Mereka Tak Tahu!

29 11 0
                                    

"Astaga! Maaf, maaf. Aku tak melihatnya! Maafkan aku!" Ciko membungkukkan badannya di depan seorang laki-laki berbadan atletis.

"Iya, tak apa. Lain kali hati-hati." Orang itu mengangkat pundak Ciko agar dia berdiri tegak.

"Iya, sekali lagi maafkan aku tuan! Aku pergi dulu!" Dia bergegas pergi meninggalkan pria itu.

Namun, laki-laki itu justru menahan dirinya. Otomatis Ciko membalikkan badannya.

"Ya, ada apa?" Mereka saling berpandangan.

"Kau tahu dimana UGD tepatnya? Tadi kutanya salah satu perawat, tapi dia tak memberi informasi yang cukup. Jadi, aku tak tahu dimana tempatnya."

"Oh, kau hanya berjalan lurus. Disebelah sana ada lorong besar. Berjalanlah ke arah sana, kau akan menemukan tempatnya. Sebenarnya kau bisa lewat pintu depan. Namun, karena kau sudah berada di sini. Ya sudah."

"Bisa tolong antarkan? Aku sudah terburu-buru."

"Ba-baiklah."

Mereka berdua berjalan bersama menuju ruangan paling sibuk itu. Koridor demi koridor mereka lewati, tanpa basa basi. Mereka membisu selama beberapa saat. Sampai akhirnya laki-laki tersebut bertanya pada Ciko.

"Ngomong-ngomong, siapa namamu, anak muda?"

"Namaku, Ciko. Ryuto Ciko!"

"Namaku Kaito Takahashi. Kau bisa memanggilku Kaito."

"Baik, Kaito-san! Senang berkenalan denganmu! Mmh... Sebentar. Memangnya kau sedang mencari siapa di ruangan itu?"

"Seorang gadis menengah atas dengan rambut hitam panjang dan luka dibagian tangannya."

"Mirai?"

"Hah! Itu maksudku! Aku terlupa namanya. Hahaha." Kaito tertawa kecil, namun membuat para wanita disekitarnya melirik padanya. Ya tentu saja kalau bukan karena tampangnya.

♦♦♦

"Mirai, kau mau makan? Tadi sudah kubelikan Taiyaki di kantin rumah sakit. Tenang saja, ini aman untukmu."

"Tidak, aku tak lapar. Terimakasih." Mirai terlihat nampak lesu sambil mencoba berbaring kembali di ranjang yang cukup empuk itu.

"MIRAI! ASTAGA KAU INI KENAPA? KAU MEMBUATKU KHAWATIR SAJA!" Tiba-tiba Lisa membuka pintu.

"Hey, ini rumah sakit. Jangan teriak-teriak seperti itu!" Arata mengingatkan.

Lisa yang terlihat malu, langsung berlari ke arah Mirai dan duduk di salah satu sisi ranjang. Mengelus lembut rambut sahabatnya itu.

"Biarkan dia istirahat. Dia pasti masih trauma dengan kejadian tadi."

"Hey, kau ini. Bukankah kau laki-laki yang menabrak dan membuatku terjatuh ditangga sekolahkan! Dasar laki-laki tak tahu diri! Bisa-bisanya kau berduaan dengan sahabatku!"

"Apa-apaan kau ini! Jangan salah paham dulu! Aku hanya menemaninya disini, menunggu Ciko datang kemari. Enak sekali kau menamaiku laki-laki tak tahu diri! Kau yang tak tahu diri! Rumah sakit bukan tempatnya berteriak-teriak seperti tadi! Mengganggu saja!" Arata tak kalah tinggi nada bicaranya.

"Sialan! Diam kau!"

"Kalian ini sama-sama keras kepala rupanya." Mirai menutup matanya.

Pintu terbuka tiba-tiba. Mengejutkan mereka yang sejak tadi berdebat di ruang UGD. Ternyata itu adalah Ciko dan Kaito. Lisa yang sudah lebih dulu kenal dengan Kaito terkejut dan berdiri dari duduknya.

Ohayou Mirai |[Sedang Direvisi!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang