Kini wajahnya memerah, apa yang di ucapkan Lisa membuatnya terasa malu. Ia tak percaya bahwa sang pujaan hatinya sering menyapa diam-diam.
"Ah, sudahlah. Lebih baik kita pulang. Matahari sudah mulai menghilang." Kata Mirai mengubah pembicaraan.
"Baiklah."
Merekapun pulang dengan taksi yang berhenti di depan taman. Sesampainya di rumah, Mirai mengganti seragamnya dengan baju tidur. Tangannya terangkat keatas, meregangkan otot-ototnya. Dan membaringkan tubuhnya di atas kasur untuk beristirahat.
Ditengah-tengah tidurnya, ia terusik dengan adanya suara aneh dari kamar mandi. Awalnya hanya suara gemericik air, ia tak merasa keberatan. Namun, lama-lama suaranya semakin keras. Sesekali terdengar bunyi tetesan air, kemudian berganti dengan gemericik air. Membuatnya sulit tertidur. Diambilnya earphone dan menyalakan beberapa lagu untuk menghilangkan suara gemericik air tersebut dari telinganya. Awalnya lagu terdengar merdu hingga pada menit-menit terakhir berubah menjadi bunyi statis yang tak disadari oleh Mirai. Bunyi statis itu semakin keras hingga membuat Mirai terbangun. Bunyi itu berhenti, Mirai menutup matanya kembali. Hanya selang beberapa detik, earphone nya berbunyi kembali. Suaranya samar-samar, hanya seperti seseorang berbicara sendiri tanpa ada lawan bicara. Kemudian terdengar rintihan, yang kemudian berubah menjadi tangisan. Dilepaskannya earphone itu dari telinganya. Namun, suara masih terdengar ditelinga Mirai. Ia pun berusaha mencari sumber suara.
Awalnya ia menggeledah seluruh barang-barang miliknya dikamar. Tak ditemukan apapun dan siapapun. Akhirnya ia berjalan menelusuri rumahnya. Melewati koridor rumah yang berdampingan dengan kamar-kamar saudara dan ibunya. Hingga akhirnya ia sampai di bagian belakang. Tepat didepan kamar mandi miliknya. Beberapa saat ia menatap kamar mandi kosong itu. Tak terjadi apa-apa, hingga setelahnya terdengar dorongan pintu kamar mandi dari dalam. Bagai seseorang meminta pertolongan. Ia pun membuka pintu perlahan. Setelah terbuka, tak ditemukan apapun didalamnya.
Mirai membalikkan badannya, kembali menuju kamar. Belum sempat menutup pintu kamar mandi, suara gemericik air kembali terdengar. Kali ini seperti suara orang mandi. Seketika ia membalikkan badannya ke arah sumber suara.
Seorang wanita tanpa kulit kepala tengah membersihkan dirinya dari lumuran darah yang menyelimuti dirinya. Matanya hitam pekat. Tubuhnya telanjang di ... Kini wajahnya menatap sinis Mirai. Ia pun mendekati Mirai dengan gontai. Tubuhnya tak lagi seimbang. Tengkoraknya tepat berada di depan wajah Mirai. Dengan santai nya Mirai menepis tengkorak itu hingga terjatuh, menggelinding di lantai kamar mandi. Dengan segera ia meninggalkan potongan tubuh dan tengkorak terpisah itu di kamar mandinya.
Esok harinya Mirai datang ke sekolah dengan sangat santai, damai, tanpa menunjukkan kesan takut dan menyesal pada dirinya sendiri. Pagi itu ia bertemu dengan Lisa, mereka berangkat ke sekolah bersama dengan mobil Lisa. Setelah sampai, keduanya berpisah di lantai dua bangunan sekolah itu. Sebelum berpisah, Lisa sempat berteriak pada Mirai.
"Mi-chan! Tunggu aku pulang nanti!"
Mirai hanya menatapnya dan kembali berjalan menuju kelas.
Setelah itu datanglah Ciko dan seorang laki-laki yang tak Mirai kenal. Laki-laki itu menatap ke arah Mirai sambil terheran. Mirai menatapnya datar tanpa ekspresi. Ciko dan laki-laki itu mulai berbicara. Entah apa yang mereka bicarakan, namun sesekali laki-laki itu menatap aneh Mirai. Dia seperti tau ada kejanggalan dari gadis cantik berwajah datar itu. Mulutnya mendekat pada telinga Ciko.
"Kau merasa aneh tidak dengan gadis itu?" Bisiknya pada Ciko.
"Tidak, dia memang seperti itu kawan. Sudahlah lupakan saja, mari ku kenalkan dengan dia."
"Kau gila? Aku tidak suka berkenalan dengan gadis pendiam seperti dia, membosankan!" Ucapnya lirih.
Mirai memang kini bukan seorang manusia yang utuh, jiwanya sudah dikuasai oleh Mereka. Sehingga Mirai dengan mudah dapat mendengar suara-suara lirih, bahkan suara yang tak bisa manusia biasa dengar.
Tangan Ciko menarik paksa tangan laki-laki itu dan berjalan menuju arah Mirai.
"Ohayou! Apa kabar Mirai? Kenalkan ini murid baru dikelas kita!"
"Oha. Ya, salam kenal."
"Hey, kau kenalkan namamu pada Mirai! Jangan diam saja!"
"Ah, ya. Ohayou, Mirai! Watashi no namae wa Akihiro Arata. Yorushiku onegai shimasu!" (Hai, Mirai! Namaku adalah Akihiro Arata. Senang berkenalan denganmu!)
Mirai menatapnya sekali lalu kembali menutupi wajahnya dengan kedua lengan. Kedua laki-laki itu saling menatap heran. Dan akhirnya meninggalkan Mirai di tempat.
Ketika bel masuk berbunyi, semua orang masuk ke kelasnya masing-masing. Namun tidak dengan Ciko dan Arata. Mereka tak tahu entah dimana. Sudah lebih dari tiga puluh menit belum juga memasuki kelas. Setelah beberapa lama akhirnya mereka datang, di ikuti seorang guru yang tak akan bisa mereka lupa. Ya, Pak Takai! Pak Takai memperkenalkan siswa baru itu didepan kelas. Karena sebenarnya hanya Ciko dan Mirai yang kenal Arata di kelas itu. Setelah memperkenalkan diri, Ciko langsung menyuruh Arata untuk duduk di sebelahnya. Karena teman sebangkunya kini sudah pindah tempat.
Lepasnya, Pak Takai memulai pelajaran. Hingga akhirnya sampai pada waktu jam istirahat.
Konnichiwa Minna:D
Cie yang setia sama author:"" eh maksudnya cerita author hehe:v
Btw maapin buat temen-temen yang pengin OM up cepet, soalnya thor gabisa mikir alur cerita dengan secepat kilad:D alias thor males and seebouk, jadi tolong dimaklumi hehe:"">
JANGAN LUPA VOTE KOMEN DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN!!!
voment kalian sangat berharga
#bantuauthorjadiseorangpenulis:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Ohayou Mirai |[Sedang Direvisi!]
TerrorKisah kehidupan siswi SMA yang telah membunuh anggota keluarganya. Dia tak tahu harus berbuat apa setelahnya. Kegelisahan, ketakutan, dan kegelapan menyelimuti dirinya. Kehidupan gadis tersebut berubah setelah seseorang menemuinya. Namun, rasa men...