bukan keinginannya untuk melihat kemesraan Sakura dan Gaara tapi karena dia memang ikut serta menjemput Sakura ke rumah Sakit, jadilah dia pun tidak memiliki pilihan lain selain turut menjemput Gaara dari bandara pagi ini.

Melihat pemandangan semacam itu, bukanlah keinginannya terlepas apa yang telah dia perbuat dibelakang Sakura selama ini. Setidaknya, dia ingin agar Gaara tidak usah masuk ke dalam lingkaran mereka.

Ya setidaknya, bisiknya dihati bersamaan dengan sebuah rangkulan dia rasakan dipundaknya. Oniksnya melirik, melihat senyuman hangat Sasori seperti yang dia kenal seakan mengatakan semua akan baik-baik saja.

Seandainya kenyataan seperti itu, pikir Sasuke menarik bibirnya ketika pandangan Gaara terarah padanya dan pria itu mengulurkan tangan menjabatnya. "Terima kasih karena repot-repot mau menjemput Sakura." Ujar suara itu datar tapi terselip kehangatan disana.

Sangat sempurna untuk berada disisi Sakura, Sasuke sekali lagi merendahkan dirinya dengan memuji seseorang. Sejak kapan dia memiliki pemikiran dangkal seperti ini? Apa sejak Sakura bukan lagi miliknya, dia berani merendahkan kepercayaan dirinya?

Sasuke masih bertanya hingga saat ini.

"Itu juga satu kewajiban bagi saya." Ujarnya mendapat respon tidak mengenakkan diwajah Gaara.

"Gaara, ikut aku sebentar." Pinta Sasori seraya melangkah tanpa menunggu penolakan sahabatnya itu.

Dia berjalan melewati kamar kecil di bandara dan ketika sampai di tempat agak sepi, dia berhenti begitu juga Gaara yang mengekorinya. "Hm. Aku rasa kau sudah tahu kenapa Sasuke..." Dia tidak meneruskan kalimatnya dan sebagai gantinya, Gaara menepuk bahunya singkat.

"Tidak perlu dijelaskan Sasori, aku tahu apa yang ingin kau bicarakan padaku." Kata bungsu Sabaku itu, tak lama menyipitkan matanya. "Tapi Sasori, hubungan mereka hanya sebatas saudara, persis seperti yang sudah seharusnya. Sakura masih istriku dan milikku."

"Ya. Tentu saja." Balas Sasori tersenyum paksa.

Gaara menarik sudut bibirnya. "Memang seperti itu Sasori. Aku tidak mungkin memberikan Sakura kepada lelaki yang tidak bisa membuatnya bahagia." Dia menatap lama Hazel Sahabatnya. "Disisiku, Sakura tidak akan kehilangan apa-apa." Lanjutnya sebelum memutar tubuh berjalan mendahuluhi Sasori yang termangu lama.

"Aku akan memastikannya dengan nyawaku sendiri." Gumam Gaara sekali lagi menyapa telinga Sasori, dia terdiam lama, menatap punggung lebar Gaara yang dibalut jaket hitam.

Dengan alis mengerut, dia melangkah searah dengan arah kaki Gaara menuju ke tempat Sakura dan Sasuke. "Gaara, apa kau akan kembali ke kantor atau...?" Tanyanya sedikit melirik Sasuke ketika Gaara merangkul pinggang kecil Sakura.

"Tidak. Aku akan menghantar Sakura dulu, setelah itu aku mau menemui Ayah ke Mansion." Jawab Gaara tersenyum tipis.

Sasori mengusap dagunya, "Well, Baik. Kau hantar Sakura, dan aku akan menghantar Sasuke." Ujarnya seraya menghampiri Sasuke.

Cruel RevengeWhere stories live. Discover now