Bab 7

2.3K 274 79
                                    




-○○-




Ditengah ramainya mobil yang melaju kencang melawan arus angin yang kuat, seorang wanita terlihat hendak menerobos demi mengejar sosok lelaki yang berlari tidak terkendali menjauhinya.

"Sasuke!" Airmatanya luluh, entah sudah berapa kali dia memanggil dan berteriak hingga tenggorokannya tercekat, perih dan menyakitkan.

Sakura tersungkur ke lantai aspal kering siang itu, dia tidak menyembunyikan kepedihan yang dia rasakan ketika ini. Ditambah bagaimana cepatnya mobil melaju cepat itu menabrak tubuh Sasuke dan semuanya menjadi gelap.

"Sasuke!"

Napas tercekat, peluh membasahi menjadi latar diwajah Sakura. Wanita itu tiada upayahnya seperti ikan yang memerlukan air untuk bernapas. Perasaan menyakitkan ini entah sejak kapan berada dihatinya.

Sehari setelah Sasuke memberinya senyuman tulus sebelum naik pesawat terbang dan meninggalkannya, Sakura merasa hanya sesak lalu menghilang. Esoknya tidak ubahnya seperti hari-hari biasa.

Dua minggu mendatang, sesak itu kembali datang tapi tidak menggerogotinya sekejab tapi berjam-jam dan rasanya amat menyiksanya. Dan puncaknya sebulan berlalu, perasaan itu semakin mendesak.

Sakura sulit memikirkan sesuatu untuk pikirannya yang tidak sejalan saat ini. Dan sekarang dia bukannya mendapatkan solusi atau jawaban atas tanda tanya dikepalanya dan malah memimpikan pria itu yang kecelakaan didepan matanya sendiri.

Matanya terpejam erat, lalu terbuka dan tergerak meninggalkan kasurnya mendekati meja riasnya dan menyentuh ponselnya. Sakura menekan digit nomor yang sudah dia hapal dan menempelkannya ke samping telinganya.

Panggilannya lama tersambung, sekitar tiga kali dia menelefon, pria diseberang baru mengangkatnya dan berkata parau. "Sakura? Kau belum tidur?" Ada tanda tanya dibalik nada datar Sasuke.

Sakura meloloskan desahan panjang, "Aku terbangun. Sasuke? Kau dimana sekarang?" Tanyanya mencubit pahanya yang dibungkus gaun tidur malam.

"Tentu saja di rumah. Ada apa? Sesuatu terjadi? Sa-"

"Tidak. Aku hanya bertanya. Kalau begitu aku tutup Sasuke. Selamat malam."

Tidak menunggu tanggapan Sasuke di seberang, Sakura menutup sambungan sepihak sambil mendudukkan pantatnya ke sofa dan merenung lama disana. "Perasaan menyesakkan apa ini?" Gumamnya meremas jantungnya.











.










Mug diantara jemarinya bergetar, tidak sekali tapi berkali-kali. Dan itu terjadi seharian ini. Sakura mulai takut terhadap dirinya sendiri. Tidak hanya pada dirinya, tapi pada semua objek yang menjadi tatapannya.

Benda-benda mati dihadapannya seakan sedang mengejeknya, membuatnya sangat jijik untuk berlama-lama menyorot matanya ke arah sana. Mengelihkan. Bisiknya dihati sambil mengabaikan mug di atas meja makan dan bangkit dari sana.

Cruel RevengeWhere stories live. Discover now