-○○-
Pernikahan berakhir penuh khidmat, diakhiri senyuman kedua mempelai pengantin. Sasori berada di hujung, melihat kedua senyuman beda kelamin itu. Dia bahagia melihat adiknya sudah bisa lagi tersenyum seperti dulu.
Walaupun Sasori tidak tahu apakah dia patut bahagia dengan apa yang terjadi dengan Sasuke. Dia bukan buta tidak melihat ekspresi hancur lelaki itu. Tebakannya memang tidak pernah salah selama ini.
Sasuke memang mencintai adiknya.
Dia salah karena menyembunyikan fakta kematian Itachi, kalau saja dia menceritakannya jauh-jauh hari, mungkin Sakura dan Sasuke tidak perlu bercerai dan menikah dengan orang lain.
"Itachi, apa yang akan kau lakukan ketika berada diposisiku?" Bisiknya menatap langit-langit hotel.
"Niisan." Sakura memiringkan kepalanya dan menarik bibirnya membentuk senyum. "Ada apa niisan?"
Sasori mengeleng sambil menyentuh pelan kepala adiknya dan mengusapnya. "Kau bahagia?" Tanyanya lembut.
"Entah." Gumam Sakura menerawang sejenak, kemudian menatap hazel serupa dengan almarhum ibunya. "Tapi perasaanku mengatakan, aku akan bahagia niisan. Gaara adalah lelaki terbaik untukku."
"Ya." Sasori mengusap hidungnya sebelum menarik tubuh semampai Sakura dan memeluknya. "Niisan akan mendoakan kalian." Katanya menatap lirih punggung lebar Sasuke yang sepertinya akan pulang.
"Sasuke, apa yang akan kau lakukan?"
Pada pukul sepuluh tepat, bertepatan dengan berakhirnya pernikahannya. Sakura sudah menganti gaunnya dengan dress dilapisi cardigan gelap dan mengenakan kacamata hitam menyembunyikan bola hijau zamrudnya.
"Gaara, mau ikut?" Tanyanya melirik pria itu dari kaca riasnya.
Gaara sedang menarik dasinya dan menyampirkan jas hitamnya. Dia mengeleng pelan. "Tidak. Ada berkas yang harus aku selesaikan malam ini juga." Ujarnya menatap punggung Sakura.
"Bersenang-senanglah." Katanya memungungi Sakura untuk menarik berkas di atas kasur. Dia agak tersentak ketika sebuah jemari menyentuh pundaknya. "Sa-" jadenya melebar saat satu kecupan bersarang dipipinya.
"Sakura...?" Gumamnya terbelalak, sadar dia tidak sedang bermimpi.
"Terima kasih Gaara. Aku janji tidak akan lama." Sakura mengedipkan sebelah matanya lalu melambai seraya melangkah ke pintu.
Sakura sedang mengusap matanya sambil menekan rem gas ketika klub malam temptnya bertemu dengan Hyuuga berada didepan mata. Dia keluar dari mobil, dan berjalan tenang ke arah pintu
"Hyuuga. Ada apa?" Tanyanya mengambil tempat disamping Hinata.
"Ini." Ujar Hinata pelan sembari menyodorkan sebuah sampul. "Disana terdapat informasi mengenai masa lalu Miura Shion dan hubungannya dengan lelaki lain sebelum bertemu Sasuke." Bibirnya tersenyum. "Aku rasa kau membutuhkannya."
Sakura belum membuka sampul tersebut, matanya menyipit waspada. "Apa maksudmu memberikan info tentang masa lalu Shion? Saya tidak membutuhkan apapun dari anda. Jad-"
"Haruno Sakura, kau mungkin berkata sekarang kau tidak membutuhkannya. Tapi informasi itu sangat berguna untukmu menghancurkan kelinci itu." Hinata bangun dari kursi bar dengan seringaian terbayang diwajahnya. "Jangan lupa perjanjian kita." Tekannya datar seraya meninggalkan Sakura.
YOU ARE READING
Cruel Revenge
FanfictionSasusaku Fanfiction Cinta tulus, dibalas kebencian yang pekat. Kebahagian indah, dibalas oleh kebohongan yang menyakitkan. Lalu bagaimana jika kebencian dibalas kebencian? Sakit dibalas oleh sakit? Bukankah justru akhirnya hanya saling menyakiti? "B...