-○○-
Emelardnya masih basah, sisa-sisa kesedihan masih menutupi wajahnya. Namun Sakura rasa ekspresi itu belum cukup membayar kesakitan yang dia rasakan didadanya saat ini.
Memikirkan keputusan dalam sehari sungguh membuatnya hampir depresi, tapi dia tidak punya apa-apa lagi yang akan dia pertahankan disini. Apa lagi, Bisiknya dihati.
Cengkeramannya terhadap bajunya semakin kuat, tas sudah tersedia disampingnya dan hampir penuh oleh baju-bajunya dan sekali lagi dia termenung ditemani desahan panjang yang dia tiupkan dari celah bibirnya.
Pada baju terakhir dia simpan dalam bagasi hitamnya, bersamaan pintu kamar dibuka tanpa diketuk dan suara suaminya terdengar. "Sakura kau mau kemana? Untuk apa kau mengemasi baju-bajumu?" Tanya suara briton itu panasaran.
Menarik resleting tasnya, wanita bersurai senada bunga sakura itu menjawab tanpa menoleh. "Aku akan pergi."
"Pergi?" Gumam Gaara sembari melangkah menghampiri Sakura. "Pergi kemana? Kau tidak memberitahu apapun padaku."
"Kau sudah melihat berkas di atas kasur?" Tanya Sakura tanpa menjawab pertanyaan Gaara, dia menoleh sambil menjinjit koper hitamnya.
Berkas berwarna hitam teracung cepat kearah Sakura, "Maksudmu berkas ini? Maksudmu apa Sakura, aku tidak mengerti." Katanya datar.
Bola mata Sakura terarah ke berkas itu lalu ke mata Jade Gaara yang mengamatinya lekat, "Surat penceraian. Aku ingin kau menandatanganinya." Ujarnya tanpa ekspresi.
Sedetik mata Gaara melebar, sebelum pria itu melempar berkas itu ke atas kasur. "Untuk apa aku menandatanganinya? Kita tidak punya masalah apa-apa Sakura." Ucapnya.
"Kita memang tidak punya masalah apa-apa." Gumam Sakura mendesah lirih. "Tapi untuk apa lagi kau mempertahankan pernikahan kita dan mempertahankan istri cacat seperti aku?"
Rahang Gaara mengeras, "Kau tidak cacat Sakura. Dan ya, aku akan mempertahankan pernikahan kita sampai kapanpun." Desisnya.
Sakura memalingkan wajahnya kesamping, mengusir kabut yang menghalangi pandangannya. "Kalau begitu izinkan aku bertanya padamu." Cicitnya kemudian menoleh menatap Gaara. "Untuk apa kau mempertahankan wanita seperti aku? Wanita yang tidak pernah bisa memberikanmu kebahagian. Wanita yang penuh dendam sepertiku? Wanita yang bahkan tidak memperdulikanmu Gaara."
Bibir tipis Gaara tertarik samar. "Aku menikahimu karena aku mencintaimu. Aku mempertahankanmu dan pernikahan kita karena aku mencintaimu Sakura. Seharusnya kau sudah tahu jawabannya." Katanya lembut.
"Tidak." Seru Sakura dengan belah bibir gemetaran. "Aku sama sekali tidak mengerti dan aku juga tidak tahu Gaara. Sebenarnya apa yang kau lihat dalam diriku? Aku hanya seorang ibu yang bahkan tidak mampu mempertahankan anak-anaknya. Dan aku juga hanya wanita cacat yang tidak pernah bisa memberikanmu anak. Aku hanya wanita yang kehilangan segalanya. Apa bagusnya diriku?"
"Sakura." Bisik Gaara sendu, "Aku tidak pernah melihatmu seperti itu. Tentang anak, kita bisa mengadopsi. Masih banyak cara lain yang bisa kita lakukan selain perpisahan." Ujarnya hendak menyentuh lengan Sakura tapi sebaliknya Sakura malah menjauh.
"Kau salah Gaara!" Teriak Sakura membiarkan cairan liquid yang sejak tadi ditahannya terjatuh mulus kepipinya. "Tiada satupun di dunia ini yang sanggup menerima kenyataan kalau istrinya tidak bisa mengandung lagi!"
Tenggorokan Gaara tercekat, langkahnya termundur kebelakang, matanya memanas. Terlalu banyak wanita yang pernah hadir dalam hidupnya begitu juga dengan cinta yang bisa mudah dia dapatkan. Tapi demi tuhan, dia hanya menginginkan satu wanita seumur hidupnya.
YOU ARE READING
Cruel Revenge
FanfictionSasusaku Fanfiction Cinta tulus, dibalas kebencian yang pekat. Kebahagian indah, dibalas oleh kebohongan yang menyakitkan. Lalu bagaimana jika kebencian dibalas kebencian? Sakit dibalas oleh sakit? Bukankah justru akhirnya hanya saling menyakiti? "B...