-○○-
Di dalam sebuah apartment dengan hanya dibantu cahaya dari spotlight, di atas sofa seorang wanita duduk anggun sambil menyesap anggur digelas berkaki diantara jarinya. Siaran tv memutarkan tentang cuaca yang akan terjadi besok dan semacamnya.
Iris mutiaranya tergulir menatap langit pada malam itu terlihat indah ditemani butiran bintang berkelip-kelip. Ada senyum membayang dibibir Hinata ketika memikirkan berita yang akan diberikan Tayuya padanya nanti.
Tetapi ada senyum sinis juga yang terselip disana, "SG Company ya? Apa yang aku dapatkan kalau membantu perusahan itu. Hm." Gumamnya mengusap bibirnya.
"Hentikan senyum menakutkanmu itu." Ketus suara yang baru muncul dari pintu.
Hinata mengangkat alisnya, dia terlalu lama termenung hingga tidak sadar kedatangan Tayuya. "Bagaimana?" Tanyanya meletakkan anggurnya ke atas meja.
Wanita yang menjadi patnernya beberapa hari ini mendesah panjang. "Dia menolak." Katanya dengan nada bosan.
Alis Hinata mengerut tidak suka, "Menolak? Apa kau sudah memberikan tawaran padanya?"
Mengendikkan bahunya, Tayuya menyentuh gelas kosong di atas meja dan menuangkan anggur kedalamnya lalu menegaknya tandas. "Sudah. Dan dia tetap menolak. Sepertinya dia tidak tertarik. Entahlah." Jawabnya masih dengan nada bosan.
"Dia tidak mungkin tidak tertarik. Tayuya." Ujar Hinata menyandar sambil melipat tangannya. "Perusahannya sudah seperti nyawa ikan, dia tidak akan berpikir dua kali untuk menerima tawaran kita."
"Tapi kenyataanya?" Gumam Tayuya memejamkan matanya. "Sudahlah lagipula tanpa Sakura kita berdua boleh menghancurkan Sasuke." Dia membuka sebelah matanya dan mengamati Hinata yang mengeraskan rahangnya. "Apa kau takut. Heh?"
"Takut?" Ulang Hinata memasang ekspresi tidak percaya. "Kita pernah berhubungan dengan Sasuke, dan aku tahu tipu daya dia seperti apa." Matanya memicing, "Jangan bilang kau lupa, bagaimana Sasuke dengan mudah memanfaatkan wanita demi rencananya. Huh.?"
"Ck." Decih Tayuya pelan, dia membuang wajah ke samping. "Terus apa manfaat Sakura dalam rencana kita?"
Hinata terkekeh kecil, "Kau tidak perlu bertanya Tayuya, kau sudah tahu apa manfaat wanita itu dan gunanya dia dalam rencana kita."
Tayuya menatap wanita dihadapanya lama, sebelum membuang pandangan ke arah anggurnya lagi. "Tapi dia sudah menolaknya." Katanya tenang.
"Kali ini tidak akan." Gumam Hinata menyeringai tipis, "Hubungi dia dan atur pertemuan kami."
Gelas terhenti tepat dicelah bibirnya ketika mendengar permintaan Hinata. Tayuya mengabaikan aroma anggurnya dan mengerutkan alisnya bingung. "Apa yang kau rencanakan Hinata?"
"Tentu saja menaburkan garam didalam luka yang belum tertutup itu." Desis Hinata dengan seringaian ganjil dibibirnya.
.
"Tuan Uchiha kita sudah sampai." Ujar Kabuto melirik Sasuke dari kaca.
YOU ARE READING
Cruel Revenge
FanficSasusaku Fanfiction Cinta tulus, dibalas kebencian yang pekat. Kebahagian indah, dibalas oleh kebohongan yang menyakitkan. Lalu bagaimana jika kebencian dibalas kebencian? Sakit dibalas oleh sakit? Bukankah justru akhirnya hanya saling menyakiti? "B...