Bab 21 - Look What You Made Me Do

2.3K 248 49
                                    






-○○-


"Uchiha Sasuke, ada tamu untukmu."

Bunyi besi dibuka membuat mata Sasuke yang sebelumnya dipejamkan terbuka, dia bangun dari kasur kayu dan berjalan kearah pintu besi keluar dari sana.

"Waktu bertamu hanya sepuluh menit." Ujar suara sang polisi itu sambil membimbingnya menuju ruang khusus untuk bertamu.

Sasuke masih mengingat dengan jelas saat pertama kali dia dinyatakan melakukan pembunuhan dan dipaksa menginap di jeruji besi atas kesalahan yang tidak dia perbuat.

Mungkin sekitar tiga hari, karena pihak polisi tidak menerima sebarang saudara untuk menemuinya. Alasannya, Sasuke sama sekali tidak bertanya. Karena dia pikir, penguatkuasa seperti mereka itu tidak akan bersusah payah memberitahukan alasannya.

Sebaik sampai, Sasuke langsung melihat wajah khawatir Sasori dan Gaara lalu raut tidak terbaca dari Sakura. Dia bergeming tepat di depan pintu, sang polisi yang membawanya tadi membiarkannya berada disana dan mundur hanya mengamati mereka.

"Sasori-nii." Gumamnya enggan meninggalkan tempat pijakannya.

"Sasuke, oh ibu." Desah Sasori menghampirinya dan merangkulnya pelan membawanya kearah bangu muat dua orang. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau bisa dipenjara?"

Surai ravennya bergerak ketika dia mengeleng, "Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saja ada polisi yang datang ke apartment." Ujarnya membuat desahan Sasori semakin keras di sampingnya.

Garaa melirik Sasori yang juga sedang menatapnya. Pria bermata jade itu mengambil tempat duduk didepan Sasuke dengan meja segi empat yang menghalangi mereka. "Apa kau punya musuh?" Tanyanya diikuti Sakura yang duduk di sebelahnya.

Mendesah lirih, Sasuke berdehem singkat "Mungkin saja." Jawabnya.

Bunyi meja ditonjok terdengar disusul suara keras Sasori. "Kita perlu pengacara hebat Gaara. Atau perlu, kita akan mengunakan uang untuk menyogok polisi sialan itu." Katanya marah.

Bola mata Sasuke melebar, "Sasori-nii kalian tidak perlu melakukannya. Maksudku kita bisa membawa ini ke pengadilan dan melawan mereka tanpa mengunakan jalan pintas seperti itu." Ujarnya panjang lebar.

Sakura menyipitkan matanya ketika mendengar kalimat pertama Sasuke, bibirnya tertarik datar sembari melirik Gaara yang mengangguk seakan menyetujui idea Sasuke.

"Aku setuju." Ungkap Gaara menyatuhkan kedua jarinya dengan tatapan terarah ke Sasuke lalu Sasori. "Sasori, kita tidak butuh pengacara. Sasuke juga tidak perlu menginap lebih lama di dalam jeruji besi. Jawabannya cuma satu, menemukan bukti dan pelakunya."

Mata Sakura memicing, bibirnya tergigit reflek mendengar perkataan suaminya. "Apa maksudmu?" Tanyanya dengan suara serak.

Putra Sabaku Rasa itu menatapnya intens, begitu juga dengan kakaknya. "Maksudku, aku akan mengeluarkan Sasuke dari sini secepatnya. Hanya beri aku sehari untuk menyiapkannya." Jawab Gaara.

Dia kemudian melirik sang polisi yang tampak ingin menghampiri mereka. "Beri kami lima menit lagi." Pintahnya datar. "Saya yang akan bertanggungjawab nanti." Katanya lagi saat polisi itu hendak mengabaikan permintaannya.

Jari Sakura terkepal erat, ketika oniks Sasuke terpusat kepadanya. "Gaara apa kau sadar dengan apa yang kau katakan? Sehari saja belum cukup untuk menemukan pelakunya." Desisnya datar tanpa menyadari tatapan tajam Sasori padanya.

Wajah Sasuke tertunduk, "Sakura benar, pelakunya mungkin sudah kabur ke luar nege-"

"Wait! Sejak kapan kau berpikiran sempit seperti ini Sasuke? Niisan tidak pernah melihatmu seperti ini dulu." Sela Sasori menatap Sasuke marah. "Gaara, katakan apa rencanamu."

Cruel RevengeWhere stories live. Discover now