Rutinitas

280 35 5
                                    

Kisah ini berawal dari seorang siswi SMA yang gemar menuliskan kisah dihidupnya dimeja atau bangkunya setiap pulang sekolah, ketika teman-temannya sudah pulang.
Jika ia senang, maka ia akan menulis, "ureshii" (menyenangkan), namun jika ia sedih maka ia akan menulis, "kanashii" (menyedihkan).
Semuanya dia lakukan agar tidak merasa bosan. Namun, jika hari itu dia merasa sedih, selepas pulang sekolah setelah selesai menuliskan perasaannya dibangku, ia akan duduk dipojok kelas sambil menangis tersedu-sedu.

Hingga suatu ketika, makhluk lain pun berdatangan karena terusik oleh tangisan gadis bernama Mirai itu. Karena merasa terusik, mereka memberi tawaran bantuan kepada Mirai dengan syarat, ia harus membunuh teman-teman satu kelasnya.

☆☆☆

Sepulang sekolah, Mirai langsung menuliskan "kanashii", lalu mendatangi sahabatnya yang berbeda kelas. Mirai pun mengatakan yang sejujurnya bahwa ia sangat tertekan dengan kehidupannya. Seringkali ia diejek oleh teman-temannya karena sering mengamuk tanpa sebab dikelas. Ia selalu menangis dipojok kelas ketika pulang sekolah.

Lisa, sang sahabat Mirai pun langsung memeluk dan menepuk punggung sahabatnya itu, sambil berkata, "hey, kau ini gadis kuat bukan? Kenapa kau menangis?! Hapus air matamu sekarang!" Mirai langsung menghapus air matanya dengan kasar.

Lisa adalah sahabat yang hebat bagi Mirai, semua ucapannya selalu Mirai turuti.

Tiba-tiba Mirai mengatakan akan hal selanjutnya... bahwa ia akan membunuh teman-teman sekelasnya satu persatu, agar dia bisa bahagia.

Seketika Lisa terkejut akan omongan Mirai tadi, "kau ini gila ya?! Demi bahagia saja kau harus membunuh seluruh teman satu kelasmu! Itu perbuatan keji tau tidak!!!" bentak Lisa, Mirai pun terdiam.

Tiba-tiba Mirai berkata, " ya, aku memang gila! Bahagia saja harus membunuh teman-temanku. Aku tau itu perbuatan keji, tapi aku lelah dengan semua ini?! Bayangkan kalau kau berada diposisiku saat ini. Apa kau kuat?! Mungkin kau sudah bunuh diri😏?!!"

Tangan Lisa sudah tak tahan lagi untuk menampar Mirai. Namun, ia sadar bahwa peristiwa yang di alami sahabatnya itu sangat menyedihkan. Mirai benar, jika Lisa berada diposisi Mirai, maka ia akan bunuh diri demi kabur dari permasalahannya. Tangan Lisa pun mulai menurun dari hadapan Mirai sebelum ia menamparnya. Seketika itu pula Lisa memeluk kembali sahabatnya itu.
Namun, Lisa tetap melarang Mirai untuk membunuh teman-temannya. Tetap saja, Mirai akan melakukan itu bagaimana caranya. Lisa hanya bisa diam termenung memikirkan nasib sahabatnya nanti.

***

Esok harinya, Mirai masih dalam keadaan murung, datang kesekolah sangat pagi. Ia menaiki tangga untuk bisa menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Satu persatu anak tangga ia lewati. Hampir saja sampai ke lantai 2, tiba-tiba bayangan kabut mengalihkan perhatiannya. Hingga membuat tali sepatu yang ia pakai terinjak. Langkah kakinya tak seimbang membuatnya hampir terjatuh kebawah. Untung saja Ciko, teman laki-laki sekelasnya sudah berada dibelakang, dan menangkap Mirai sebelum terjatuh.
Tak disangka, sang pujaan hati Mirai, menolongnya. Jantungnya berdetak kencang, keduannya saling bertatapan. Mereka terdiam beberapa saat hingga pada akhirnya Lisa memanggil nama Mirai dari kejauhan. Mirai langsung berdiri dan mengucapkan terima kasih kepada Ciko. Mirai tersenyum kepada Ciko, dengan segera Ciko membalas senyuman tipis Mirai. Cepat-cepat Mirai berlari menuju Lisa untuk jalan bersama menuju kelas mereka yang saling berdampingan.

Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan adegan yang tidak dimengerti.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa voment ya:)

Ohayou Mirai |[Sedang Direvisi!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang